Kunci sukses bagi sebagian orang bukanlah ditentukan oleh faktor harta dan tahta semata, tetapi lebih pada seberapa besar upaya dan kerja keras yang ia lakukan. Sebagaimana dikatakan bahwa semua orang bisa sukses selama ia mau berusaha.
Kesuksesan sejati sebenarnya lebih didasarkan pada kemauan dan ketekunan kita dalam berusaha. Jika kita memiliki tekad yang kuat, kemauan untuk terus belajar dan berkembang, serta ketekunan dalam menjalani proses untuk mencapai tujuan, maka tidak ada halangan yang dapat membendung kita untuk meraih kesuksesan.
Banyak tokoh sukses di dunia ini yang awalnya tidak memiliki apa pun, namun dengan kerja keras dan tekad yang kuat, mereka berhasil mencapai kesuksesan yang gemilang. Mereka tidak menyerah meskipun menghadapi berbagai rintangan dan hambatan, karena mereka yakin bahwa kegigihan dan kerja keras mereka akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Tentu saja, perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Akan ada berbagai rintangan, hambatan, dan kegagalan yang akan dihadapi di sepanjang jalan. Namun, hal tersebut adalah bagian dari proses pembelajaran dan merupakan ujian tentang seberapa besar keinginan kita untuk meraih kesuksesan. Dan hal itu jugalah yang dibuktikan oleh Mas Eko Pujianto yang mampu menggapai impiannya dari Cah Ndeso Menjadi CEO.
Peluncuran Buku Cah Ndeso Menjadi CEO
Meskipun lahir dan tumbuh besar dari desa, namun tak menjadi halangan bagi kita untuk meraih kesuksesan. Anak-anak desa juga memiliki potensi yang sama besar untuk mencapai kesuksesan seperti anak-anak dari kota, selama memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk belajar dan mengembangkan diri untuk semakin maju.
Untuk itu, tidak ada alasan bagi kita orang desa untuk pesimis dalam meraih kesuksesan, karena Mas Eko Pujianto yang merupakan cah ndeso (orang desa) pun telah membuktikan kepada kita, bahwa ia mampu mewujudkan mimpinya dan meraih sukses menjadi seorang Chief Executive Officer (CEO) muda.
Cerita kesuksesan Mas Eko Pujianto ini saya dapatkan saat menghadiri acara peluncuran buku “Cah Ndeso Menjadi CEO, Membawa UMKM Naik Kelas Hingga IPO” yang bertempat di di Function Hall Lantai 2 Gramedia Matraman, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 20 September 2024 kemarin.
Buku Cah Ndeso Menjadi CEO - Membawa UMKM Naik Kelas Hingga IPO sudah resmi diluncurkan |
Buku yang diluncurkan ini merupakan buku biografi yang membahas tentang perjalanan Mas Eko Pujianto dari beliau kecil hingga berhasil menjadi CEO. Buku ini ditulis oleh Mas Rochmad Widodo, seorang penulis andal yang sudah melahirkan lebih dari seratus buku dan akhir-akhir ini banyak menulis buku seputar tokoh dan biografi orang-orang hebat.
Namun ternyata, cerita dibalik lahirnya buku ini bermula dari sebuah pesan whatsapp yang dikirimkan oleh Mas Rochmad Widodo kepada Mas Eko Pujianto. Hal ini diceritakan oleh Mas Eko Pujianto saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran buku ini.
Mas Eko Pujianto mengaku sebenarnya kaget ketika mendapat pesan melalui whatsapp yang dikirim oleh Mas Rochmad Widodo yang ingin menuliskan kisah hidupnya, karena usianya masih muda, ia merasa belum cocok untuk dituliskan buku biografi. Namun setelah berdiskusi panjang dengan sang penulis, akhirnya Mas Eko pun jadi berubah pikiran dan mau dibukukan kisah hidupnya.
Dan diakui oleh Mas Rochmad Widodo, bahwa menulis buku ini terasa sangat spesial, karena banyak pelajaran menarik yang dapat dipetik, bahwa untuk menggapai sukses prosesnya tidak sederhana, ada perjuangan dan kedisiplinan. Makanya, banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik dalam buku ini.
“Meskipun Mas Eko ini usianya masih muda, tapi memiliki pemikiran yang visioner dan matang. Saya jadi yakin bahwa kedewasaan bukan soal usia tapi cara bagaimana berpikir, Mas Eko ini banyak memberikan saya pelajaran penting. Dia orang yang tenang dan matang,” ujar mas Rochmad.
Dan kini buku Cah Ndeso menjadi CEO ini telah resmi diluncurkan dan bisa dibaca oleh masyarakat luas. Kehadiran buku ini diharapkan bisa menginspirasi anak-anak muda lainnya. Mas Eko meyakini bahwa anak muda saat ini dengan latar belakang apapun, memiliki kesempatan yang sama untuk meraih sukses di usia muda, tidak terkecuali bagi mereka anak-anak kampung, atau cah ndeso seperti dirinya.
Bedah buku Cah Ndeso Menjadi CEO - Membawa UMKM Naik Kelas Hingga IPO |
Makanya, dari buku ini kita bisa mendapatkan banyak pelajaran hidup yang berharga, karena apa yang tertulis dari buku ini merupakan sebuah kisah nyata, bagaimana perjuangan seorang anak kampung membangun usaha dari lantai trotoar hingga bisa masuk ke lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kegigihan pria kelahiran 25 Agustus 1993 ini berhasil membawa UMKM naik kelas hingga Initial Public Offering (IPO), sekaligus menjadi CEO PT Sari Kreasi Boga Tbk (SKB FOOD) pada usia 28 tahun. Maka, berkat pencapaian tersebut Mas Eko pun dinobatkan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai CEO termuda yang berhasil membawa perusahaannya masuk BEI, dan juga mengantarkannya menjadi CEO termuda Forbes 30 Under 30 Asia kategori Retail & Ecommerce 2023.
Dan untuk kita ketahui, SKB Food yang dipegang oleh Mas Eko ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan baku dan waralaba untuk makanan dan juga minuman. Ada banyak brand yang dikelola perusahaan ini, antara lain: Kebab Turki Babarafi, Container Kebab by Babarafi, Smokey Kebab, Kebab Kitchen, Babarafi Café, Ayam Utuh, Raffi Express dan Ayam Pul, serta produk minuman Jellyta dan Sueger.
Selain itu, kini hadir juga SKB Catering yang menyediakan snack box dan juga nasi box dengan menawarkan hidangan lezat dan bergizi dalam kemasan yang praktis. Untuk nasi box tersedia dalam berbagai pilihan paket menu dengan harga yang beragam, mulai dari Rp28.000-an namun menyuguhkan menu dengan bahan segar, layanan cepat, dan kemasan higienis sehingga cocok untuk berbagai acara.
Dan pada tahun 2021 saja, SKB Food telah miliki sebanyak 969 outlet mitra waralaba yang tersebar di seluruh kota besar yang ada di Indonesia, antara lain: Jakarta, Banten, Bengkulu, Yogyakarta, Riau, Jambi, Bali, Bangka Belitung, NTB, NTT dan berbagai kota lainnya.
Snack box ini merupakan salah satu contoh produk SKB Catering |
Namun dalam mewujudkan semua hal itu tentu bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, dan juga kerja ikhlas yang diiringi dengan doa yang tak henti, sehingga akhirnya Tuhan mewujudkan cita-cita itu menjadi nyata, kini takdir bertemu dengan harapannya.
Dan diungkapkan oleh putra pertama pasangan Bapak Agus Susilo dan Ibu Poniati ini bahwa “Takdir kita sebagai manusia dipengaruhi oleh karakter kita sendiri. Jika mau takdir kita baik, maka karakter kita juga harus baik. Begitupun sebaliknya.”
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa pembentukan karakter kita ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu nature itu DNA (orang tua kita) dan juga faktor nurture yaitu lingkungan dan circle pertemanan kita. Namun jika terlahir dari orang tua seperti apa kita tidak bisa memilihnya, maka kita harus selektif dan bijak dalam memilih lingkungan dan lingkaran pertemanan yang tepat.
Dan terkait circle pertemanan, Mas Eko merasa sangat beruntung karena memiliki 3 golden circle. Diantaranya yaitu the pillar, adalah penopang untuk membentuk karakter dan kompetensinya, the bridge adalah orang yg membantunya membangun networking, karena entrepreneur harus berjejaring, serta the extender adalah orang yang rela mendorong untuk mendorong kita lebih jauh lagi.
Selain itu, Mas Eko menyebut buku “Cah Ndeso” ini juga mengungkap sebuah pesan penting, bahwa jika semua orang punya kesempatan yang sama untuk mendulang sukses. Di dalam buku juga banyak diungkap tentang bagaimana proses Mas Eko dalam menerapkan teori Quantum Leap atau memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri untuk meraih hasil terbaik dalam hal apa pun.
Dan menariknya, kehadiran buku Cah Ndeso Menjadi CEO ini sendiri telah mendapatkan banyak apresiasi dari tokoh-tokoh nasional. Mulai dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Ketenagakerjaan, hingga Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut memberikan kata pengantar dalam buku ini.
Bapak Ali Maskur berharap Buku Cah Ndeso Menjadi CEO diharapkan bisa menginspirasi para pelaku UMKM naik kelas |
Bahkan Menteri Koperasi dan UMKM (KemenkopUMKM), Teten Masduki, melalui utusannya Bapak Ali Maskur selaku Asdep UMKM, yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan dukungannya atas peluncuran buku ini, karena buku ini bisa menginspirasi pelaku UMKM lainnya untuk maju.
“SKB Food Tbk yang berangkat dari UMKM dan berhasil listing di BEI atas kepemimpinan anak muda Eko Pujianto, yang merupakan CEO Termuda Forbes 30 Under 30 Asia 2023, diharapkan bisa menginspirasi para UMKM dan akan semakin banyak UMKM-UMKM yang bisa listing untuk naik kelas ke Bursa Efek Indonesia.” Ujar Bapak Ali Maskur.
Lebih lanjut Bapak Ali Maskur berharap bahwa dengan lahirnya buku perjalanan hidup Eko Pujianto ini, nantinya bisa banyak menginspirasi anak-anak muda lain di Indonesia untuk berani berwirausaha dan membangun UMKM, karena siapa pun bisa sukses sebagai wirausaha tanpa memandang asal dan juga usia selama ada kemauan yang sungguh-sungguh.
Beli Buku Cah Ndeso Menjadi CEO Sekalian Berdonasi
Dengan kisah inspiratif yang dihadirkan dalam buku Cah Ndeso Menjadi CEO ini, maka sangat dianjurkan untuk siapa pun membaca buku ini, terlebih bagi para pelaku UMKM, agar semakin semangat lagi berjuang membangun usahanya untuk semakin naik kelas.
Sebab sejatinya, buku Cah Ndeso Menjadi CEO ini tak hanya berisi kisah inspiratif saja, namun juga memuat banyak pesan positif yang bisa jadi motivasi bagi kita semua, agar berani berjuang untuk menggapai apa yang kita cita-citakan.
Dan buat teman-teman yang ingin memiliki dan membaca buku Cah Ndeso Menjadi CEO ini maka bisa membelinya di toko buku Gramedia yang ada di seluruh Indonesia. Dengan membeli buku ini, secara tidak langsung kita juga sudah ikut berdonasi untuk membantu sesama.
Seperti yang diungkapkan Mas Eko dalam acara peluncuran bukunya, bahwa “semua royalti dari penjualan buku ini didedikasikan untuk kegiatan sosial, terutama bagi para “Cah Ndeso” yang sedang berupaya menggapai mimpinya seperti saya ini,” tuturnya.
Membeli buku ini kita sekaligus ikut berdonasi untuk membantu sesama |
Makanya, mari kita membeli buku ini, harganya hanya Rp150.000 (Seratus lima puluh ribu rupiah) saja untuk area pulau Jawa. Dengan harga segitu, kita bukan hanya bisa memiliki buku dan mengambil banyak inspirasi positif yang ada di dalamnya, tapi sekalian kita juga sudah ikut berdonasi untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Dari kisah Mas Eko ini kita belajar, bahwa dengan tekad, kerja keras, ketekunan dan doa, seseorang bisa mencapai apa yang diinginkannya, terlepas dari latar belakang atau usianya. Makanya, mari kita anak muda Indonesia, terus semangat untuk mewujudkan impian kita, karena tempat lahir boleh di mana saja, tapi tempat mimpi harus setinggi langit di atas sana. SEMANGAT! 😊
No comments:
Post a Comment