Di zaman sekarang, kebutuhan pokok kita tak lagi sekadar sandang, papan dan pangan saja, namun keberadaan internet pun sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat yang tidak bisa lagi dipisahkan, karena internet turut berperan penting dalam berbagai lini kehidupan masyarakat masa kini.
Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat serta berbagai kemajuan dalam bidang informasi dan komunikasi yang terjadi sekarang ini, sehingga membawa internet menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari.
Internet tidak lagi hanya menjadi alat untuk mengakses informasi semata, tetapi juga menjadi bagian penting dari hampir semua aspek kehidupan kita. Internet memberikan kemudahan akses dalam segala hal, termasuk dalam kemudahan bekerja, belajar hingga menikmati berbagai hiburan yang kita inginkan.
Bahkan internet juga memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena internet membuka peluang bisnis yang lebih luas dengan jangkauan pelanggan yang lebih banyak hingga ke pasar global dengan biaya yang lebih rendah.
Namun sayangnya, meskipun kini internet telah menjadi kebutuhan banyak masyarakat, tapi di Indonesia sendiri internet belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara merata, terlebih untuk mendukung berbagai pelayanan publik yang ada di daerah-daerah pelosok negeri. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau-pulau.
Tantangan Pemerataan Internet di Indonesia
Kita semua tahu, Indonesia merupakan negara kepulauan, bahkan Indonesia disebut-sebut sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan total luas wilayah sekitar 5.180.053 km2. Dari total luas wilayah tersebut, luas perairan Indonesia mencapai 3.157.483 km2 dan luas daratannya adalah sekitar 1.922.570 km2 yang terletak di antara benua Asia dan Australia, serta berada di antara dua samudra yaitu Pasifik dan Hindia.
Cakupan wilayah Indonesia membentang dari Sabang di ujung barat hingga Merauke di ujung timur telah membentuk jalur kepulauan terpanjang di dunia, sehingga menobatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, yaitu Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang tersebar di sepanjang wilayah Indonesia.
Dengan letak geografis Indonesia yang seperti ini, diperkirakan luas lautan Indonesia adalah dua pertiga lebih besar dibandingkan luas daratan dengan panjang garis pantai pada setiap pulau kurang lebih 81.000 km. Dimana hal ini menjadikan Indonesia masuk dalam urutan kedua sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada.
Oleh sebab itu, Indonesia dikenal juga dengan sebutan Nusantara yang dalam bahasa Sansekerta menggambarkan wilayah kepulauan yang memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi poros maritim dunia dan merupakan unsur penting bagi kemajuan sebuah bangsa.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia - Doc. kulinerwisata.com |
Namun di balik itu, dengan melihat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan ini, maka hal ini juga yang menjadi salah satu faktor utama kenapa penyebaran internet di seluruh wilayah Indonesia begitu sulit dilakukan hingga saat ini.
Bentangan alam Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau sangat menyulitkan pembangunan dilakukan, terlebih dipengaruhi oleh luasnya lautan dan banyaknya pegunungan yang juga turut menjadi tantangan dalam pemenuhan ketersediaan layanan internet yang merata.
Dengan kita melihat kondisi Indonesia yang seperti ini, maka Indonesia memerlukan biaya, waktu dan juga tenaga yang sangat besar untuk membangun infrastruktur internet yang memadai untuk semua wilayah di Indonesia, terutama bagi daerah-daerah yang terpencil hingga ke daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Meskipun begitu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (BAKTI) terus melakukan berbagai upaya agar konektivitas dan pemerataan internet bisa segera dirasakan hingga ke pelosok negeri.
Dimana saat ini pemerintah sedang mempersiapkan sebuah gebrakan baru agar pemerataan internet bisa segera menjamah seluruh penjuru negeri, terlebih yang ada di daerah pelosok dengan meluncurkan satelit SATRIA 1 pada tahun 2023 ini.
Pemerintah Segera Meluncurkan Satelit SATRIA 1
Dalam waktu dekat ini, pemerintah Indonesia akan segera meluncurkan sebuah satelit untuk kemudahan internet di Indonesia, yaitu Satelit Indonesia Raya (SATRIA-1) yang merupakan proyek KPBU Satelit Multifungsi yang bertujuan untuk memberikan akses internet layanan publik menjadi lebih luas.
Dimana proyek satelit multifungsi SATRIA yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika ini telah dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Upaya ini dilakukan karena melihat kondisi geografis Indonesia yang cukup menantang dalam penyediaan jaringan internet yang merata di seluruh wilayah Indonesia, sehingga kehadiran teknologi satelit ini diharapkan bisa menjadi solusi yang tepat dalam mengentaskan kesenjangan akses broadband internet yang ada selama ini.
Pemerintah Indonesia meluncurkan satelit SATRIA 1 untuk memudahkan konektivitas hingga ke pelosok negeri - Doc. Kominfo.go.id |
Peluncuran satelit SATRIA 1 ini merupakan salah satu bentuk upaya dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menuntaskan kekurangan konektivitas pada layanan publik pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dan juga wilayah perbatasan.
Untuk itu, satelit SATRIA 1 milik Indonesia ini telah dirancang menggunakan teknologi Very High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-Band, sehingga bisa menjadi solusi yang tepat bagi kondisi geografis Indonesia yang beragam, terlebih untuk daerah yang tidak dapat terhubung dengan jalur darat.
Nah, dengan adanya akses internet satelit langsung yang bisa diterima melalui Very Small Aperture Terminal (VSAT) ini tentu menjadi solusi yang praktis, karena instalasi perangkat internet berbasis satelit relatif lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik.
Tentu saja, dengan operasi transmisi lewat udara ini memungkinkan layanan satelit SATRIA 1 bisa menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas dan mampu mengatasi hambatan geografis yang ada di Indonesia seperti lautan, daratan, gunung, bukit, lembah hingga ngarai.
Dan untuk pembangunan satelit SATRIA 1 ini sendiri telah dimulai sejak tahun 2019 yang lalu melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dimana untuk pemenuhan pembiayaan atau financial close Proyek KPBU SATRIA 1 telah tercapai pada 31 Maret 2021 yang lalu.
Selanjutnya, untuk pembiayaan pembangunan satelit SATRIA 1 ini dilakukan oleh PT Satelit Nusantara Tiga sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang bekerja sama dengan perusahaan pembuat satelit ternama Thales Alenia Space (TAS) yang berkantor pusat di Perancis. Dan untuk konstruksi pembangunannya dimulai sejak tahun 2020 hingga 2023 sekarang ini.
Meskipun sempat dilanda pandemi beberapa tahun kemarin, namun konstruksi SATRIA 1 tetap berjalan sesuai rencana. Dan untuk pengembangan satelit SATRIA 1 ini juga melibatkan The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE), Hughes Network Systems (HNS), Kratos dan SpaceX.
Dan nantinya, operasional satelit SATRIA 1 ini juga akan didukung 1 stasiun bumi atau Gateway, antara lain Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. Dimana gateway Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer dan Network Operation Control nantinya.
Nah, dengan kehadiran satelit SATRIA 1 ini maka menjadi salah satu solusi bagi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring untuk memenuhi kebutuhan internet bagi seluruh masyarakat Indonesia.
5 Fakta Menarik mengenai Satelit SATRIA 1
Dengan hadirnya satelit SATRIA 1 yang akan segera diluncurkan ini, ternyata satelit ini menawarkan berbagai fakta menarik. Nah, untuk lebih mengenal satelit SATRIA 1 ini, ada beberapa fakta menarik yang dimilikinya, antara lain sebagai berikut:
1. Satelit terbesar di Asia
Kehadiran satelit SATRIA 1 milik Indonesia ternyata akan menjadi satelit terbesar di Asia dan juga menjadi nomor lima di dunia dari sisi kapasitas untuk kelas di atas 100Gbps. Dimana untuk satelit SATRIA 1 sendiri memiliki kapasitas 150Gbps yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan internet yang terjadi di wilayah-wilayah pelosok, terutama 3T (Terdepan, terluar, dan tertinggal). Dan nantinya, satelit SATRIA 1 ini akan memanfaatkan konsep frequency reuse untuk efisiensi penggunaan frekuensi dan peningkatan kapasitas bandwidth.
2. Menggunakan teknologi Very High Throughput Satellite
Satelit SATRIA 1 ini adalah satelit multifungsi berteknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) dan menggunakan frekuensi Ka-Band yang memiliki kapasitas internet yang sangat besar, yaitu bisa mencapai 150Gbps, sehingga nantinya akan memberikan akses internet yang lebih baik dan lebih luas, terutama di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh teknologi fiber optik.
Menariknya, teknologi VHTS (Very High Throughput Satellite) yang digunakan oleh satelit SATRIA 1 milik Indonesia ini ternyata baru digunakan oleh tiga negara saja di dunia, yaitu Luksemburg, Kanada dan juga Amerika Serikat.
Satelit SATRIA 1 yang diluncurkan Indonesia menjadi satelit terbesar di Asia dengan teknologi canggih - Doc. Kominfo.go.id |
3. Meningkatkan kinerja pelayanan publik
Untuk internet dari satelit SATRIA 1 ini nantinya memiliki kapasitas 150 Gbps yang berguna untuk memberikan akses internet di 150.000 titik layanan publik. Dengan total kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, maka setiap titik layanan akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sampai 1 Mbps.
Dimana kehadiran satelit SATRIA 1 ini nantinya akan diutamakan untuk melayani titik-titik layanan publik yang terdiri dari 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI di seluruh wilayah Indonesia.
4. Satelit SATRIA 1 akan segera diluncurkan pada 2023
Satelit SATRIA 1 ini mulai dibangun sejak akhir tahun 2019 yang pengerjaannya sendiri dilakukan oleh Thales Alenia Space yang merupakan perusahaan manufaktur asal Perancis. Kemudian, disusul untuk konstruksi pembangunannya dimulai sejak 2020 hingga 2023 sekarang ini.
Satelit SATRIA 1 dengan berat 4.600 kg ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9-5500 produksi Space-X yang merupakan perusahaan milik Elon Musk. Rencana peluncurannya akan dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2023 di Cape Canaveral Space Force Station, Orlando, Florida Amerika Serikat pada pukul 18:00 waktu setempat atau pukul 05:00 pagi tanggal 19 Juni 2023 Waktu Indonesia Barat.
5. Satelit akan dilakukan serangkaian uji coba
Setelah diluncurkan, SATRIA-1 tidak dapat langsung dimanfaatkan secara luas. Diperlukan waktu sekitar 145 hari untuk melakukan pengujian terhadap satelit dan seluruh sistemnya sebelum dapat digunakan.
Setelah peluncuran, satelit SATRIA 1 belum bisa digunakan secara langsung, karena satelit ini akan melakukan Electric Orbit Raising (EOR) selama sekitar 145 hari sejak pemisahan satelit dari kendaraan peluncurnya hingga tiba di posisi orbit 146 derajat bujur timur atau kira-kira di atas langit Papua.
Nah, setelah berada di posisi orbit tersebut, kemudian satelit ini akan dilakukan serangkaian tes terlebih dahulu, seperti In Orbit Testing (IOT), In-Orbit Acceptance Review (IOAR), dan End-to-End Test (E2E Test), untuk memastikan kinerja satelit yang optimal.
Dan rencananya satelit SATRIA 1 akan siap beroperasi (ready for service) pada minggu keempat di bulan Desember tahun 2023. Saat itu terjadi, satelit ini akan terhubung dengan stasiun bumi serta siap untuk dihubungkan dengan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) di lokasi layanan publik.
*****
Kehadiran satelit SATRIA 1 ini benar-benar sebuah gebrakan cerdas yang dilakukan oleh pemerintah, agar keberadaan internet bisa cepat merata, terlebih bisa menjangkau daerah terpencil atau terisolasi dengan biaya layanan yang efisien dan waktu yang lebih cepat dibandingkan teknologi terestrial.
Untuk itu, kehadiran satelit SATRIA 1 ini layak kita nantikan, karena upaya peluncuran satelit SATRIA 1 ini akan menjadi jawaban atas tantangan penanganan konektivitas internet di Indonesia, termasuk di wilayah 3T yang selama ini begitu sulit dijangkau layanan internet.
Maka dari itu, mari kita bersama terus mendukung kehadiran satelit ini, sekaligus berdoa bersama semoga segala proses peluncuran satelit SATRIA 1 ini bisa berjalan lancar dan sukses, sehingga satelit SATRIA 1 ini bisa membangun konektivitas digital di Indonesia menjadi semakin cepat meningkat dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Aamiin…
Wahhhh.. Aku bacanya sampe merinding, semoga nanti peluncurannya lancar dan Satelit SATRIA 1 ini bisa beroperasi dengan baik dan bisa dinikmati sama temen2 kita yang ada di pelosok Indonesia.
ReplyDeleteInternet, salah satu kebutuhan para blogger, support terus satelit satria 1. Untuk masa depan internet yang lebih joss....
ReplyDeleteWah, makasih sharingnya, semoga lancar jaya. Keren ini
ReplyDelete