Hidup ini tak selamanya berjalan mulus, kita kerap kali dihadapkan pada berbagai masalah yang membuat kita merasa terjebak dalam berbagai kondisi yang sulit, sehingga membuat kita merasa bahwa hidup ini terasa berat untuk terus diperjuangkan.
Dan kondisi sulit untuk setiap orang tentu berbeda-beda, mungkin menurut kita itu sebuah kesulitan, tapi bisa jadi menurut orang lain itu justru hal yang biasa saja, begitupun sebaliknya. Makanya, kita tidak bisa menilai tingkat kesulitan yang dihadapi orang lain hanya dari sudut pandang kita saja.
Nah, terkait menyikapi masa sulit ini, ada hal-hal yang memang perlu juga kita ketahui ilmunya, supaya kita tidak terjebak dalam kesulitan yang berlarut-larut, setidaknya kita bisa meminimalisir segala dampaknya, sehingga bisa menemukan potensi diri untuk semakin berkreasi dan maju lagi.
Dan saya senang banget, kemarin bisa berkesempatan ikut dalam online class yang membahas tentang “Rahasia Menemukan Potensi Diri Untuk Berkreasi Di Masa Sulit” dengan narasumber Coach Komang Ayu Trysnawati yang merupakan Counselor, Life & Wellness Coach, pada 27 Maret 2022 yang lalu.
Dari kelas ini, saya senang banget mendengarkan penjelasan dari Coach Ayu, topik yang diangkat ini sangat menarik. Apalagi Coach Ayu bukan hanya menjelaskan teorinya saja, namun juga mempraktekannya juga, sehingga saya pun semakin mudah memahami apa yang beliau jelaskan tentang bagaimana menyikapi masa sulit yang hadir dalam hidup kita.
Dimana pada dasarnya, masa sulit biasa diartikan sebagai sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan kita, sesuatu yang dianggap menciptakan perubahan tertentu dari yang kita inginkan. Dimana perubahan yang terjadi tersebut tidak menyenangkan, sehingga membuat kita berpikir bahwa ini adalah sebuah kesulitan.
Dan tentu saja, kesulitan menurut setiap orang pasti berbeda-beda, hal itu terjadi bisa berdasarkan pemikiran, perasaan dan juga cara pandang kita pada hal tersebut, yang kemudian menjadi kebiasaan, sehingga menciptakan skema pola pikir yang ada dalam syaraf di otak kita.
Nah, skema inilah yang menciptakan sistem yang akhirnya bekerja secara otomatis dalam memberikan respon ketika kita dihadapkan pada sebuah kesulitan, apakah kita melihat hal itu sebagai sebuah kesulitan atau justru sebuah tantangan yang harus kita taklukan.
Maka untuk menghadapi masa sulit yang penuh dengan tantangan dalam kehidupan ini, kita harus memiliki beberapa sikap berikut ini, yaitu:
1. Tenang
Untuk bisa tenang dalam kondisi penuh tantangan tentulah tidak mudah, karena biasanya kita justru cenderung mengalami kepanikan atau lebih emosional. Untuk itu, cara meraih ketenangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan minum air putih dan melakukan pernafasan 4-7-8.
Meraih tenang dengan minum air putih ini bukan asal minum ya, namun ada caranya tersendiri, yaitu teguk air secukupnya, lalu putar air dalam mulut dengan lidah sebanyak 3 (tiga) kali, baru kemudian diteguk secara perlahan-lahan.
Sedangkan pernafasan 4-7-8 ini maksudnya adalah sebuah teknik mengatur pernafasan yang menggunakan formula tarik nafas 4 detik lewat hidung, lalu tahan nafas selama 7 detik di perut, kemudian tembuskan nafas perlahan-lahan lewat mulut selama 8 detik.
Namun jika kita hendak mengulang teknik pernapasan untuk kedua kali dan seterusnya, maka beri jeda minimal 3 detik tanpa melakukan pernafasan, hal ini memberikan pesan kepada kita tentang makna rasa syukur, tentang betapa nikmatnya udara yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita.
Kedua cara di atas bisa kita lakukan salah satunya atau pun menggabung keduanya, bisa dilakukan berulang-ulang beberapa kali sampai kita akhirnya bisa merasakan ketenangan dalam diri kita. Setelah kita merasa tenang, dan rasa di dada pun menjadi lega, tentu saja kita akan bisa berpikir dengan lebih jernih, sehingga segala tantangan dan kesulitan bisa pelan-pelan kita carikan jalan keluarnya.
2. Netralkan Diri
Secara umum, kita ini kerap memiliki berriers seperti tampeng atau dinding pembatas yang sengaja kita bangun untuk menolak pada banyak hal, seperti dalam menghadapi seseorang, menerima masukan dari orang lain, sehingga orang lain pun bisa merasakan kita memang memberi batasan. Hal ini terjadi, karena kita biasanya tidak ingin disalahkan, tidak ingin dimarahi, untuk menutupi perbedaan dalam diri, dan lain sebagainya.
Nah, untuk menghadapi kondisi ini, kita bisa ngomong dengan diri kita sendiri secara jujur untuk menurunkan segala perisai atau dinding pembatas yang ada tersebut. Dan hal ini bisa kita lakukan dalam hati ataupun diucapkan melalui mulut, namun setelah kita merasa tenang terlebih dahulu.
Dalam menenetralkan diri ini, kita juga harus bisa mengelola grimlynn, yaitu ada area di otak kita yang ternyata bisa menyabotase kita dalam proses menjalani kehidupan ini, semacam pikiran negatif yang merendahkan diri kita sendiri, sehingga membuat kita kerap kali merasa tidak bisa, tidak mampu, tidak berharga, atau membuat kita merasa down, putus asa, dan sejenisnya.
Maka untuk melawan hal tersebut, kita harus KATAKAN TIDAK secara TEGAS pada grimlynn tersebut. kita jangan menanggapinya, dan kita harus lawan dengan mengungkapkan kata-kata penyemangat diri yang membangun, seperti “Aku bisa, Aku Mampu, Aku layak untuk melekukan atau mendapatkan hal tersebut, dll”. Kemudian kita menarik hal-hal positif yang kita miliki atau yang dikatakan orang lain (seperti: kamu pintar, kamu keren, dll) agar bisa membuat kita makin semangat.
Selain itu, untuk melepaskan atau mengalihkan pikiran/perhatian kita pada hal-hal yang mengganggu tersebut, kita juga bisa melakukannya dengan gerakan teknik silang, yaitu seperti sebuah gerakan senam, dimana tangan kanan dan kaki kiri bergerak menyilang untuk menyentuh satu sama lain dan begitu juga sebaliknya, yang dilakukan secara berulang kali, bisa dilakukan dengan tiduran, duduk ataupun juga berdiri.
3. Sadari
Dalam keseharian kita, kita kerap kali berada dalam suatu kondisi yang membuat kita dalam keadaan tidak fokus, seperti tubuh berada di mana sedangkan pikiran kemana-mana. Maka dari itu, kita perlu menyadarkan diri, dengan menghadirkan diri, pikiran, hati, emosi kita secara utuh.
Untuk itu, setelah kita melakukan teknik silang seperti pada poin nomor 2 di atas, maka kita lanjut dengan melakukan teknik present, yaitu dengan menyambungkan ujung jari kiri dengan ujung jari kanan, dimana ujung ibu jari tangan kanan bertemu dengan ujung ibu jari tangan kiri, begitu juga dengan jari yang lainnya. Lalu rasakan, apakah ada getaran atau kedutan di ujung-ujung jari tersebut.
Bila tidak ada sama sekali kedutan di ujung jari kita, maka itu artinya kita belum mampu menghadirkan diri kita, namun jika kelima ujung jari kita merasakan kedutan saat disatukan tersebut, maka itu artinya diri kita seutuhnya sudah sadar dan hadir sepenuhnya di sini.
Namun bila kita belum merasakan kegetaran di kelima ujung jari kita, maka kita harus lakukan teknik silang dan teknik present tersebut di atas secara berulang kali. Sebab cara ini, untuk membuat diri kita benar-benar sadar, lahir dan batinnya hadir di sini saat ini juga.
Nah, itu dia beberapa cara yang perlu kita ketahui dan praktekan dalam keseharian kita, atau bisa ajak keluarga atau teman-teman untuk melakukannya bersama-sama, agar kita senantiasa bisa mendapatkan diri yang lebih tenang, netral dan sadar sepenuhnya dalam menjalani rutinitas sehari-hari.
Sebab, setelah kita mendapatkan diri yang tenang, netral dan sadar, maka kita pun baru bisa semakin mengenal diri kita sendiri dan menemukan potensi apa yang sebenarnya ada dalam diri kita. Dengan mengetahui hal tersebut, maka kita pun bisa semakin kreatif dan inovatif meskipun di masa sulit sekalipun.
Terima kasih banyak saya ucapakan kepada Coach Komang Ayu atas sharingnya yang sangat luar biasa, ilmu pemberdayaan diri bersama Ayu ini pasti sangat berguna bagi saya, supaya kelak bisa cepat melepaskan diri saat berada di masa sulit, dan juga menjadi lebih sigap dalam menaklukan tantangan hidup, agar mampu mengembangkan potensi diri semakin maksimal lagi. :)
No comments:
Post a Comment