Pandemi sudah berlangsung begitu lama, sudah hampir dua tahun belakangan ini pandemi covid-19 hadir mendera hidup kita. Kehadirannya sungguh membuat hidup kita jadi mendulang banyak masalah, bahkan sudah banyak orang yang menjadi jatuh sakit bahkan meninggal dunia karena diserang virus yang satu ini.
Untuk itu, menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan juga selalu menerapkan pola hidup bersih dengan terus patuh menjalankan protokol kesehatan 5M menjadi begitu penting di masa ini, agar kita tidak mudah terpapar oleh virus corona ini.
Selain itu, kita juga harus memperhatikan kualitas udara yang ada di sekitar kita, terutama bagi kita yang kerap berada di dalam ruang tertutup, karena kualitas udara yang buruk bisa mempengaruhi kesehatan kita terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.
Jadi bisa dibilang bahwa kualitas udara yang kita hirup juga memegang peranan penting dalam menjalankan hidup yang sehat. Maka dari itu, kita harus benar-benar memperhatikan sirkulasi udara dalam ruangan tersebut, agar virus dan bakteri tidak dapat menyebar melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara, terutama di dalam ruangan yang sering kita tempati.
Sebab menurut sebuah penelitian bahwa penyebaran virus dan bakteri, termasuk virus corona (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 ini, ternyata dapat terjadi melalui aerosol di udara. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan kualitas udara, terutama di dalam ruang tertutup.
Mengingat begitu pentingnya hal ini, maka kemarin (05/08/21), Signify sengaja menggelar diskusi virtual dengan mengangkat tema tentang "Perlindungan Gelombang Lanjutan: Desinfeksi Udara dalam Ruang dengan UV-C untuk Mengurangi Risiko Transmisi Virus & Bakteri melalui Udara" melalui zoom meeting.
Signify menggelar diskusi virtual terkait Desinfeksi Udara dalam Ruang dengan UV-C |
Tampak hadir dalam acara ini sebagai naramsuber yaitu ada Dr. Dicky Budiman, MD, M.Sc.PH selaku ahli di bidang Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, dan juga ada Bapak Deddy El Rashid selaku praktisi pengelola bangunan dan juga Sekjen BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia.
Dari acara diskusi ini, saya pribadi jadi makin mengerti tentang betapa pentingnya bagi kita untuk memperhatikan kualitas udara yang ada di dalam ruangan yang kita tempati, apalagi di masa pandemi seperti ini harus benar-benar kita perhatikan dengan baik.
Sebab seperti yang disampaikan oleh Bapak Dicky Budiman, bahwa potensi penularan virus dan bakteri di dalam ruangan terutama yang tidak memiliki ventilasi memadai itu sangat besar. Meskipun ruangannya besar, namun sirkulasi udaranya pun harus dihitung dengan cermat.
Untuk itu, Pak Dicky memberikan gambaran, bahwa droplet yang dihasilkan orang bersin atau batuk bisa terbawa udara hingga sejauh 9 meter jauhnya, maka bakteri dan virus bisa menular dengan cepat dalam ruangan tertutup.
Dan perlu kita ketahui, bahwa keberadaan ventilasi yang tidak memadai dalam sebuah ruangan ternyata dapat menyebabkan virus dan bakteri bertahan lebih lama di udara, sehingga saat seseorang masuk atau berjalan melewati ruang tersebut dan menghirup udaranya, maka mereka bisa terinfeksi virus atau bakteri yang ada.
Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa dalam ruangan yang kita gunakan, selalu tersedia ventilasi dan sirkulasi udara bersih yang memadai, terlebih di ruang-ruang publik tertutup seperti perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah makan, hingga rumah ibadah di mana ada banyak orang beraktivitas di dalamnya.
Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa kini banyak bangunan dan ruangan yang tidak memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang memadai, sehingga membuat kita menjadi semakin khawatir untuk berada di tempat tersebut terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini.
Untuk itu, disampaikan oleh Bapak Deddy El Rashid selaku Praktisi Pengelola Bangunan yang juga menjabat sebagai Sekjen BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia bahwa penting bagi kita untuk memiliki pedoman yang baru terkait infrastruktur bangunan dalam era adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi ini.
3 Hal yang harus dimiliki bangunan profesional |
Maka dari itu, beliau mengungkapkan bahwa untuk bangunan yang profesional itu sebaiknya memiliki tiga cara untuk menekan risiko penyebaran penyakit melalui udara, yaitu:
- Mengontrol sumber virus sebelum masuk ke gedung
- Memaksimalkan ventilasi udara
- Memasang alat pemurni atau desinfeksi udara
Namun dari ketiga cara tersebut, sepertinya belum banyak yang tahu bahwa dengan pemasangan alat desinfeksi udara ternyata jauh lebih aman, efektif dan handal untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruang, dan juga untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit melalui udara, seperti virus Covid-19 yang sedang terjadi saat ini.
Dan menurut Pak Deddy bahwa salah satu teknologi yang paling efektif untuk mendesinfeksi, baik udara maupun permukaan adalah dengan sinar UV-C. Terutama pada panjang gelombang 253.7 nm atau 254 nm, sinar UV-C diketahui paling efektif dalam menonaktifkan segela jenis bakteri dan virus, karenanya UV-C disebut juga sebagai GUV (Germicidal Ultraviolet) atau UVGI (Ultraviolet Germicidal Irradiation).
Nah, terkait hal ini Bapak Deddy menuturkan bahwa ada empat pengaplikasian UV-C yang dapat diterapkan di gedung-gedung profesional, yaitu:
- Desinfeksi udara di atas ruangan (upper air)
- Desinfeksi udara pada permukaan coil pendingin
- Desinfeksi pada saluran udara
- Desinfeksi permukaan dalam ruangan
Dan diakui oleh Bapak Deddy bahwa dari keempat aplikasi tersebut, yang mudah dan efektif dilakukan adalah memasang UV-C air disinfection, khususnya jenis UV-C upper air. Jadi, jenis luminer ini dipasang pada ketinggian tertentu, dengan desain yang mengacu pada Pedoman NIOSH perihal radiasi yang aman, sehingga memungkinkan sistem ini untuk mendesinfeksi udara yang bersirkulasi di dalam ruangan secara terus-menerus, tanpa membahayakan orang sedang beraktivitas di bawahnya.
Jadi dengan pengaplikasian desinfeksi udara dengan UV-C yang tepat, maka diharapkan bisa meningkatkan kualitas udara dalam ruangan tersebut menjadi bagus, sehingga mengurangi risiko transmisi virus dan bakteri melalui udara, termasuk virus Covid-19 yang sedang marak saat ini.
Contoh penggunaan desinfeksi udara UV-C di sebuah restoran |
Dan dalam kesempatan ini juga, Bapak Dedy Bagus Pramono selaku Country Leader Signify Indonesia pun menyampaikan bahwa Signify ini terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas udara terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.
Untuk itu, Beliau berujar bahwa "Selama lebih dari 35 tahun ini, Signify telah menjadi yang terdepan dalam teknologi UV, dan memiliki rekam jejak yang terbukti atas inovasi dan keahlian aplikasi yang kuat dalam pencahayaan UV-C."
Ya, dengan pengalaman yang sudah puluhan tahun tersebut, maka tidak heran bila Signify bisa menjadi perusahaan yang terdepan dalam teknologi UV ini, dan memiliki rekam jejak yang jelas sebagai bukti atas inovasi dan keahlian aplikasi dalam pencahayaan Sinar Ultraviolet-C (UV-C).
Dan lebih lanjut Bapak Dedy mengatakan "Pandemi ini memacu kami untuk membawa berbagai aplikasi pencahayaan berteknologi UV-C sebagai solusi yang dapat membantu menangani penyebaran virus, bakteri dan berbagai mikroorganisme pembawa penyakit lainnya.”
Contoh Desinfeksi udara UV-C yang bisa dipasang di ruangan |
Untuk itu, dengan menggunakan teknologi UV-C ini diharapkan dapat turut berperan dalam mempercepat pulihnya kehidupan dan aktivitas masyarakat serta membantu mendorong perekonomian di masa pandemi seperti saat ini.
Nah, melihat hal ini, semoga semakin banyak bangunan yang menggunakan desinfeksi udara dengan UV-C ini, terutama bangunan-banguan untuk publik sehingga kita semua semakin aman dan nyaman saat beraktivitas tanpa ada lagi rasa takut terpapar dengan virus dan bakteri yang ada.
No comments:
Post a Comment