Berita tentang orang bunuh diri karena tak kuat dibully mungkin bukan lagi cerita yang baru. Sudah sangat sering kita dengar berita seperti ini tersebar di berbagai media masa juga media sosial.
Namun anehnya, masih banyak saja orang yang tak pandai menjaga ucapannya, terus saja membully orang lain dengan begitu mudahnya, tanpa memikirkan apa efek dari kelakukannya.
Jujur melihat hal ini benar-benar sangat miris, orang begitu mudahnya melontarkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain, menyudutkan dengan berbagai persepsi yang menjatuhkan, entah itu disengaja atau pun tidak disengaja. Namun dampak dari perbuatan itu sungguh sangat fatal.
Padahal jika kita menyadari penciptaan diri kita oleh Tuhan ini sungguh benar-benar sempurna, dimana Tuhan menciptakan hidung, mata, telinga, berada di luar. Namun, Tuhan menciptakan lidah itu berada di dalam, bahkan dipagar oleh gigi, dilem oleh bibir, saking berbahayanya.
Tentu Tuhan menciptakan lidah kita di dalam seperti itu, mengisyaratkan betapa berbahayanya lidah kita, benar-benar harus kita jaga dalam penggunaannya, karena penggunaan lidah yang salah, bisa mengiris melebihi tajamnya pedang.
Untuk itu, sudah selayaknya kita untuk senantiasa belajar bijak menggunakannya dalam bertutur. Sebab ucapan yang salah, perkataan yang melukai, tutur kata yang menghina, dan segala celoteh yang menghakimi, adalah jauh lebih melukai dari pada pedang paling tajam di seantero negeri.
Ingatlah, luka karena sabetan senjata masih bisa diobati, namun bila lisan yang melukai, kemana obat hendak dicari?
Begitu berbahayanya lisan kita, maka sudah selayaknya benar-benar kita jaga agar tidak lagi melukai hati siapa pun. Sebab, setiap perkataan yang melukai hati orang lain, hingga seumur hidupnya, perasaan sakit itu tak akan pernah benar-benar terlupakan.
Menjaga lisan bukan hanya saat di dunia nyata saja, namun menjaga lisan alias "jempol" sangat perlu juga kita lakukaan saat kita di dunia maya berselancar di berbagai sosial media yang ada. Jangan sampai apa yang kita komentari bisa menyakiti hati orang lain.
Yok stop bullying, mari jaga lisan kita dari perkataan yang sia-sia di mana pun kita berada. Ingatlah, diam itu emas, dari pada berkata tapi menyakiti hati orang lain.
No comments:
Post a Comment