Kaum muda yang tidak memiliki pekerjaan, ternyata
mendominasi sekitar 74% dari angka pengangguran di Indonesia saat ini.
Ya, pengangguran di Indonesia
masih menjadi salah satu permasalahan sosial yang belum juga tuntas dientaskan,
jumlahnya masih tergolong banyak. Mengutip dari data Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat bahwa tingkat penagguran terbuka per Februari 2019 yaitu masih
sebanyak 6,882 juta orang.
Masih tingginya angka
pengangguran ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita bersama, bukan hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah semata, karena tidak bisa dipungkiri, bahwa
dengan semakin tingginya jumlah pengangguraan di suatu negara, maka akan
memunculkan berbagai permasalahn sosial lain nantinya.
Merasa terpanggil dengan kondisi
ini, maka Citi Indonesia (Citi Bank)
melalui payung kegiatan kemasyarakatannya Citi
PeKa (Peduli dan BerKarya) bersama dengan mitra pelaksana Prestasi Junior Indonesia (PJI)
memberikan program Youth Sociopreneurship
Initiative bagi anak muda khususnya anak-anak SMA/SMK Indonesia.
Dimana melalui program ini Citi
Indonesia bersama Prestasi Junior Indonesia memberikan pendidikan kewirausahaan
kepada anak-anak muda tersebut dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk memulai bisnis mereka sendiri.
Maka dengan adanya langkah ini,
diaharapkan anak-anak muda Indonesia semakin sadar untuk menekuni dunia
kewirausahaan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik bagi
diri mereka sendiri, keluarga, dan masyarakat luas.
Dan sudah selama lima tahun
belakangan ini, Citi Indonesia bersama Prestasi Junior Indonesia telah sukses
menggelar program Youth Sociopreneurship Initiative yang memberikan edukasi
kewirausaahaan kepada lebih dari 46.000 pelajar dari 138 SMA dan SMK di enam
kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Surabaya,
dan Denpasar.
Be a Changemaker with Social Enterprise
Nah, untuk mengoptimalkan
implementasi Youth Sociopreneurship Initiative dan mempromosikan kewirausahaan
kepada lebih banyak generasi muda, maka kemarin (18/09/19), Citibank dan PJI
menyelenggarakan Sociopreneur Talk
dengan tema “Be a Changemaker with
Social Enterprise” yang bertempat di @America – Pasific Place, Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh Bapak Batara Sianturi selaku Chief
Executive Officer Citi Indonesia, Bapak
Robert Gardiner selaku Co-Founder & Academic Advisor Prestasi Junior
Indonesia, Ibu Elvera N. Makki
selaku Diretor, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, EMI Student
Company – SMAN 2 Denpasar dan Hana Nur
Aulina selaku Business Development Waste4Change yang menjadi narasumber
dalam acara ini.
Hadirnya acara Sociopreneur Talks
ini merupakan penutup dari rangkaian program Youth Sociopreneur Initiative yang
sudah digelar oleh Citibank dan PJI. Dimana acara ini bertujuan untuk mendidik
anak muda Indonesia tentang konsep dan potensi kewirausahaan sosial.
Bapak Robert Gardiner selaku Co-Founder & Academic Advisor PJI |
Dalam penuturannya, Bapak Robert Gardiner selaku Co-Founder
& Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia mengungkapkan bahwa potensi
kewirausahaan sosial perlu dipupuk semenjak remaja. Sebagai generasi yang
mendominasi komposisi penduduk Indonesia, maka anak-anak muda ini kelak menjadi
penerus bangsa. Untuk itu, bagi anak-anak muda ini, kesempatan dan kepercayaan
menjadi keniscayaan.
Lebi lanjut Beliau mengungkapkan,
atas dasar itulah yang memacu Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Citibank
untuk terus berkesinambungan menumpuhkan kapasitas kewirausahaan sosial di
kalangan muda di Indonesia ini.
Dimana nantinya, para generasi
muda ini akan melahirkan para sociopreneur yang mempuni serta jeli menangkap
peluang, juga memaksimalkan produktivitas guna meningkatkan kebermanfaatan
mereka badi dirinya dan juga bagi lingkungan sekitar.
Citibank Peduli Masa Depan Anak Muda Indonesia
Seperti yang sudah saya tuturkan
di atas, bahwa belakangan ini Citibank bersama PJI tak henti-hentinya untuk
terus mengajak dan juga mendidik anak-anak muda Indonesia khususnya di kalangan
anak SMA/SMK untuk menjadi pribadi yang mandiri dan sukses di masa mendatang
dengan membekali mereka sejak dini dengan konsep dan pelajaran kewirausahaan
sosial.
Bapak Batara selaku CEO Citi Indonesia |
Untuk itu, pada kesempatan acara
ini, Bapak Batara Sianturi selaku
Chief Executive Officer Citi Indonesia mengatakan bahwa Citibank dan PJI memiliki
kepedulian yang besar terhadap masa depan generasi muda di Indonesia.
“Melalui program youth
sociopreneur Initiative, kami berupaya menanamkan gagasan kewirausahaan segar,
yakni social entrepreneurship yang akan membawa manfaat berkelanjutan. Diharapkan
para pelajar dapat memahami tidak hanya mengenai profit untuk diri mereka sendiri,
namun juga bagaimana sebuah bisnis dapat memberi dampak positif bagi masyarakat
luas.” Ungkap Bapak Batara.
Lebih lanjut, Bapak Batara
mengatakan bahwa dirinnya percaya bahwa kewirausahaan sosial inilah yang mampu
membuat perubahan. Unttuk itu, sangat krusial untuk segera menularkan insprasi
sociopreneurship di kalangan anak muda Indonesia guna mewujudkan sosok-sosok
pebisnis sosial baru yang andal dan dapat menjadi changemaker leader.
Sebab, Indonesia sendiri
merupakan negara yang kondusif dalam membangun antusiasme berwirausasha. Hal
ini pun terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Global
Entrepreunership Index (GEI) 2018 yang menunjukan bahwa skor salah satu
indikator kewirausahaan yaitu Product Innovation mencapai 58% yang menunjukan
bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya tergolong cukup berkemampuan dalam
mengembangkan produk baru.
Namun di sisi lain, temuan yang
sama juga menunjukan skor startup skill yang dimiliki masyarakat Indonesia hanya
29% dan human capital sebesar 16% saja. Dimana hal ini mengindikasikan bahwa
masih kurangnya kepangetahuan dan keterampilan sumber daya manusia di Indonesia
dalam memulai bisnis.
Hal inilah yang akhirnya semakin
mendorong Citibank untuk semakin gencar merangkaul kalangan muda yang ada di
negeri ini untuk untuk menjadi wirausahawan sosial, karena Citibank percaya
bahwa anak-anak muda Indonesia punya potensi yang luar biasa selama diberikan
kesempatan untuk belajar dan berlatih yang tepat.
Ibu Elvera (Paling kiri) menjelaskan bahwa Citibank juga sangat peduli dengan sampah |
Senada dengan itu, hal ini pun
diungkapkan oleh Ibu Elvera N. Makki
selaku Diretor, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia bahwa “Kami
meyakini kreativitas anak-anak muda Indonesia tak kalah dengan negara-negara
lain. Terlebih ranah yang mereka jaungkau semakin luas dan beragam, tak
terkecuali industri kreatif yang semakin unik dan bernilai ekonomi tinggi.”
Lebih lanjut Ibu Elvera
mengungkapkan bahwa sebenarnya Indonesia sudah menjadi rumah bagi beberapa
perusahaan industri kreatif terkemuka berbasis kewirausahaan sosial yang
bertaraf global. Maka, hal-hal seperti inilah yang ingin diwadahi dan
dikembangkan oleh Citibank demi kemajuan dunia kewirausahaan di kalangan kaum
muda.
Tentu saja langkah ini merupakan salah
satu usaha yang nyata untuk turut membantu mengurangi angka pengangguran yang
ada di negeri ini dengan melahirkan genarasi-genarasi muda yang kreatif di
bidang kewirausahaan ini. Sekaligus untuk terus memperkuat industri kreatif di
Indonesia yang telah mencatat kontribusi yang terus meningkat pada beberapa
tahun terkahir ini, dimana pada tahun 2016 tercatat Rp 923 triliun dan terus
meningkat pada tahun 2017 Rp 990 triliun dan tahun 2018 ditaksir mencapai 1.000
triliun.
Sungguh peluang yang sangat bagus
jika industri kreatif ini benar-benar ditekuni dengan serius, karena hasilnya
memang luar biasa. Hal ini juga yang terlihat pada Indonesia Student Company Competition
2019 yang menjadi ajang adu gagasan dan keterampilan bisnis antar siswa .
Dimana acara Indonesia Student
Company Competition 2019 sudah berlangsung pada bulan Agustus 2019 yang lalu,
dan ceritanya juga sudah pernah saya tulis dengan judul Prestasi
Junior Indonesia Dorong Pertumbuhan Wirausahawan Muda ini
Pemenang Indonesia Student Company Competition 2019 dari EMI SC SMAN 2 Denpasar |
Dan ajang ini akhirnya
dimenangkan oleh EMI SC (Student Company) dari SMAN 2 Denpasar setelah
menyisihkan 42 SMA/SMK dari berbagai daerah dengan sebagai juara pertama dengan
kategori The Most Innovative Product yang pada saat kemarin itu berfokus pada
kategori fashion dengan membuat produk Versatile Jacket.
Produk Versatile Jacket buatan EMI
SC (Student Company) dari SMAN 2 Denpasar ini memang layak menang sih menurut
saya, karena mereka benar-benar kreatif dan inovatif bisa menghadirkan produk
ini dari kekhawatiran mereka terhadap isu sampah plastik di Indonesia.
Jadi Produk Versatile Jacket
merupakan produk yang bisa diubah menjadi jaket dan juga tas yang dilengkapi
dengan berbagai fitur fungsional seperti multi saku, dudukan eartpphone, bantal
tiup, penutup mata dan juga penutup kepala. Bahkan pada varian terbaruk dari
produk ini sudah dilengkapi dengan kemampuan fotovoltaik untuk mengisi ulang
daya ponsel dan teknologi anti kantuk.
Berkat produk yang super keren
ini, akhirnya sekaligus bisa mengantarkan EMI SC (Student Company) dari SMAN 2
Denpasar ini berkesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang serupa pada level
Asia Pasific di Guam pada Maret 2020 mendatang.
Bahkan diakui oleh Adelia Putri
Adnyana yang merupakan perwakilan dari EMI SC menuturkan bahwa “Berkesempatan mewakili
Indonesia pada kompetisi internasional menjadi kebanggaan sekaligus tanggung
jawab yang semakin memotiivasi kami untuk terus berkarya.”
Bahkan Adelia menambahkan bahwa,
keberhasilan mereka bisa seperti ini tentu tak lepas dari bimbingan dan
dukungan dari Citibank dan PJI. Dan Adelia mengungkapkan bahwa EMI SC bisa
terus berkambang dan menginspirasi teman-teman untuk berani mengambil langkah
menjadi wirausahaawan sosial muda yang berkontribusi positif bagi komunitas dan
lingkungannya.
Peduli Lingkungan dengan Meminimalisir Sampah
Sejalan dengan konsep produk Versatile
Jacket dari EMI SC (Student Company) dari SMAN 2 Denpasar yang berangkat dari
isu sampah, maka Mba Hana Nur Aulina selaku Business Development Waste 4 Change
juga turut menjelaskan pendangannya tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi
dan mengelola sampah yang ada di sekitar kita.
Hana Nur Aulina selaku Business Development Waste4Change |
Jadi Waste 4 Change ini merupakan
perusahaan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, bukan hanya secara
lingkungan mengelolah sampah sehingga tidak lagi menjadi sampah, tetapi juga
bertanggung jawab secara sosial yaitu dengan memberdayakan masyarakat dengan
melibatkan para pekerjaan yang low income, seperti pemulung, tukang gerobak
sampah, dll.
Jujur saya senang bangat ada
perusahaan yang berkonsep seperti ini, jadi dari sisi lingkungan kita menjadi
semakin bersih karena bebas sampah, namun secara sosial juga bisa membantu
masyarakat, terutama dari golongan ke bawah yang semakin terbantu sehingga
perekonomian mereka menjadi semakin baik.
Untuk itu, masalah sampah ini menjadi
tanggung jawab kita semua. Untuk itu, harus ada kesadaran dalam diri kita untuk
memulai mengurangi sampah, misalnya saat belanja ke pasar selalu membawa
keranjang atau tas belanjaan dari kain, mengurangi penggunaan sedotan, tidak
membuang sampah sembarangan, memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya, dan
syukur-syukur bisa mengelola sampah yang ada menjadi sesuatu barang yang bisa
digunakan kembali.
Sebenarnya banyak hal yang bisa
kita lakukan untuk mulai mengurangi permasalahan sampah ini, tinggal kita mau
bergerak untuk memulainya saja. Hal ini juga yang terus dilakukan oleh
Citibank, yaitu mulai menerapkan kebijakan untuk mengurangi sampah.
Untuk itu, Citi Indonesia
(Citibank) pun telah memperkenalkan kampanye “Be Wise with Your Waste” kepada
seluruh karyawannya dan telah menjadi tema dalam kegiatan tahunan Global Community
Day 2019 pada beberapa waktu yang lalu.
Dimana Citibank bersama dengan
seluruh karyawannya mendorong perubahan sikap dan perilaku individu dalam
mengelola sampah seara bijak. Untuk itu, serangkaian kegiatan edukasi serta
inisiati dilaksanakan dengan mengajak para karyawan Citibank sebagai Green Champion.
Pengelolaan sampah yang baik akan bikin lingkungan dan masyarakat menjadi baik |
Tak hanya itu saja, serangkaian
inisiatif korporasi dari Citibank juga telah dilakukan guna mendukung gerakan
ramah lingkungan dan pengelolaan sampah dengan cara sebagai berikut:
- Citibank telah menempati gedung bersertifikat standar internasional, yaitu LEED Platinum Green yang merupakan standar internasional tertinggi dalam hal environmental protection dan sustainability development.
- Menghemat energi setiap lantai melalui lampu sensor gerak
- Penerapan waste segregation di setiap lantai
- Pengaturan debit air dalam hal penggunaan air
- Default printing secara dua sisi
- Paperless initative untuk nasabah dalam e-statement, serta aplikasi paperless baik melali Citi Mobile maupun CitiDirect.
Jujur saya salut dengan apa yang
kini sudah dilakukan oleh Citibank dalam mengurangi sampah, semoga hal ini bisa
juga ditiru oleh banyak perusahaan lain di Indonesia, dan juga masyarakat luas,
sehingga masalah sampah ini tidak menjadi masalah yang besar di kemudian hari
kelak.
Yok, saatnya kita bijak terhadap sampah, tidak apa-apa hidup dari sampah,
daripada hidup menjadi sampah!
No comments:
Post a Comment