Masih terngiang diingatan saya
tentang hasil riset dari Central Connecticut State University yang bertajuk
World’s Most Literate Nations (WMLRN) pada tahun 2016 silam yang menyebutkan
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat literasi yang
rendah.
Dimana menurut riset tersebut,
Indonesia berada di posisi kedua terbawah, yaitu berada di peringkat 60 dari 61
negara, tepat satu tingkat di atas Botswana. Sunggu mendengar hal ini membuat
saya benar-benar merasa sedih, mengingat kita merupakan negara dengan jumlah
masyarakat yang cukup banyak, namun ternyata tingkat literasinya begitu rendah.
Tentu hal ini tidak bisa
dibiarkan terus menerus, mau jadi apa negara kita jika masyarakat khususnya
generasi muda di negeri ini memiliki tingkat literasi yang rendah seperti itu.
Tentu ini menjadi PR bagi kita semua supaya kita tidak terus terjebak dalam
polemik literasi yang rendah ini.
Untuk itu, maka pemerintah, dalam
hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan literasi di masyarakat,dalam hal ini
anak-anak sekolah, salah satunya melalui program Festival Literasi Sekolah.
Apa itu Festival Literasi Sekolah?
Festival Literasi Sekolah (FLS) merupakan sebuah ajang yang
dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memberikan apresiasi
tahunan atas capaian Gerakan Literasi Sekolah yang sudah dilakukan oleh berbagai
pihak.
Dan tahun ini, Festival Literasi
Sekolah (FLS) kembali diadakan untuk yang ketiga kalinya yang dimulai pada
tanggal 26 sampai dengan 29 Juli 2019 dan bertempat di Plaza Insan Berprestasi,
Kompleks Kemendikbud, Jakarta.
Foto dengan pesan literasi yang disampaikan oleh Bapak Mehadjir Effendy |
Acara ini dibuka oleh Bapak Muhadjir
Effendy selaku Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 26 Juli 2019. Dan di dalam penyelenggaraan Festival
Literasi Sekolah (FLS) ini, ada lebih dari tiga puluh komunitas, lembaga
pemerintah, mitra, penerbit, aplikasi, dan sekolah (Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah
Luar Biasa) ikut terlibat dalam acara ini.
Dan tahun ini, Festival Literasi
Sekolah (FLS) mengangkat tema “Multiliterasi: Mengembangkan Kemandirian dan
Menumbuhkan Inovasi” yang menjelaskan bahwa kegiatan literasi yang
diselenggarakan dalam FLS ini tidak terbatas pada literasi baca-tulis saja,
tetapi juga mencakup literasi digital, finansial, sains, numerasi, serta
literasi budaya dan kewargaan.
Dan melalui acara ini,
Kemendikbud ingin menggaungkan semangat menggerakkan literasi, menguatkan
pendidikan, dan pemajuan kebudayaan menjadi pendorong utama kegiatan ini,
sehingga anak-anak sekolah mampu tumbuh mandiri dan mengembangkan literasi
secara inovatif.
Keseruan Festival Literasi Sekolah 2019
Dalam penyelenggaraan Festival
Literasi Sekolah 2019 ini, panitia menghadirkan berbagai aktivitas dan kegiatan
FLS ini melalui berbagai kegiatan yang dibagi ke dalam empat area yang
berbeda-beda di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud.
Dimana keempat area itu mencakup
Panggung Utama, Pojok Literasi, Ruang Serbaguna Perpustakaan, dan Ruang Teater
Perpustakaan Kemendikbud yang akan menggelar berbagai kegiatan yang
berbeda-beda. Dan sebagian besar acara dilaksanakan secara paralel sehingga
pengunjung dapat memilih acara yang akan diikutinya sesuai minatnya
masing-masing.
Beberapa stand yang ada FLS 2019 |
Dan selama penyelenggaraan acara
festival literasi sekolah 2019 ini begitu banyak kegiatan menarik yang
dihadirkan di sini yang bisa diikuti oleh pengunjung, antara lain, Pelatihan
Menulis Kreatif untuk Anak Usia Sekolah Dasar, Lomba Debat Bahasa Inggris dan
Lomba Debat Bahasa Jepang (final) jenjang SMK.
Selain itu, ada juga Diskusi
Mengenali Konten Negatif, Hoaks, dan Keterbukaan Informasi Publik, serta
Pelatihan Numerasi: “Berpikir Cepat” dalam Numerasi: Matematika Detik”. Dan
asyiknya laggi, para pengunjung yang adatang ke acara ini pun dapat menikmati
potongan harga untuk pembelian buku, kuliner, dan stan penjualan lainnya.
Kebetulan di acara FLS tahun ini,
hadir juga berbagai stand dari sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekola Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK/MA) yang memajang berbagai
potensi dan keunggulan seputar literasi dari sekolah-sekolah yang ada di sini.
Dan saat berkunjung ke sini, saya
sempat mengobrol dengan siswa dari SMP Negeri 1 Bogor yang menceritakan bahwa
di sekolahnya setiap siswa dibiasakan untuk selalu rutin membaca dan juga
ditantang untuk ikutan menulis, sehingga tak sedikit dari siswa yang akhirnya
bisa menulis buku baik secara perorangan maupun berkelompok.
Selain itu saya juga sempat
ngobrol-ngobrol dengan siswa-siswa dari SMK yang menceritakan bahwa di sekolah
mereka pun banyak diberikan pelajaran dan kegiatan yang mengasah kreativitas
mereka untuk berkarya dengan menciptakan berbagai kegiatan dan produk-produk
yang berguna.
buku-buku yang dijual di FLS 2019 |
Dan di sini pun hadir berbagai
stand lain, seperti dari pemerintah, mitra, aplikasi, dan penerbit buku. Bahkan
selama FLS ini berlangsung, banyak dijual buku-buku dengan promo dan diskon harga
yang menawarkan harga yang terjangkau.
Jujur datang ke acara ini
sunggguh luar biasa seru, karena kita bisa mendapatkan berbagai informasi, ilmu
dan pelajaran dari berbagai stand dan acara yang saya kunjungi di acara ini,
termasuk acara talk show dan bedah buku yang saya ikuti pada hari terakhir
digelarnya FLS ini.
Talkshow dan Bedah Buku TOMO
Sungguh beruntung saat saya hadir
di acara FLS ini, kebetulan saya datang di hari terakhir penyelenggaraan FLS
yaitu pada tanggal 29 Juli 2019. Dan di panggung utama lagi digelar sebuah
talkshow dan bedah buku berjudul TOMO.
Dalam acara ini tampak hadir para
narasumber yang terdiri dari Tomo yang merupakan sosok yang menjadi inspirasi
lahirnya buku yang dibedah ini. lalu ada juga Ibu Sari Okana yang merupakan
penulis buku Tomo ini, lalu ada Ibu Marissa Haque yang membedah buku ini dan
dipandu oleh Ibu Dewi Utami Faizah sebagai moderator.
Talkshow dan bedah buku Tomo |
Mendengar pemaparan yang disampaikan
oleh para pembiara tentang buku ini sungguh luar biasa, karena ternyata buku
TOMO ini merupakan sebua buku yang sangat inspiratif bangat, mengangkat kisah
tentang bagaimana sebuah keluarga memperlakukan seorang anak berkebutuhan
khusus, dalam hal ini Tomo yang mengalami autis.
Ibu Sari Okana sang penulis buku
ini sekaligus Ibu kandung dari Tomo mengisahkan semua pengalamannya tentang
Tomo, mulai dari dalam kandungan, lahir hingga tumbuh dan kembang sehari-hari
dan kini Tomo sudah berusia 20 tahun.
Perjalanan yang tak mudah diakui
oleh Ibu Sari, butuh kesabaran tak bertepi dalam mendidik Tomo, karena selalu
ada saja tindakannya yang selalu membutuhkan perhatian ekstra dan menguji kesabaran.
Namun disitulah ketabahan sebagai seorang Ibu diuji, akan tetapi kasih sayang
dan rasa cintalah yang akhirnya membuktikan betapa kasih ibu tak pernah lekang
oleh apapun.
Ibu memang madrasah pertama bagi
anak-anaknya, tempat anak banyak belajar langsung berbagai hal, dan sungguh
Tomo beruntung terlahir dari Ibu sehebat Ibu Sari yang bisa mendidik dan
melatih Timo hingga bisa tumbuh menjadi anak yang hebat, bahhkan kini sudah
bisa bekerja.
Ini dia buku TOMO |
Sungguh kisah Tomo dan Ibu Sari
ini mengajarkan kita arti bersyukur dan bagaimana belajar sabar dari kisah
mereka yang sangat inspiratif ini. Makanya buku Tomo ini sungguh sangat layak
dibaca oleh siapa saja, supaya semakin sadar akan makna hidup yang sesungguhnya,
agar tidak pernah mudah menyerah dengan segala cobaan hidup yang ada.
Nah, buat teman-teman yang ingin
memiliki bukunya, dan membaca kisah Tomo ini maka bisa membelinya dengan Pree
Order selama Agustus hingga Oktober mendatang melalui No Whatsapp (WA:
0812-8464-816) dengan harga Rp. 78.000 (Tujuh Puluh Delapan Ribu Rupiah).
*****
Sungguh datang ke acara Festival
Literasi Sekolah 2019 ini membuat saya banyak belajar dan mendapatkan inspirasi
yang luar biasa. Semoga acara sebagus ini terus digalakan sehingga dunia literasi
di Indonesia semakin bagus dari waktu ke waktu. Maju Terus Literasi Indonesia!
No comments:
Post a Comment