Beberapa waktu belakangan ini,
rumor tentang Susu Kental Manis (SKM) bukan susu begitu riuh terdengar
gaungnya, dan itu juga membuat saya mikir apakah benar demikian, bahwa Susu
Kental Manis itu bukan susu?
Padahal keberadaan Susu Kendal
Manis ini konon katanya sudah ada jauh sebelum negeri ini merdeka, dan dulu
waktu saya kecil, ibu selalu membuatkan susu kental manis ini diseduh dengan
air panas dan diminum layaknya susu, dan saya yakin tak sedikit masyarakat lainnya
yang juga sama seperti keluarga saya, mengira SKM itu adalah susu.
Entah sudah berapa banyak anak di
Indonesia yang telah diberi SKM sebagai asupan minuman penunjang gizi harian
ini. Masyarakat dibuat keliru menafsirkan SKM sebagai susu lantaran promosinya
yang kerap mencitrakan kental manis sebagai susu yang baik diminum oleh
anak-anak ataupun orang dewasa.
Lantas kenapa baru sekarang
masalah ini menjadi perhatian banyak orang? Kemana saja selama ini, kenapa baru
sekarang dibahas? Apa dulu tidak ada orang-orang yang sadar bahwa SKM itu bukan
susu? Hmmm semua pertanyaan ini menari-nari saja di benak saya tanpa tahu harus
bertanya pada siapa.
Hingga akhirnya kemarin
(08/10/18) pertanyaan-pertanyaan ini akhirnya menemukan jawabannya di acara
#BloggerBicara yang mengangkat tema “Mengawal
Kebijakan BPOM Demi Mewujudkan Konsumen Cerdas” yang berlangsung di
Upnormal Mentang – Jakarta Pusat.
Tampak hadir dalam acara ini, ada
Dr. Eni Gustia MPH selaku Direktur
Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Ibu Pratiwi Febry yang merupakan
peneliti LBH Jakarta, dan ada juga Ibu
Eni Saeni, S.I.KOM, M.I.KOM selaku Pengamat Komunikasi dan Konsultan Media
serta Kang Maman yang menjadi
moderator acara ini.
Blogger Bicara SKM bukan Susu dengan narasumber (kiri - kanan): Ibu Pratiwi - Ibu Eni Saeni - Dr. Eni Gustia - Kang Maman |
Acara ini sendiri bertujuan untuk
mencegah kesalahan persepsi masyarakat dalam penggunaan Susu Kental Manis (SKM)
akibat tampilan dalam label dan iklan SKM yang tejadi selama ini yakni yang menampilkan
bahwa SKM adalah seolah-olah susu.
Dan terkait hal tersebut, maka pada
tanggal 22 Mei 2018 yang lalu, Badan POM telah mengeluarkan Surat Edaran yang ditujukan
kepada seluruh produsen/importir/distributor SKM yang menegaskan terkait label
dan iklan SKM.
Dalam edaran tersebut, BPOM
mengingatkan kembali mengenai Pasal 100 ayat (1) dan Pasal 104 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, dan Pasal (5) ayat (1) dan
Pasal 44 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan yang meminta agar iklan produk susu kental manis memperhatikan
beberapa hal berikut:
- Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 (lima) tahun dalam bentuk apa pun
- Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk susu kental dan analognya (kategori pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi. Produk susu lain antara lain susu sapi/susu yang dipasteurisasi/susu yang disterilisasi/susu formula/susu pertumbuhan
- Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman
- Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak
- Produsen/ importir/ distributor produk susu kental dan analognya (kategori pangan 01.3) harus menyesuaikan dengan surat edaran ini paling lama enam bulan sejak ditetapkan.
Jadi penting kita pahami bahwa melalui
edaran yang dikeluarkan oleh BPOM ini diharapkan semakin memberikan ketegasan
kepada para produsen SKM agar lebih memperhatikan bagaimana menampilkan tentang
'Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya' yang seharusnya agar
masyarakat tidak salah persepsi dan menganggap SKM itu susu.
Iklan SKM sebaiknya tidak melibatkan anakusia dibawah 5 tahun dan tidak tayang pada jam tayang anak |
Sebab selama ini, sudah cukup
banyak masyarakat yang merasa tertipu dengan label dan gaya iklan dari Susu
Kental Manis (SKM) yang selalu terpampang di berbagai media. Untuk itu, SKM
diprotes karena mengkategorikan diri selama ini sebagai susu namun nyatanya
kandungan susu di dalam produknya sangat sedikit dan kandungan gula justru
lebih banyak di dalamnya.
Dimana dalam pembuatan SKM ternyata
diracik dengan cara menguapkan sebagian air dari susu segar dan ditambah dengan
gula 45-50 persen, sehingga tertera SKM mengandung KH dan gula yang jauh lebih
tinggi serta protein yang jauh lebih rendah dari susu bubuk full cream.
Namun tidak juga tepat jika
dikatakan SKM sama sekali tidak mengandung susu. Sebab pada kenyataannya, SKM
mengandung kandungan susu, akan tetapi kandungan susunya jauh lebih rendah daripada
kandungan proteinnya.
Jadi dengan melihat sebagian
besar kandungan yang ada di dalam SKM adalah gula, maka hal ini membuat SKM
lebih tepat dinilai sebagai pemanis beraroma susu, bukan sebagai susu keluarga,
apalagi sebagai pengganti ASI pada bayi, karena SKM tidak cocok untuk anak dibawah
usia 3 tahun yang masih membutuhkan lemak dan protein tinggi untuk pertumbuhan
dan perkembangannya.
Dan kebutuhan gula pada anak 1-3
tahun hanya sekitar 13-25 gram. Jika meminum 2 kali SKM per hari maka sudah
melebihi kebutuhan gula sang anak, belum lagi ditambah dari sumber makanan
lainnya, Maka dengan begitu, kelebihan gula bisa mempengaruhi kesehatan anak
dan bisa juga menyebabkan obesitas.
Iniloh alasan kenapa SKM tidak sama dengan susu murni |
Perlu kita kita tahu, bahwa tubuh
kita punya toleransi tertentu terhadap konsumsi gula, sebab jika konsumsi gula
lebih dari 10% energi total akan berisiko penurunan sensitivitas insulin yang
kemudian memicu hiperglikemia (kadar gula darah lebih tinggi dari batas normal)
dan memicu risiko diabetes.
Nah, selain menyebabkan diabetes
dan obesitas, asupan gula secara berlebihan akan merusak gigi pada anak-anak.
Jadi sebagai orang tua, kita selayaknya sadar bahwa jangan lagi menjadikan SKM ini
sebagai pengganti susu, namun SKM ini sebaiknya hanya kita gunakan sebagai
toping untuk mempermanis sajian makanan dan minuman saja.
Selain itu, saya juga berharap semoga
semakin banyak produsen SKM yang mulai mengubah tampilan label pada kemasan SKM
dan Iklan di televisi sesuai surat edaran dari BPOM ini, dan juga menarik kembali
berbagai macam jenis iklan SKM yang sudah terlanjur tersebar di berbagai sosial
media dan youtube sehingga masyarakat tidak ada lagi yang terjebak dengan label
dan iklan yang menggandang-gadangkan SKM layaknya susu seperti yang selama ini
terjadi di masyarakat luas.
Salah satu contoh menggunakan SKM adalah sebagai toping untuk mencocol kue seperti ini. |
Sekali lagi saya ingatkan kepada
kita semua sebagai konsumen, sudah saatnya kita berprilaku hidup yang sehat dengan mengkonsumsi
SKM sewajarnya saja yaitu hanya sebagai toping untuk mempermanis makanan dan
minuman saja, bukan disajikan sebagai minuman susu untuk anak-anak, karena pada
kenyataannya SKM itu bukanlah susu!
Aku juga termasuk yang masa kecilnya diwarnai dengan minum susu kental manis. Orangtua dulu ngga tau kalau SKM bukan susu karena ya terpengaruh iklan dan promo yang masiv. Sekarang, udah saatnya kasih edukasi ke masyarakat kalau SKM bukan susu. Semoga produsen makin bijak dan makin mikirin kesehatan masyarakat.
ReplyDeleteSama Mba Suci saya juga termasuk yang masa kecilnya minum SKM. Semoga makin banyak orang tua yang sadar akan hal ini sehingga tidak lagi menganggap SKM adalah susu.
DeleteDan semoga juga produsen SKM tidak lagi membuat iklan SKM seolah-olah susu sehingga menyesatkan masyarakat.
Saya gunakan SKM untuk pemanis makanan atau minuman saja hehe. Harus lebih banyak digalakkan lagi nih sosialisasinya
ReplyDeleteiya kak dan nggak boleh di akui sebagai susu ya kak. Perlu dibangun pemahaman ini karena kasian dampaknya di kemudian haru juga. Nice info
ReplyDeleteSetuju skm itu bukan susu tapi creamer ya mas. Hanya untuk pelengkap makanan atau minuman. Kasian banyak masyarakat yg salah kaprah
ReplyDeletePadahal aku suka lho minum skm coklat ma ponakan, harus dikurangi neh karena ternyata bukan asli susu ya
ReplyDeletebanyak yg salah mikirnya skm ini susu untuk pertumbuhan, trus skm ditambah gula lagi khususnya masyarakat pedalaman. bukan jd sehat malah jd diabetes, semoga akan banyak masyarakat yg lebih cepat paham kalau skm hanya utk pelengkap
ReplyDeleteSKM itu emang enak, aku merupakan salah satu generasi yg pernah menikmati SKM dalam gelas kak. Krn memang baru keluar edaran resmi ttg SKM ini baru-baru ini.. Hm, semoga kedepannya sosialisasi SKM makin menyeluruh ya kak... Biar gak ada yg konsumsi SKM dalam gelas lagi. Cukup.. Generasi kita aja. ..ehehe
ReplyDeleteSosialisasi seperti ini sangat diperlukan agar masyarakat tidak lagi salah kaprah dengan penggunaan SKM
ReplyDeleteJadi sekarang namanya cukup KM, kental manis... iya ya bang, kenapa tdk dari dulu ditegaskan bahwa SKM adalah KM..apa mungkin karena teknologi zaman dulu belum mampu deteksi?kupikir tidak, . Lebih baik telat daripada tdk sama sekali ya bang
ReplyDeleteDulu aku prnah konsumsi SKM pakai es batu.. baru nyadar klo salah.. tapi untung gk d ksh kidos makin ngerti deh sekarang
ReplyDeleteSedih banget karena seringnya iklan SKM pakai modelnya anak anak. Dan anak anak kebawa jadi doyan juga.
ReplyDeleteSemoga makin banyak yang paham soal ini ya. Biar SKM jadi campuran dessert dan topping aja, bukan dicampur air anget dan siap disajikan di saat hujan.
Hiks. Aku termasuk yang sudah tertipu dengan produk SKM. Sudah sejak lama sering mengonsumsi SKM (belakangan sih enggak) karena beranggapan itu susu dan tentu saja menyehatkan. Padahal sebenarnya SKM dan susu itu dua hal berbeda. Semoga semakin banyak masyarakat yang sadar ya bahwa SKM itu bukan susu.
ReplyDeleteJadi namanya sekarang kental manis aja ya ga pake susu. Btw aku kalau SKM ini biasa buat toping makanan aja sih .
ReplyDeleteWaah mbak, selama ini saya kira SKM itu susu. Ternyata lebih banyak kandungan gulanya ya. Kl dikonsumsi terus2an bahaya juga nih mbak krn kelebihan konsumsi. Apalagi saya terkadang menjadikan SKM sbg selai roti gitu
ReplyDeleteMemang perlu terus disosialisasikan ya...karena banyak yg terkecoh. Penamaan kata susu pada kata SKM hrsnya dihilangkan juga tuh ...
ReplyDeleteAku masih suka susu ini buat campuran kopi susu. Enak loh. Sama buat roti atau madak puding.
ReplyDeleteAlhamdulillah sekarang masyarakat sudah mulai mengerti jika SKM bukan susu untuk dikonsumsi setiap hari, ya. Tapi hanya untuk pelengkap hidangan aja.Sepeeti pelengkap martabak manis keju, tanpa tambahan SKM rasanya memang hampa yaaaa
ReplyDeleteSosialisasi ini harus ..langsung ke masyarakat juga .kalau cuma share media begini hanya sebagian dan yg aktif di sosmed..
ReplyDeleteKalo kita yang nyampaikan langsung takut tersinggung..