Jika menengok ke masa kecil saat
dulu di kampung, hidup rasanya begitu asyik dan membahagiakan, mau main apa
saja bebas, karena dulu kami memiliki halaman rumah yang luas, sehingga saya
mau lari-larian, main bola, main kelereng, main sepeda atau main apapun di
halaman itu terasa sangat menyengkan.
Bahkan waktu kecil saya sangat
senang memanjat pohon jambu air yang ada di halaman rumah, duduk di dahannya
sambil makan jambu yang sudah matang. Seru aja rasanya menikmati buah jambu dan
semilir angin di atas pohon. Jujur saya kangen dengan masa-masa seperti itu,
melakukan semua yang saya mau begitu bebas.
Namun sejak merantau ke Jakarta, pemandangan
seperti itu tak pernah saya jumpai. Bahkan saya sangat jarang melihat rumah
yang memilik halaman yang luas, malah justru kebanyakan rumah di sini nyaris
tidak memilki halaman sama sekali, semua tanahnya habis menjadi lahan untuk
membangun rumah.
Sungguh kasihan sekali anak-anak
di sini yang tidak punya ruang untuk bermain. Makanya saya tidak heran, ketika
melihat anak-anak sekarang akhirnya lebih banyak menghabiskan waktunya di depan
televisi atau malah asyik bermain handphone, karena memang mereka tidak
memiliki ruang terbuka untuk bermain secara bebas.
Pentingkah anak bermain di luar ruangan?
Menurut saya pribadi sih penting
bangat karena bermain di luar ruangan itu bisa membuat hati jauh lebih senang,
karena kita bisa melakukan banyak hal dan belajar banyak dari hal-hal baru yang
kita temukan di luar.
Dan bayangkan saja, jika kita hanya
di dalam rumah tentu saja sangat membosankan. Alhasil anak-anak larinya hanya
dengan bermain gadget, sehingga hal ini bikin anak-anak menjadi malas bergerak,
dan kondisi ini bisa memicu anak-anak tumbuh menjadi obesitas.
Bahkan menurut sebuah studi dari
The American Academy of Pediatrics mengungkapkan bahwa ternyata aktivitas bermain
fisik di alam terbuka bermanfaat bagi kesehatan mental dan perkembangan
psikososial anak.
Selain itu, University of
Illinois juga menyebutkan bahwa melakukan kegiatan outdoor selama 30 menit ternyata dapat membantu anak-anak dengan
gangguan perhatian dan hiperaktivitas menjadi lebih mudah berkonsentrasi di
sekolah serta tenang di rumah.
Mba Reynitta menyebutkan bahwa anak-anak juga sangat perlu bermain di luar ruangan, karena di sana anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang berani, cerdas dan kreatif. |
Hal ini juga diungkapkan oleh Mba Reynitta Poerwito, Bach, Of Psych.,
M.Psi yang merupakan seorang Psikolog
Klinis dari Eka Hospital bahwa anak-anak juga memiliki kebutuhan yang
datangnya dari lingkungan tempat ia tinggal.
Namun yang menjadi pertanyaannya,
apakah lingkungan tersebut sudah memenuhi kebutuhannya dalam belajar dan
mengeksplorasi, atau justru membatasi ruang geraknya selama masa pertumbuhan?
Nah, tentu saja untuk menjawab
hal ini menjadi tanggung jawab kita sebagai orang tua, dimana kita harus
memikirkan tentang bagaimana anak-anak kita bisa belajar banyak hal baru dari
alam sekitar yang ditemukannya ke luar rumah.
Untuk itu, penting bagi orang tua tahu bahwa anak-anak
belajar dari SEMUA yang mereka
lakukan, mereka melakukan sesuatu karena mereka MAU/INGIN, dan secara alami mereka memiliki RASA INGIN TAHU yang sangat besar, dan orang tua sebaiknya tidak
membatasi anak-anak dalam BELAJAR apapun.
Maka dari itu, ada beberapa
manfaat yang bisa dirasakan oleh anak-anak ketika bermain di luar ruangan,
yaitu:
- Bermain di luar ruangan bisa meningkatkan motivasi dalam belajar
- Bisa membangun rasa percaya diri terutama dalam bersosialisasi
- Melatih sensor motorik anak-anak
- Bisa belajar secara aktif dari banyak hal baru yang ada
- Menyehatkan fisik dan membentuk pola pikir yang kreatif
- Membuat anak menjadi pribadi yang berani dan tidak takut dengan hal-hal baru
Untuk itu sangat penting bagi
kita sebagai orang tua untuk memiliki hunian yang menawarkan anak-anak ruang
gerak yang luas, karena dengan begitu anak-anak dapat melakukan banyak hal yang
dapat mengeksplorasi diri mereka dan kemampuannya sehingga hal ini akan sangat
membantu anak-anak dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Hal ini terjadi karena anak-anak
banyak belajar dari lingkungan sekitarnya dan perkembangan mental anak sangat
dipengaruhi oleh mendukung atau tidaknya lingkungan tempat anak tersebut
tinggal. Jadi bisa dibilang lingkungan cukup berperan penting untuk mendukung
tumbuh kembang lahir batin seorang anak.
Tempat Tinggal yang Buruk Picu Stress Pada Anak-Anak
Dan diungkapkan dalam The Journal
Psychosomatic Medicine bahwa lingkungan yang buruk seperti suasana yang sumpek,
kualitas udara dan air yang buruk, serta minim ruang terbuka hijau ternyata
bisa peningkatkan kortisol yaitu
hormon yang dilepaskan oleh seseorang ketika dilanda stress hingga 75 persen.
Selain memicu stress, ternyata
hormone kortisol ini juga diketahui dapat menekan sistem kekebalan tubuh,
meningkatkan tekanan darah dan gula darah sehingga bisa memicu terjadinya
obesitas. Waduh seram juga ya dampak dari hormone kortisol ini.
Untuk itu, menurut Mba Reynitta bahwa
jangan sampai kondisi rumah dan lingkungan tempat kita tinggal itu berada dalam
keadaaan dan situasi yang buruk, karena hal itu dapat mempengaruhi pertumbuhan
anak-anak, dan juga bisa memicu terjadinya stress pada anak-anak.
Oh iya, selaian kualitas
lingkungan yang buruk, ternyata penyebab lain anak-anak mudah dirundung stress
menurut Mba Reynitta adalah karena pola
asuh yang diberikan oleh orang tuanya. Dimana faktor-faktor yang kerap bisa memicu stres pada anak-anak diantaranya: Pola asuh yang tidak cocok dengan karakter anak, kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung kebutuhan fisik serta mentalnya, dan ada masalah
yang tidak teratasi dengan baik.
Dan menurut Mba Reynitta, kita
bisa mengenali anak-anak bila terkena stress, dimana tanda-tandanya bisa kita
lihat dan rasakan secara langsung, misalnya: anak merasa tidak percaya diri,
mudah cemas, daya tangkapnya kurang, serta tidak seimbangnya penerimaan
stimulus dan reaksi emosi.
Maka bila sudah melihat tanda-tanda ini, kita sebagai orang harus bisa secepatnya menemukan apa yang menjadi penyebab dari stress yang menimpa anak-anak tersebut. Bahkan jika dirasa tidak mampu menemukan solusi sendiri, maka oraang tua sebaiknya jangan malu untuk mengkonsultasikannya dengan psikolog atau psikiater supaya masalah stress pada anak ini cepat ditemukan solusinya.
Maka bila sudah melihat tanda-tanda ini, kita sebagai orang harus bisa secepatnya menemukan apa yang menjadi penyebab dari stress yang menimpa anak-anak tersebut. Bahkan jika dirasa tidak mampu menemukan solusi sendiri, maka oraang tua sebaiknya jangan malu untuk mengkonsultasikannya dengan psikolog atau psikiater supaya masalah stress pada anak ini cepat ditemukan solusinya.
Selain itu, penting bagi kita
sebagai orang tua untuk menciptakan lingkungan yang bisa meminimalisir stress
pada anak-anak. Jadi selain memiliki hunian yang menunjang anak untuk belajar
dan bermain di luar, orang tua juga perlu untuk menciptakan lingkungan di dalam
rumah yang minim stress dengan melakukan hal-hal berikut ini:
- Berikan waktu tidur yang cukup pada anak
- Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dalam bertutur, bersikap dll
- Biasakan untuk mengkomunikasikan perasaan sehingga anak-anak bisa terbuka
- Mendukung kebutuhan mentalnya, seimbangkan dengan ekspektasi
- Luangkan waktu untuk melakukan olahraga bersama
- Berikan perhatian yang tidak terbagi untuk anak-anak
Mba Zata membenarkan bahwa lingkungan tempat tinggal punya penting dalam tumbuh kembang anak |
Senada dengan itu, Mba Zata Ligouw selaku Editor In-Chief Lolamag.id
mengungkapkan bahwa bila anak-anak dirasa memiliki masalah, maka orang tua sebaiknya mengajak anak-anak untuk berkomunikasi supaya bisa mencari tahu permasalahannya supaya anak-anak tidak sampai mengalami stress.
Hal ini pun yang diterapkan oleh Mba Zata pada anak-anaknya, seperti ketika anak keduanya dijauhi oleh teman-temannya, maka saat-saat seperti itu peran orang tua sangat penting, bagaimana meyakinkan sang anak untuk tidak minder dalam bergaul dan jangan sampai stress karena masalah tersebut.
Maka Mba Zata bersama keluarga membebaskan sang anak untuk bermain, dan justru memberikan sepeda kepada anaknya untuk bermain di seputar lingkungan rumahnya, alhasil lama-kelamaan kegiatan bersepeda tersebut justru membawa pengaruh baik kepada anak-anak lainnya yang akhirnya ikut bersepeda rame-rame dengannya.
Jadi pola asuh dalam sebuah keluarga dan dukungan lingkungan yang tepat bisa meminimalisir stress pada anak, alhasil anak akhirnya bisa bebas mengeksplore hobinya (seperti bersepeda) dan membuat anak-anak tumbuh percaya diri untuk berkenalan dan bersosialisasi dengan orang lain.
Selain itu, Mba Zata juga menceritakan tentang bagaimana sebuah lingkungan bisa mempangaruhi masa kecilnya. Dulu keluarganya pernah tinggal dilingkungan yang sangat brisik dan banyak polusi, dimana rumah Mba Zata ini berada di samping bengkel. Dimana keberadaan bengkel dengan banyak pegawai laki-lakinya yang sering bolak-balik di depan rumahnya membuatnya merasa tidak nyaman. Berada di situsi seperti ini, mungkin secara fisik tidak terlihat efeknya, namun secara psikis menimbulkan rasa tidak nyaman.
Hal ini pun yang diterapkan oleh Mba Zata pada anak-anaknya, seperti ketika anak keduanya dijauhi oleh teman-temannya, maka saat-saat seperti itu peran orang tua sangat penting, bagaimana meyakinkan sang anak untuk tidak minder dalam bergaul dan jangan sampai stress karena masalah tersebut.
Maka Mba Zata bersama keluarga membebaskan sang anak untuk bermain, dan justru memberikan sepeda kepada anaknya untuk bermain di seputar lingkungan rumahnya, alhasil lama-kelamaan kegiatan bersepeda tersebut justru membawa pengaruh baik kepada anak-anak lainnya yang akhirnya ikut bersepeda rame-rame dengannya.
Jadi pola asuh dalam sebuah keluarga dan dukungan lingkungan yang tepat bisa meminimalisir stress pada anak, alhasil anak akhirnya bisa bebas mengeksplore hobinya (seperti bersepeda) dan membuat anak-anak tumbuh percaya diri untuk berkenalan dan bersosialisasi dengan orang lain.
Selain itu, Mba Zata juga menceritakan tentang bagaimana sebuah lingkungan bisa mempangaruhi masa kecilnya. Dulu keluarganya pernah tinggal dilingkungan yang sangat brisik dan banyak polusi, dimana rumah Mba Zata ini berada di samping bengkel. Dimana keberadaan bengkel dengan banyak pegawai laki-lakinya yang sering bolak-balik di depan rumahnya membuatnya merasa tidak nyaman. Berada di situsi seperti ini, mungkin secara fisik tidak terlihat efeknya, namun secara psikis menimbulkan rasa tidak nyaman.
Maka tak lama kemuudian akhirnya Mba Zata
sekeluarga pindah rumah dan memilih tinggal di daerah yang lebih baik,
lebih tenang dan memiliki banyak lingkungan hijaunya, yaitu dikelilingi oleh
kebun nangka sehingga bisa puas bermain dengan teman-teman di sana.
Dari pengalaman masa kecilnya
tersebut, Mba Zata pun akhirnya ketika sakarang sudah berkeluarga dan punya
anak pun memilih hunian jenis tapak menjadi pertimbangannya. Karena Beliau
menilai bahwa akan banyak kegiatan seru dan menyenangkan yang bisa dilakukan
bersama keluarga terutama anak-anaknya di landed
house.
Ya, banyak aktivitas yang bisa
dilakukan, seperti berjemur, jalan pagi, bersepeda atau aktivitas fisik lainnya. Bahkan
Mba Zata mengungkapkan bahwa ‘menapak di tanah’ itu bikin dirinya meresa lebih
hidup dan lebih aktif. Hal ini pun yang diterapkannya kepada anak-anaknya yaitu
membiasakan mereka untuk bermain di ruang terbuka seperti halaman atau taman
karena hal ini otomatis akan mengasah kemampuan motorik kasar anak-anak untuk
berkembang sempurna.
Melihat begitu pentingnya manfaat
rumah yang memiliki halaman yang cukup untuk menunjang aktivitas semua anggota
keluarga terutama anak-anak, maka kini banyak dari kita termasuk saya yang
bertanya-tanya, dimanakah tempat membeli rumah zaman sekarang yang ada
halamannya?
Femilia Urban Dukung Tumbuh Kembang Anak Menjadi Optimal
Menjawab hal ini, maka kini telah
hadir sebuah kawasan perumahan yang bisa menghadirkan sebuah hunian yang nyaman
dipadukan dengan halaman yang cukup luas untuk bermain bagi anak-anak yaitu Femilia Urban namanya.
Bapak Teguh mengungkapkan bahwa Familia Urban hadir untuk memenuhu hunian yang nyaman dan menyatu dengan alam. |
Terkait Femilia Urban ini, maka Bapak Teguh Suhanta selaku Manager Realty Familia Urban
menjelaskan bahwa Femilia Urban ini merupakan sebuah kawasan hunian yang
berdiri di atas lahan seluas 176 hektar yang berada di kota Bekasi Timur.
Dimana kawasan hunian ini tidak hanya menghadirkan hunian sebagai tempat untuk
berteduh saja, namun kawasan ini menghadirkan juga lingkungan yang nyaman dan
aman sebagai kawasan hunian yang menyenangkan.
Pembangunan kawasan landed house
(rumah tapak) ini dikembangkan oleh PT Timah Karya Persada Properti (Timah
Properti) dengan memanfaatkan lahan milik dari PT Timah (Persero) Tbk yang
merupakan induk dari Timah Properti, sehingga kawasan ini memiliki status tanah
yang sangat jelas dan aman.
Jadi Femilia Urban ini hadir dengan konsep “Green Spaces” dan “Walkable Neighbourhood” yaitu sebuah kawasan tempat tinggal yang
menyatu dengan alam. Jadi dengan mengusung konsep ini, maka kawasan hunian
Femilia Urban ini memiliki ruang hijau yang memiliki kualitas udara yang baik
dan lingkungan yang adem karena banyak pohon.
WOW ternyata kawasan Familia Urban dibangun di atas lahan yang sangat luas yaitu 176 hektar loh |
Selain itu, setiap tempat tinggal
atau rumah yang ada di sini memiliki halaman untuk anak-anak bemain atau
beraktivitas fisik, selain itu terdapat ruang terbuka hijau berupa taman yang
luas dengan jalur-jalur pedestrian dan brandgang yang aman sehingga membuat
para penghuni yang tinggal Femilia Urban ini dapat melakukan banyak aktivitas
dengan berjalan kaki, bersepeda sehingga dapat bersosialisasi dengan penghuni lainnya.
Dan menurut saya konsep seperti ini sangat bagus,
karena selain memberikan tempat tinggal yang nyaman dengan suasan lingkungan
yang asri, tinggal di sini memungkinkan kita bisa bersosialisasi dengan banyak
orang lain, dimana sikap bersosialisai ini sekarang mulai terkikis dengan gaya
hidup kaum modern yang serba individual.
Selain menawarkan konsep hunian yang
nyaman, untuk urusan akses pun ada empat akses tol yang bisa kita pilih, yaitu:
tol Jati Asih, tol Bekasi Barat, tol Bekasi Timur, dan tol Tambun. Jadi para
penghuni yang tinggal di kawasan ini tetap bisa lanjar untuk mobilitasnya.
Familia Urban menghadirkan hunian dengan taman dan ruang hijau yang nyaman |
Dan tinggal di kawasan Familia
Urban ini akan semakin asyik dan nyaman karena di kawasan ini hanya 28 persen
lahannya untuk kawasan residensial, maka sisanya akan dibangun dengan berbagai
fasilitas penunjang hidup orang-orang yang tinggal di sini, seperti: Greenery
11 persen, CDB 11 persen, Ruko 5 persen, Fosus Fasos 3 Persen, Pond 9 persen, Main Boulevard 11 persen dan
jalan kawasan 22 persen.
Dan harga rumah di kawasan
Familia Urban ini dirilis mulai dari Rp. 460.000 (Empat ratus enam puluh juta
rupiah) namun ada berbagai bonus dan penawaran menarik lainnya jika teman-teman
datang membelinya di acara Indonesia Properti Expo 2018 yang akan berlangsung
hingga 30 September 2018 mendatang dengan langsung mengunjungi booth Timah
Properti yang terletak Hall B, No. 39-40 – Jakarta Convention Center, Senayan –
Jakarta. Saatnya pilih hunian nyaman
untuk dukung tumbuh kembang anak bersama Familia Urban!
Senang banget sama hunian yang mengusung konsep alam. Jadi rindu zaman kita kecil dulu ya, Dek. Sekarang di mana-mana gedung pencakar langit dan polusinya minta ampun dah.
ReplyDeleteIya Mba Haya, saya juga rindu susana rumah zaman dulu yang punya halaman luas. Makanya sekarang saya senang bangat sama hunian yang mengusung konsep alam seperti Familia Urban ini :)
DeleteKeren ya familia urban ini. Luas banget. Dilihat dari maketnya cantik banget. Suka deh kalau konsep2 alam gini.
ReplyDeleteKeren ini ada jalur pedestrian, apalagi ada ruang terbuka hijau, tentu jadi lebih asri, nyaman dan pastinya adem. Semoga banyak perumahan yang seperti ini mengingat kurangnya pepohonan dan tanaman
ReplyDeleteHunian tapak itu bikin nyaman menurutku. Senang memang kalau anak itu selain dapat tempat tinggal yang nyaman juga pola asuh yang hangat dari keluarga didapatkan.
ReplyDeleteBagus konsepnya ya. Hunian dengan konsep alam. Memang anak anak perlu sekali dikasih space untuk bermain agar dia tumbuh lebih sehat
ReplyDeleteSeneng banget punya halaman rumah yg luas...jd inget saat ank2 msh kecil. Tpt tinggalku jd tpt kumpul anak2...krn ga ada tpt bermain lagi...
ReplyDeleteKeren ni kalau pengembang berpikir konsep lingkungan Hijau Dan ramah ansk.
ReplyDeleteJadi udah siap punya anak neh wan? Tempatnya keren ya.. adem kayak wajah dia
ReplyDeletekonsepnya udah kece gini, pastinya pengaruh besar buat anak2 ya secara anak2 pengen main diluar terus dan sekarang ruang geraknya asyik seperti ini mereka tambah betah
ReplyDelete