Salah satu ketakutan yang kerap melanda manusia adalah kehilangan penglihatannya, termasuk saya. Dan tidak bisa saya bayangkan bila keindahan dunia yang selama ini bisa kita nikmati tiba-tiba diganti dengan pemandangan buram yang cenderung gelap, semua yang awalnya berwarna perlahan menjadi redup dan yang ada hanya hitam.
Ya, kebutaan adalah salah satu momok yang bisa menghantui siapa saja, apalagi semakin berumurnya seseorang, maka daya penglihatannya pun akan turut semakin berkurang, dan salah satu penyebab menurunnya daya penglihatan ini disebabkan oleh katarak.
Dimana katarak sendiri merupakan kondisi mata di mana lensa mata menjadi keruh dan berawan, dan konon katanya orang-orang yang mengalami katarak ini akan merasa seperti melihat jendela berasap, pemandangan tidak terlihat dengan jelas.
Namun dalam banyak kasus, tenyata sebagian besar katarak berkembang perlahan, sehingga pada awalnya biasanya tidak terasa mengganggu. Namun lama kelamaan, katarak ini akan mengganggu penglihatan sehingga kita akan mulai sulit melakukan aktivitas rutin seperti membaca, menyetir dan segala aktivitas lainnya.
Dan untuk mengenali katarak ini, ternyata ada beberapa hal yang menjadi tanda-tandanya bila kita terkena gejala katarak ini, misalnya: Pandangan kabur seperti berkabut, warna di sekitar terlihat memudar, merasa silau bila melihat cahaya seperti matahari atau lampu, lalu mata melihat pandangan ganda, dan pada malam hari daya penglihatan menurun, serta sering mengganti ukuran kacamata.
Oh iya, berbicara tentang katarak ini, ternyata menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa di Indonesia terdapat sekitar 3,5 juta orang yang mengalami kebutaan pada kedua belah matanya, dan terdapat sekitar 50 persennya atau sekitar 1,5 juta orang tersebut mengalami kebutaan akibat katarak. Bahkan berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) per 30 Agustus 2018 yang lalu, ternyata katarak merupakan penyumbang terbesar kebutaan di Indonesia yang hampir mencapai 60 persen.
Selain masalah kebutaan yang disebabkan oleh katarak ini, ada masalah lain juga yang menyita perhatian kita semua, dan setiap tahun kebutuhan darah untuk layanan medis tergolong sangat tinggi di Indonesia. Bahkan, berdasarkan data, sembilan persen kematian ibu yang baru melahirkan terjadi karena kebutuhan darah pasca melahirkan tak terpenuhi.
Bahkan berdasarkan catatan World Health Organization (WHO) di situs Kementerian Kesehatan pada Juli 2017 silam, ternyata jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong darah per tahun atau 2% jumlah penduduk Indonesia.
Nah, melihat kondisi tingginya angka kebutaan dan kebutuhan akan darah inilah yang akhirnya melatarbelakangi PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada 24 September 2018 kemarin melalui program Bakti BCA kembali memberikan Donasi Alat Operasi Katarak kepada Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK Perdami) Pengurus Pusat dan SPBK Perdami Cabang DKI Jakarta serta Penyerahan Donasi Sarana Pengambilan Darah Donor kepada Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) DKI Jakarta.
BCA menyerahkan donasi kepada SPBK Perdami dan PMI dengan total Donasi Rp. 1.315 Miliar - (Kiri - Kanan) Bapak Umar - Ibu Inge - Bapak Suwignyo - Bapak Reza dan Bapak Rio |
Dan melalui kesempatan ini, secara simbolis Bapak Suwignyo Budiman selaku Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan Ibu Inge Setiawati selaku Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BCA menyerahkan secara simbolis donasi 2 buah mikroskop kepada Dr. Umar Mardianto, SpM (K) selaku Ketua SPBK Perdami Pengurus Pusat, donasi 1 buah mikroskop kepada dr. Rio Rhendy, SpM selaku Ketua SPBK Perdami Cabang DKI Jakarta serta menyerahkan donasi 4 set Blood Scale & Mixer kepada Bapak Muhammad Ali Reza selaku Ketua Pengurus Provinsi PMI DKI Jakarta.
Dimana pemberian donasi ini merupakan wujud nyata dari komitmen dan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam memberikan nilai tambah kepada masyarakat Indonesia. Dimana pada kesempatan ini, BCA berhasil menyerahkan donasi senilai total Rp1,315 milliar untuk mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Dimana pemberian donasi ini merupakan wujud nyata dari komitmen dan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam memberikan nilai tambah kepada masyarakat Indonesia. Dimana pada kesempatan ini, BCA berhasil menyerahkan donasi senilai total Rp1,315 milliar untuk mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Hal ini pun diungkapkan oleh Bapak Suwignyo Budiman selaku Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam sambutannya, bahwa latar belakang ini yang menyadarkan kami bahwa buta katarak dan kebutuhan darah di Indonesia masih menjadi salah satu masalah penting di bidang kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
Dan Beliau mengakui bahwa untuk itu diperlukan berbagai inisiatif dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta agar masalah-masalah seputar kesehatan yang ada di masyarakat ini bisa segera terbantu sehingga masyarakat bisa hidup lebih baik lagi.
Makanya BCA sebagai salah satu institusi perbankan yang dekat dengan masyarakat selalu ingin memberikan perhatian lebih untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, seperti melalui pelaksanaan operasi katarak gratis dan kegiatan donor darah ini.
Oleh karena itu, dukungan ini menjadi bentuk wujud nyata bagi BCA untuk menjamin kesejahteraan masyarakat yang lebih baik lagi, sehingga masyarakat bisa terbebas dari kebutaan akibat katarak ataupun permasalahan persediaan stok darah untuk keperluan medis.
Dan Beliau mengakui bahwa untuk itu diperlukan berbagai inisiatif dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta agar masalah-masalah seputar kesehatan yang ada di masyarakat ini bisa segera terbantu sehingga masyarakat bisa hidup lebih baik lagi.
Makanya BCA sebagai salah satu institusi perbankan yang dekat dengan masyarakat selalu ingin memberikan perhatian lebih untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, seperti melalui pelaksanaan operasi katarak gratis dan kegiatan donor darah ini.
Oleh karena itu, dukungan ini menjadi bentuk wujud nyata bagi BCA untuk menjamin kesejahteraan masyarakat yang lebih baik lagi, sehingga masyarakat bisa terbebas dari kebutaan akibat katarak ataupun permasalahan persediaan stok darah untuk keperluan medis.
Bapak Umar menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan oleh BCA selama ini |
Berkat mendapatkan bantuan ini maka Dr. Umar Mardianto, SpM (K) mewakili SPBK Perdami pun tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada BCA atas bantuan donasinya yang kembali diberikan berupa alat operasi katarak sehingga dengan adanya donasi ini maka SPBK Perdami bisa membantu semakin banyak masyarakat yang terkena katarak.
Dan tahun ini bukan merupakan kerjasama pertama kali antara BCA dengan SPBK Perdami, melaikan ini merupakan kerjasama yang kesekian kalinya. Dimana sebelumnya BCA bersama SPBK Perdami hingga semester II tahun 2018 telah melakukan 32 kali operasi mata katarak di berbagai daerah di Indonesia dengan jumlah operasi hampir 3.000 mata.
Selain itu pada tahun 2017 yang lalu, BCA juga telah menyumbang satu unit Phacoemulsification Cataract Machine Intuitiv AMO dan tiga set alat pendukung operasi katarak senilai Rp 659,5 juta.
Sedangkan pada tahun 2016, BCA juga menyumbangkan dua buah mikroskop senilai Rp 500 juta, 13 alat bantu operasi dan 2 alat biometri senilai Rp 450,45 juta pada tahun 2015, serta pada tahun 2014 menyumbang 1 buah mikroskop senilai Rp 385 juta rupiah.
Dan tahun ini bukan merupakan kerjasama pertama kali antara BCA dengan SPBK Perdami, melaikan ini merupakan kerjasama yang kesekian kalinya. Dimana sebelumnya BCA bersama SPBK Perdami hingga semester II tahun 2018 telah melakukan 32 kali operasi mata katarak di berbagai daerah di Indonesia dengan jumlah operasi hampir 3.000 mata.
Selain itu pada tahun 2017 yang lalu, BCA juga telah menyumbang satu unit Phacoemulsification Cataract Machine Intuitiv AMO dan tiga set alat pendukung operasi katarak senilai Rp 659,5 juta.
Sedangkan pada tahun 2016, BCA juga menyumbangkan dua buah mikroskop senilai Rp 500 juta, 13 alat bantu operasi dan 2 alat biometri senilai Rp 450,45 juta pada tahun 2015, serta pada tahun 2014 menyumbang 1 buah mikroskop senilai Rp 385 juta rupiah.
Selain itu, Bapak Muhammad Ali Reza yang mewakili PMI juga turut menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada BCA atas bantuan berupa donasi sarana pengambilan darah donor yang diberikan oleh BCA ini. Dengan adanya bantuan ini, maka diharapkan bisa membantu memenuhi semakin banyak kebutuhan darah bagi masyarakat.
Dan tahun ini juga bukan merupakan kerjasama pertama antara BCA dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Dimana sebelumnya BCA sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 47 ribu kantong darah dari 103 kali penyelenggaraan donor darah bersama PMI.
Dan pada tahun 2017 yang lalu pun, BCA juga memberikan donasi kepada PMI berupa 1 unit kendaraan operasional sesuai kebutuhan PMI senilai Rp 450.000.000. Diharapkan dengan bantuan tersebut maka PMI semakin mudah dalam melayani masyarakat.
Sungguh saya pribadi sangat salut dan bangga dengan BCA yang selalu rutin memberikan bantuannya kepada masyarakat yang diwakilkan oleh pihak-pihak seperti SPBK Perdami dan PMI ini demi mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Maju terus BCA, terus wujudkan baktimu untuk negeri!
Dan tahun ini juga bukan merupakan kerjasama pertama antara BCA dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Dimana sebelumnya BCA sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 47 ribu kantong darah dari 103 kali penyelenggaraan donor darah bersama PMI.
Dan pada tahun 2017 yang lalu pun, BCA juga memberikan donasi kepada PMI berupa 1 unit kendaraan operasional sesuai kebutuhan PMI senilai Rp 450.000.000. Diharapkan dengan bantuan tersebut maka PMI semakin mudah dalam melayani masyarakat.
Sungguh saya pribadi sangat salut dan bangga dengan BCA yang selalu rutin memberikan bantuannya kepada masyarakat yang diwakilkan oleh pihak-pihak seperti SPBK Perdami dan PMI ini demi mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Maju terus BCA, terus wujudkan baktimu untuk negeri!
No comments:
Post a Comment