Melihat anak-anak yang memiliki
tubuh gemuk terkadang membuat kita gemas dan menilainya sangat lucu, dan tak
sedikit juga masyarakat kita masih ada yang beranggapan bahwa anak yang gemuk
adalah anak yang sehat, sehingga membuat kita beranggapan bahwa anak-anak yang memiliki
tubuh gemuk itu merupakan hal yang biasa di masyarakat kita.
Padahal perlu kita ketahui, bahwa
kegemukan (obesitas) pada anak-anak perlu kita waspadai. Kegemukan pada usia
anak-anak adalah sesuatu masalah kesehatan yang serius, selain karena akan
menimbulkan berbagai penyakit kronis degeneratif di kemudian hari, namun obesitas
pada anak juga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak pada tahap usia
selanjutnya.
Menyadari hal ini, kita sebagai
orang tua harus benar-benar mengerti tentang masalah obesitas ini, jangan
sampai kita salah memahaminya, karena anak-anak kita sejatinya belum tahu
seperti apa ancaman dari obesitas itu, maka peran kita sebagai orang tua begitu
besar untuk mencegah anak-anak mengalami obesitas ini.
Bahkan saya pernah baca sebuah
artikel yang mengatakan, bahwa berdasarkan laporan penelitian gabungan tahun
2016 yang dilakukan oleh UNICEF, WHO dan ASEAN, ternyata Indonesia memiliki
persentase yang sama untuk anak obesitas dan anak malnutrisi (gizi
kurang/buruk), yaitu sebesar 12 persen.
Melihat semakin banyaknya
anak-anak yang mengalami obesitas ini, maka Rumah Sakit Royal Progress
menggelar acara Media Gathering dengan mengangkat tema “Obesitas pada Anak”
pada Jumat, 3 Agustus 2018 yang lalu di Up In Smoke Restaurant, Mega Kuningan –
Jakarta Selatan.
Tampak hadir dalam acara ini dr. Lucie Permana Sari, SpA, Ibu Nadia
Rachman, M.Psi, Psikolog, Dr. dr. Rika Haryono, SpKO, dan dr. Paulina Tobing, M. Gizi, SpKG serta Chef Ferdy yang akan memaparkan dengan
jelas tentang apa itu obesitas, bagaimana langkah mencegah obesitas hingga menu
makanan seperti apa yang dipersipakan untuk anak-anak.
Ayo Kenali Obesitas Pada Anak
dr. Lucie menjelaskan betapa pentingnya kita mengenali penyebab obesitas pada anak |
Kesempatan pertama dibuka oleh dr. Lucie Permana Sari, SpA yang
menjelaskan terkait pentingnya kita mengenali obesitas pada anak-anak. Untuk
itu, Beliau menjaskan bahwa obesitas
itu merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang
berlebihan, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal.
Dan ternyata obesitas terjadi disebabkan
karena asupan energi yang lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan.
Dimana asupan energi yang tinggi ini lantaran kita mengkonsumsi makanan sumber
energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang kita lakukan rendah
yang disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary lifestyle.
Perlu kita pahami, ternyata obesitas
yang terjadi pada masa anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
terjadinya obesitas pada saat kelak dia dewasa, sehingga hal ini membuat
anak-anak tersebut berpotensi untuk mengalami penyakit metabolik dan penyakit
degeneratif juga pada saat mereka dewasa nanti.
Melihat kenyataan ini, maka
sangat penting bagi kita untuk memahami apa saja sih yang menjadi faktor
penyebab obesitas pada anak-anak ini?
dan menurut dr. Lucie ternyata faktor penyebab obesitas pada anak
disebebkan oleh 2 faktor, yaitu:
- Faktor lingkungan memiliki pengaruh pada obesitas terutama terjadi melalui ketidakseimbangan antara aktivitas fisik, pola makan dan perilaku makan. Dimana kekurangan aktivitas fisik ini terjadi karena kemajuan teknologi yang menghadirkan alat elektronik seperti video games, playstation, gadget. Selain itu, minimnya lapangan dan ruang bermain anak juga turut membuat anak-anak malas untuk melakukan aktivitas fisik. Selain itu, obesitas juga turut dipengaruhi pola makan seperti mengkonsumsi makanan porsi besar (melebihi dari kebutuhan), makanan tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat dan rendah serat. Seperti sering memilih makanan berupa junk food, makanan dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).
- Faktor Genetik ini bisa dibilang tidak mutlak, namun anak dengan anggota keluarga atau orang tua yang mengidap obesitas lebih berisiko mengidap obesitas juga. Selain bersifat keturunan, juga bisa diakibatkan oleh pola makan dan gaya hidup anak yang serupa dengan orangtuanya.
Untuk itu, kita harus bisa
benar-benar memahami faktor penyebab obesitas ini, karena jika kita lalai, maka
obesitas ini mempunyai dampak yang begitu luar biasa pada anak-anak kita.
Lantas apa saja sih dampak dari obesitas ini pada anak?
Biasanya anak-anak yang mengalami
obesitas akan mengalami gangguan fungsi saluran napas obstruktif sleep apnea
(OSA), atau juga bisa bisa mengalami sindrom metabolik yang merupakan kumpulan
gejala perkembangan penyakit generatif seperti tekanan darah tinggi, kolestrol
tinggi dan lain sebagainya.
Selain itu, ternyata obesitas
juga bisa bikin sesak nafas sehingga membuat anak menjadi sulit untuk olahraga atau aktifitas fisik sehingga bisa menyebabkan
terjadinya asma. Bahkan, ternyata bisa juga menjadi penyebab penumpukkan lemak
di tubuh dan di dalam pembuluh darah.
Kemudian, obesitas ini bila
dialami oleh anak perempuan maka akan ditandai dengan menstruasi dini, dan hal
ini merupakan tanda ketidakseimbangan hormonal yang nantinya dapat menimbulkan
masalah kesehatan perempuan setelah dewasa. Selain itu, anak-anak yang mengalami
berat badan berlebihan ini akan mengalami kerusakan area pertumbuhan tulang dan
dapat mencederai tulang mereka.
Bahkan tak jarang yang kerap kita
temui di masyarakat kita, obesitas ini membuat anak akan mendapatkan stigma dan
kurang diterima di lingkungan sosial seusianya. Mereka juga akan cendrung
mengalami pandangan negatif, diskriminasi, hingga perilaku bully oleh teman-temannya
karena kondisi badan mereka.
Gangguan Sosial Emosi pada Anak Obesitas
Seperti yang sudah disinggung di
atas bahwa salah satu dampak dari obesitas adalah kurang diterimanya anak
obesitas di lingkungan sosial seusianya, sehingga berujung pada gangguan sosial
emosi anak obesitas tersebut.
Ibu Nadia mengutarakan bahwa obesitas pada anak bisa menyebabkan gangguan sosial emosi pada anak |
Dan Ibu Nadia Rachman seorang psikolog menuturkan bahwa gangguan emosi
pada anak obesitas dapat terjadi dimana
anak menjadi gampang bersedih hati dan memisahkan diri dari lingkunganya, lalu
timbul rasa lapar yang berlebihan sebagai kompensasi dari masalahnya tersebut, sehingga
kebiasaan makan yang terlampau banyak ini akan menghilang apabila dapat
mengatasi ganguan emosinya.
Untuk itu, sangat penting kita
mengenali apa saja yang menjadi ciri-ciri gangguan sosial emosi yang terjadi pada
anak-anak yang mengalami obesitas, yaitu: biasanya anak-anak menjadi rendah
diri, mengalami kecemasan, mengalami masalah belajar, depresi, minder dengan
konsep diri yang rendah.
Konsep diri yang
rendah yaitu bagaimana anak memaknai dirinya sebagai anak yang gemuk, tidak
cantik / ganteng, lemah, kurang percaya diri, tidak disukai teman dan tidak
punya banyak teman.
Maka dari itu, sangat penting
bagi kita untuk memahami betapa pentingnya penanganan masalah gangguan sosial
emosional pada anak obesitas ini, karena penyesuaian yang salah akan
menyebabkan anak-anak ini justru akan memiliki hubungan yang yang tidak
menyenangkan dengan banyak orang, termasuk dengan anggota keluargana sendiri,
teman sepermainan bahkan teman di sekolah.
Selain itu, anak-anak ini akan menjadi
segan bergaul atau merasa terasing, suka melarikan diri dari tanggung jawab, kurang
percaya diri, gampang gugup, mudah mengeluh, introvert, mudah murung dan juga mudah
merasa tersingung.
Untuk itu, sangat penting bagi
kita terutama orang tua untuk mengetahui langkah bijak seperti apa yang harus
kita lakukan agar kita terhindar dari penanganan yang salah terhadap anak-anak
obesitas. Dan menurut Ibu Nadia bahwa ada beberapa cara yang bisa kita lakukan
untuk membantu mengatasi gangguan sosial emosi pada anak-anak yang mengalami
obesitas, diantaranya:
- Kita harus lebih mendekatkan diri pada anak, memberikan perhatian pada anak dan membantu anak dalam menjaga pola makannya.
- Memberilah kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuannya sesuai minat dan bakatnya sehingga anak bisa mengeksplore dirinya dan tidak hanya terpaku pada gadget saja.
- Memberilah pujian setiap anak melakukan hal yang baik dan berprestasi supaya anak senang dan merasa dihargai.
- Mulai melatih kepercayaan diri anak dengan mengikutinya pada kegiatan–kegiatan yang melatih kepercayaan dirinya seperti berbagai kursus atau kegiatan apapun yang disukainya sehingga anak bisa menumukan potensi diri yang bisa menjadi bekal untuk membuatnya percaya diri.
Tentu peran orang tua begitu
besar di sini dan diharapkan dengan cara ini, maka anak-anak yang mengalami masalah
gangguan sosial emosional bisa segera kembali menjadi anak-anak dengan emosi
yang stabil dan terkontrol sehingga sang anak akan menjadi sosok dan pribadi yang
hangat dan menyenangkan dimanapun ia berada.
Aktivitas Fisik yang tepat untuk Anak Obesitas
Setelah sukses melakukan
pendekatan dengan menyentuh sisi emosi seorang anak obesitas, maka tentu saja kita
akan semakin mudah untuk melakukan langkah selanjutnya, yaitu kita harus
berupaya bagaimana supaya anak-anak obesitas ini mau melakukan banyak aktivitas
fisik, karena dengan meningkatnya aktivitas fisik maka penurunan berat badan
berlebih ini diharapkan akan semakin mudah untuk dilakukan.
Pentingnya mengatasi obesitas ini
karena bukan hanya berdampak pada sisi emosi dan kejiwaan seoarang anak, ternyata
obesitas ini pun bisa mempengaruhi bentuk tubuh dan juga bermasalah pada gerak
tubuh si anak, seperti kakinya menjadi bengkok (Penyakit Blount) karena perubahan
hormonal dan tekanan yang terlalu berat pada kaki yang sedang mengalami
pertumbuhan. Bahkan, bisa juga menyebabkan kondisi tulang femur yang bergeser
ke arah belakang akibatnya tidak dapat menahan berat badan.
dr. Rika menjelaskan bahwa anak-anak harus banyak melakukan aktivitas fisik jangan kebanyakan duduk hanya bermain HP, nonton TV, Main Games |
Untuk itu, Dr. dr. Rika Haryono,
SpKO mengatakan bahwa sangat penting bagi kita untuk mengajak anak-anak
obesitas untuk semangat melakukan aktivitas fisik, namun aktivitas fisik yang
kita pilih tentu saja yang sedang-sedang saja yaitu dengan melakukan kegiatan
erobik seperti jalan kaki, bersepeda, berenang, senam, ataupun dipadukan dengan
games-games sederhana sehingga menarik minat anak untuk ikutan aktivitas fisik
ini.
“Jangan memberikan latihan
fisik
dengan intensitas tinggi
pada anak,
karena rawan cedera.”
Untuk latihan fisik yang kita
berikan pada anak ini bisa kita lakukan dengan frekuensi 3-5 kali per minggu
dengan tempo 30 menit sampai 1 jam dalam sekali latihan. Diharapkan dengan
rutinitas ini maka anak-anak akan cepat menurunkan berat badannya yang berlebih
tersebut.
Namun perlu diingat, meskipun
aktivitas fisiknya sudah dijalankan dengan baik maka anak-anak pun tetap harus dijaga
pola makananya dan juga harus menjauhi kegiatan yang banyak duduknya seperti
main games, nonton tivi, main handphone dan sejenisnya itu yang bikin anak
malas bergerak.
Hal ini perlu kita lakukan agar
tujuan kita menurunkan berat badan anak-anak obesitas ini bisa berjalan lancar
dan hasilnya pun bisa maksimal. Namun, memang butuh komitmen yang kuat baik
dari kita sebagai orang tua maupun pada anak-anak kita agar semua ini bisa
berjalan dengan baik.
Pentingnya Makanan Bergizi pada anak
dr. Paulina (kiri) dan Chef Ferdy (kanan) menilai betapa pentingnya pemilihan makanan yang bergizi dan pengolahan yang tepat agar nutrisi makanan tetap terjaga dengan baik |
Seperti yang disinggung dari
awal, masalah obesitas tentu tak lepas dari asupan makanan dan gizi yang
terkandung di dalamnya. untuk Itu, menutup acara media gathering ini, maka dr. Paulina Tobing, M. Gizi, SpKG menjelaskan
terkait menu makanan yang bergizi pada anak-anak.
Hal ini penting, sebab memilih
makanan untuk anak-anak itu bukan hanya sekadar bikin kenyang saja, namun segala
aspek gizi seimbangnya pun sangat penting untuk diperhatikan karena itu akan
berpengaruh pada nutrisi yang diperlukan ole tubuh sang anak.
Gizi yang seimbang
yang diperlukan oleh tubuh terdiri dari: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air yang
cukup dalam sajin makanannya.
Maka dari itu, pemilihan
jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsi oleh anak menjadi sangat penting untuk
kita perhatikan, begitu juga dengan cara pengolahannya. Sebab jangan sampai
kita sudah membeli bahan makanan yang bergizi namun cara pengolahannya yang
salah sehingga gizi dan nutrisinya justru hilang.
Untuk itu, dalam acara ini hadir
juga Chef Ferdy yang merupakan salah
satu Chef di RS Royal Progress yang
sudah dua tahun bekerja di sana dan selalu menghadirkan aneka kreasi menu-menu
makanan sehat yang cocok dinikmati oleh kita maupun anak-anak kita.
Dalam kesempatan tersebut, Chef
Ferdy memperlihatkan cara membuat ragout
sayur yang merupakan salah satu menu yang bisa disajikan untuk anak-anak
kita, dimana bahan dasarnya terdiri dari roti tawar yang dilengkapi dengan wortel,
buncis, kentang, jamur kancing, telur dan keju serta bumbu dapur lainnya.
Ini dia kreasi dari Chef Fredy ada steak tempe (kiri) dan rogout sayr (kanan) |
Selain itu, Chef Ferdy juga
mengajarkan cara membuat steak tempe
yang bisa menjadi menu andalan juga untuk kita persembahkan bagi kita maupun
anak kita. Dimana bahan-bahan untuk membuat steak tempe ini tentu saja ada tempe
sebagai bahan utamanya yang dipadukan dengan buncis, jamur, telur, brokoli,
bawang dan bumbu-bumbu lainnya.
Oh iya, Chef Ferdy juga memberikan
tips bahwa sangat penting bagi kita untuk menata dan mengkreasikan makanan anak
dengan unik, misalnya membentuknya seperti aneka binatang, tokoh kartun,
matahari dan lain sebagainya agar tampilan makanan terlihat menarik dan membuat
anak mau memakan makanan tersebut.
dr. Paulina dan Chef Ferdy secara
kompak menuturkan bahwa selain pemilihan bahan-bahan makanan yang tepat, maka cara
memasak atau mengolah masakan tersebut pun harus diperhatikan dengan baik,
karena makanan sesehat apapun tidak akan ada manfaatnya jika cara pengolahnya
yang salah.
Begitu juga saat Chef Ferdy dalam
mengolah ragout sayur dan steak tempe ini hanya mengoleskan sedikit minyak pada
wajan untuk menggoreng supaya kandungan gizi yang ada dalam menu ini tetap
terjaga dengan baik.
Dan dr. Paulina pun menuturkan
bahwa penggunaan minyak dan keberadaan lemak pada masakan bukan tidak boleh,
tapi diatur secukupnya saja, karena pada dasarnya lemak juga diperlukan oleh
tubuh, namun porsinya harus kita atur agar tidak belebihan.
*****
Terima kasih Rs Royal Progress sudah menggelar acara yang sangat serat ilmu ini |
Semoga sudah jelas ya dari
penturan di atas, bahwa sangat penting bagi kita untuk mengetahui kondisi tubuh
anak-anak kita termasuk dalam kategori obesitas atau tidak, dan pendekatan yang
begitu intens pada anak obesitas sangat diperlukan untuk membantu mencegah mereka
mengalami gangguan sosial emosi.
Selain itu, pemilihan makanan dan
cara pengolahan yang tepat serta perbanyak aktivitas fisik akan membuat anak-anak
kita bisa terhindar ataupun keluar dari ancaman obesitas ini. Semoga kita
sebagai orang tua bisa menerapkan semua ini dalam keseharian kita agar anak-anak
kita bisa tumbuh sehat dan terbebas dari obesitas ataupun penyakit lainnya.
Mari jalani gaya hidup sehat,
untuk menggapai hari esok yang bahagia.
-Salam Sehat-
Untuk mengenal lebih lanjut tentang RS Royal Progress
- Website: www.royalprogress.com
- Instagram: @rsroyalprogressofficial
Yes, agree. Anak obesitas harus dengan sungguh mendapat rawat asuh yang tepat.
ReplyDeleteWah stik tempe makanan rumahan jadi istimewa dengan penampilan menarik bisa membuat nafsu makan dan sehat di dapat
ReplyDeleteSteak tempe-nya ternyata di luar ekspektasi, anak-anak pasti suka nih :)
ReplyDeleteAnak pertamaku agak gendut nih ka.. memang hobbynya makan sih.. tapi masih aktif bergerak dan sudah sering kami kasih pengertian untuk jangan terlalu berat hehe semoga jauh dari obesitàs ya ka
ReplyDeleteAktivitas anak harus dipantau nih. Secara jaman sekarang anak cenderung malas gerak. Gak jauh beda sama ortunya memang, hehehe... Kurangi gadget dan perbanyak main di luar biar banyak gerak yuk...
ReplyDeletePadahal suka gemes kalau lihat anak kecil gemuk,ternyata harus waspada obesitas ya. Kelebihan berat badan makin berbahaya kalau anak juga mager ya
ReplyDeleteDaku setuju Kak Awan, bahwa obesitas pada anak bakal berdampak ketika dewasa. Soalnya teman sekolahku begitu, jadinya cukup sulit untuk menjaga badannya, meskipun begitu alhamdulillah sehat.
ReplyDeleteAlhamdulillah anak aku ga termasuk obes. Katanya sih salah satu sebabnya karena ASI Full. Bisa jadi yaa
ReplyDeleteAku dari kecil sdh gemuk , katanya sih genetic dr ortu karna ibu bapakku jg gemuk. Setuju banget sama latihan fisik buat kami orang gemuk jgn yg berat2.. aku aja seringnya jalan kaki utk aktifitas olahraganya dan jaga makan sih kalo skrng , bukan biar kurus tapibbiar sehat .. makasih infonya ya mas imawann
ReplyDeleteMenu menunya bisa saya contoh nih..hehe.. tyt mmg betul yaa.. makan yg berlebihan tdk baik untuk anak kalau tdk diimbangi kegiatan fisiknya.. nice sharing mas
ReplyDeleteWah ortu harus paham nih ya, soalnya kadang malah suka kalau anak gemuk banget kayak Tantan karena lucu
ReplyDeleteSteak tempe dan ragout ni... ntar aku browsing ah resepnya. Anakku nggak tahu kenapa agak susah kalau disuruh makan olahan kacang kedelai.
ReplyDeleteAnak ku aktif banget..gerak sana sani.., kalo anak makan..banyak n kurang gerak..jadi rentan obesitas..
ReplyDeleteWahhh ternyata anak gemuk juga gak sepenuhnya bagus yaa, walau terlihat lucu dan menggemaskan ternyata juga bisa berbahaya bila ia sudah masuk dalam kategori obesitas
ReplyDeleteIni Shakila Que banget ,, dulu langsing sekarang lumayan gemuk untuk mengurangi berat badan sekarang dia lagi aktif renang sama basket sih.
ReplyDelete