Tak ada yang abadi,
Semuanya seperti ombak,
Datang dan pergi begitu cepat,
Tak ada yang benar-benar bermukim,
Ia hanya singgah sebelum kembali berlayar.
Malang tak dapat ditepis, ketika kesepian akhirnya kembali berpesta, setelah segala keriuhanmu tak lagi bertandang di hidupku. Semua benar-benar sunyi, tapi aku bisa apa?
Lelah aku memohon hatimu, mengiba kesungguhanmu, tapi kau tetap teguh dengan keputusanmu. Dan jika ternyata tak lagi secuilpun rasamu tersimpan untuk ku, lantas untuk apa bahtera ini harus aku pertahankan?
Bukankah mengasuh rindu seorang diri itu menyedihkan? Dan kini aku harus berlapang dada untuk melepaskanmu, membebaskan ikatan cinta yang telah lama kita rajut demi kebahagiaanmu.
Pergilah... Aku melepaskanmu!
Melepaskan adalah cara terbaik meski rasanya sangat perih, sebab mempertahankan sesuatu yang tak lagi layak dipertahankan itu melelahkan. Capek!
Ya, melepaskan itu sakit, tapi mungkin di balik itu, Tuhan sudah siapkan yang terbaik. Aku harus ikhlas menerima perpisahan ini, meski sejujurnya, perpisahan ini menyisakan sesak di relung ini.
Selamat jalan, selamat mencari yang ingin kau dapatkan, aku melepaskanmu, aku sudah membebaskanmu, semoga kamu bahagia!
No comments:
Post a Comment