Senang bangat rasanya, akhirnya
saya bisa kembali jalan-jalan lagi setelah lelah dengan sederetan banyak
aktifitas yang menguras tenaga belakangan ini. Iya bagi saya jalan-jalan adalah salah satu cara memanjakan diri sendiri, merehatkan diri sejenak dari keriuhan yang ada. Maka dengan melihat hal-hal yang indah di tempat baru, itu biasanya bisa memberikan saya semangat baru lagi.
Dan kali ini saya ingin bercerita
tentang acara jalan-jalan saya selama 3 hari 2 malam ke Banjarnegara. Iya, beberapa
waktu yang lalu (10 – 12 November 2017) saya akhirnya bisa juga menjejakan kaki
di Banjarnegara. Sungguh senang bangat rasanya. I am Happy :)
Tapi kali ini saya jalan-jalannya rame-rame, bareng dengan teman-teman Blogger, Media, dan Penggiat sosial media
(Sosmed). Kami semua berkesempatan mengikuti Famtrip yang di adakan oleh Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten
Banjarnegara untuk mengunjungi beberapa tempat yang menawarkan keindahan
yang ada di Banjarnegara.
Ternyata di Banjarnegara itu
banyak bangat tempat-tempat menarik yang sangat indah untuk dikunjungi, dan
Alhamdulillah kemarin saya sempat mendatangi beberapa tempat yang menarik di
sana. Dan menurut saya tempat-tempat ini memang sangat bagus untuk dikunjungi
jika teman-teman ke Banjarnegara.
Kemana saja sih saya saat di
Banjarnegara selama 3 hari 2 malam itu?
Yook ikuti perjalanan seru saya menelusuri keindahan dan keunikan yang ada di Banjarnegara melalui sekelimut cerita berikut ini.
Yook ikuti perjalanan seru saya menelusuri keindahan dan keunikan yang ada di Banjarnegara melalui sekelimut cerita berikut ini.
The Pikas yang sejuk
Pada hari pertama sampai di Banjarnegara, kami langsung diajak untuk mengunjungi The Pikas (Banyu Woong) yang merupakan salah satu Operator Rafting Sungai Serayu yang ada di Banjarnegara. Dimana The Pikas ini berada di jalan Raya Madukara, Kutayasa, Madukara, Banjarnegara.
The Pikas ini sangat adem loh |
Bertandang ke tempat ini sungguh
sangat menyenangkan bangat. Susananya sangat asri, banyak pepohonan yang rimbun
menghiasinya, belum lagi gemericik air sungai Serayu yang mengalir di sisinya
membuat tempat ini semakin memberi kesan yang sangat adem.
Jangan lupa cobain Rafting saat main ke sini. |
Oh iya, di tempat ini selain buat
Rafting, ternyata The Pikas juga menyediakan tempat penginapan dengan konsep
pedesaan yang di kelilingi sawah dan pepohonan sehingga bagi yang merindukan
suasana pedesaan yang sejuk cocok bangat untuk malam di sini.
Suasana tempat menginap di The Pikas |
Dan pastinya jika ke sini, jangan
lewatkan untuk menikmati serunya rafting dengan menikmati derasnya arus sungai
Serayu dan juga menikmati outbond, dan berbagai permainan lainnya yang ada di area The Pikas ini. Main ke
sini sangat cocok bangat datang secara ramai-ramai, seperti untuk outing kantor
cocok bangat menurut saya di sini. Duuh jadi pengen ajak teman-teman kantor
untuk acara outing ke sini kapan-kapan supaya mereka bisa menikmati juga
keindahan The Pikas ini.
Bermalam di Hotel Surya Yudha
Usai melihat keindahan The Pikas,
kamipun akhirnya kembali ke Hotel Surya
Yudha. Hotel ini merupakan hotel bintang tiga dan hotel ini juga merupakan hotel
terbesar di Kabupaten Banjarnegara loh. Dan saya senang bangat bisa juga
merasakan menginap di hotel ini.
Oh iya, Hotel Surya Yudha ini
menyediakan sekitar 120 kamar yang sangat eksklusif dan saya bisa menempati
salah satu dari kamar tersebut, benar-benar menyenangkan. Kamar yang saya tempati
ini sangat luas, bersih dan nyaman bangat.
Dan di kamar ini sudah dilengkapi dengan TV, AC, Lemari pakaian, Meja kerja, seperangkat kursi dan meja untuk duduk santai. Selain itu kamar mandinya luas bangat, disediakan perlengkapan mandi, handuk bersih dan ada shower air panas & dingin juga.
Dan di kamar ini sudah dilengkapi dengan TV, AC, Lemari pakaian, Meja kerja, seperangkat kursi dan meja untuk duduk santai. Selain itu kamar mandinya luas bangat, disediakan perlengkapan mandi, handuk bersih dan ada shower air panas & dingin juga.
Oh iya di hotel ini juga
menyediakan kamar dengan paket Wisata yaitu sebuah kamar yang bisa memuat 15 –
20 kasur juga loh. Selain itu, ada juga sebuah Villa dengan 4 kamar di
dalamnya. Jadi cocok untuk liburan ramai-ramai dengan teman-teman atau keluarga
ke sini.
Dan yang asyik bangat di kawasan Hotel
Surya Yudha ini adalah karena sudah dilengkapi dengan berbagai arena rekreasi
yang sangat beragam. Seperti terdapat kolam renang anak dan dewasa, serta
terdapat juga kolam renang ombak seperti di pantai loh.
Selain itu, di sini juga terdapat restaurant
& Cafe, MICE, Waterpark, Sport Center, Cinema, Family karaoke, Rafting,
Outbound, Photo 3D Trick Art, Lovelocks Park (wahana gembok cinta), miniatur
paung Merlin (Singapura) & Miniatur Menara Liberty (Amerika) dan terdapat Wisata
Manasik juga sehingga memudahkan kita untuk mendapatkan banyak fasilitas dalam
satu tempat yang terpadu.
Pengukuhan GenPI Banyumasan
Masih dikawasan Hotel Surya Yudha,
kami diajak menghadiri acara peresmian #GenPIBanyumasan di Balai Apung - Hotel Surya
Yudha sembari sekalian untuk menikmati makan malam.
Oh iya, Generasi Pesona Indonesia
Banyumasan (GenPI Banyumasan) merupakan sebuah komunitas yang dibentuk oleh
Kementrian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. Dimana GenPI Banyumasan
terdiri dari empat kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Cilacap. Dan GenPI ini
merupakan pengejahwantahan dari program wisata “go digital” yang tengah gencar dilakukan oleh Kemenpar sebagai
salah satu strategi pemasaran pariwisata Indonesia saat ini.
Pada malam tersebut, pengukuhan GenPI
Banyumasan diresmikan oleh Mas Shafigh selaku Sekjen GenPI Nasional yang didampingi
Ketua Genpi Jawa Tengah yaitu Mas Hyudee. Dan di acara pada malam tersebut,
didampingi juga oleh Kepala Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kab. Banjarnegara,
Assisten 1 yang mewakili Bupati Bajarnegara dan juga ada Kepala dinas
Pariwisata Banyumas.
Dan selama acara ini juga dihibur
dengan berbagai alunan lagu yang dibawakan oleh sang biduan dan juga
yang disumbangkan oleh para undangan yang hadir malam itu. Selain itu, juga ada persembahan
tari tradisional Banjarnegara yang ditampilkan pada malam tersebut.
Selamat ya teman-teman GenPI Banyumasan, semoga setelah pengukuhan ini bisa terus semangat untuk memberikan informasi dan membagikan keindahan di daerah Banyumasan supaya semakin banyak wisatawan dari dalam hingga luar negeri yang berkunjung ke sana. Aamiin...
Selamat ya teman-teman GenPI Banyumasan, semoga setelah pengukuhan ini bisa terus semangat untuk memberikan informasi dan membagikan keindahan di daerah Banyumasan supaya semakin banyak wisatawan dari dalam hingga luar negeri yang berkunjung ke sana. Aamiin...
Mengunjungi Keramik Klampok
Hari kedua di Banjarnegara. Seusai menikmati sarapan di hotel, maka acara selanjutnya kami diajak untuk melihat sentra kerajinan keramik Klampok di Kecamatan Purworejo Klampok yang merupakan salah satu produk unggulan di Banjarnegara.
Di sini kami diajak melihat dapur pembuatan keramik lebih dekat. Di sini kami bisa melihat bagaimana tahapan proses pembuatan kramik dari awal hingga akhirnya, bagaimana tanah liat sebagai bahan baku diendapkan terlebih dahulu lalu sari tanah itulah kemudian yang diracik menjadi berbagai macam jenis keramik, lalu dijemur, dan serangkaian proses lain hingga keramik siap untuk dijual.
Pembuatan keremaik itu terlihat
mudah, tetapi pengakuan dari beberapa teman-teman yang mencoba membuat keramik
ternyata mereka mengakui bahwa itu susah loh. Jadi memang butuh keahlian khusus
dan latihan yang giat jika ingin menjadi pengrajin keramik. Saya benar-benar
salut deh sama mereka. Kagum!
Main ke tempat pembuatan keramik
ini mengajarkan saya pribadi, bahwa sesuatu yang indah itu terkadang harus
melewati serangkaian proses panjang. Begitupun dengan pembuatan keramik yang cantik ini,
proses panjang diperlukan, mulai dari proses dipilih bahannya - direndam - ditempa melalui pembuatan (dipilin, diputar, dicetak) - diukir - dijemur - dihaluskan - dibakar - didinginkan hingga menjadi keramik yang indah. Di sini kita belajar tentang menghargai proses dan kerja yang gigih untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa.
Kami juga sempat bertemu dengan
Ibu Yanti salah satu pengusaha keramik. Dari
Beliau kami mendengar banyak cerita menarik seputar usaha keramik yang
dimilikinya. Dimana usaha keramik miliknya merupakan usaha turun-temurun dari
orang tuanya yang dibangun sejak tahun 1969 oleh Alm. Bapak Masrun Hadi Suwarno. dan setelah orangtuanya meninggal, maka usaha ini dilanjutkan oleh Ibu Yanti.
Keramik yang dimilikinya masih ada sentuhan jaman Belanda, namun yang membedakannya sekaligus yang menjadi ciri khas dari keramik Klampok ini yaitu keramik memiliki ukiran yang sangat tegas cenderung lubang-lubang (krawang) dengan warna dasar yang gelap dan glossy.
Keramik yang dimilikinya masih ada sentuhan jaman Belanda, namun yang membedakannya sekaligus yang menjadi ciri khas dari keramik Klampok ini yaitu keramik memiliki ukiran yang sangat tegas cenderung lubang-lubang (krawang) dengan warna dasar yang gelap dan glossy.
Beberapa contoh koleksi keramik Kelampok |
Usaha keramik Bu Yanti ini sudah
mendunia, pasarannya tidak hanya di dalam negeri, namun sudah sampai ke
berbagai Negara loh, seperti ke Negara-negara Asia, Afrika, Amerika bahkan ke
negeri Arab sana. Dan untuk permintaan pasar luar negeri ini mayoritas yang
dipesan adalah patung dan vas bunga. Namun jika di dalam negeri pesan terbanyak
biasanya jenis poci dan ini dipesan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti
Teh Botol Sosro, Tongtji, 2 Tang, Teh Sariwangi, dimana perusahaan ini
menggunakan poci sebagai salah satu media pemasarn produk mereka.
Jadi, jika teman-teman ingin berburu keramik cantik
dari Banjarnegara maka jangan lupa langsung borong yang banyak ya. Hehehehe
Melihat Batik khas Gumelem
Setelah puas melihat-lihat
pembuatan keramik, kamipun langsung menuju ke Gumelem Wetan, untuk melihat
Batik khas Gumelem, Banjarnegara. Di sini kami sempat melihat langsung
bagaimana proses membantik, ternyata proses pembuatannya lumayan rumit,
tergantung dengan desain motif yang ingin dikerjakan, semakin tinggi tingkat
kerumitan desainnya, maka waktu pengerjaannya pun semakin lama.
Beberapa proses membuatan batik |
Pembuatan Batik Gumelem sama
dengan cara pembuatan batik pada umumnya, yaitu melalui serangkain proses yang
sangat panjang, mulai dari membuat sketsa motif, lalu membatik sesuai motif
dengan menggunakan malam yang sudah dipanaskan, lalu diberi warna melalui
proses perendaman dan serangkaian proses lainnya hingga menjadi manjadi sebuah
batik yang indah. Namun tentu saja yang menjadi pembedanya adalah keunikan
motif yang dihasilkannya.
Motif batik di Gumelem ternyata terbagi dalam dua golongan corak, yaitu klasik dan kontemporer. Dimana corak klasik biasanya seperti Pring Sedapur, Gajah Uling, Sungai Serayu, Udan Liris, Jahe Serimpang, Sido Mukti, Grinting, Galaran, Buntelan, Sidoluhur, Ukir Udar, Sekar Jagad, Gabah Wutah, Blaburan, Parang Angkrik, Parang Angkrik Seling, Kopi Pecah. Dimana ciri khasnya didominasi oleh warna coklat, hitam dan kuning.
Namun pada motif kontemporer biasanya
menghasilkan batik yang lebih variatif dengan penggunaan pewarnaan yang lebih
berani seperti hijau, merah, biru dan warnawarna lain sesuai keinginan. Biasanya
corak batiknya relatif jarang-jarang dan besar-besar, hanya satu sisi kain, dan
dapat disesuaikan dengan order baik waktu pengerjaan, warna maupun harga.
Contoh motif Kontemporer: Sawung Alit, Lumbu Pari, Kawung Ceplokan, Kantil
Rinonce, Sekar Tirta, Pilih Tanding, Salak Raja, Sekar Kinasih.
Batik tulis Gumelem yang beraneka
warna ini sangat cocok digunakan dalam berbagai suasana, baik untuk suasana santai maupun resmi seperti
untuk bekerja ataupun menghadiri pesta. Harganya pun relatif murah loh, kalo tidak
salah ingat saya berkisar antara Rp. 170.000 hingga Rp. 200.000 per lembar.
Menikmati Alunan Alat musik Gumbeng
Usai dari kampung Batik Gumelem,
kita lanjut ke Kampung kitiran, Desa Pagak, masih di Kecamatan Klampok. Di desa
Pagak ini, kami sejenak santai menikmati alunan musik tradisional asli desa sini
yang dinamakan Alat musik Gumbeng.
Konon alat musik ini sempat punah
sekitar 15 tahun silam ini lahir sebagai sarana hiburan rakyat yang mayoritas para petani di desa Pagak ini, dan konon pementasan musik gumbeng ini dulu selain sarana hiburan, ternyata turut
dipentaskan saat acara-acara tertentu, seperti saat pesta
panen yang sekaligus untuk mensyukuri hasil panen.
Namun kini kembali dihidupkan lagi karena memang musik Gumbeng ini merupakan kekayaan budaya yang layak dipertahankan. Terlebih untuk menciptakan musik ini tidak dibutuhkan biaya yang mahal karena bahan utama pembuatan alat musik ini cukup mudah didapatkan.
Namun kini kembali dihidupkan lagi karena memang musik Gumbeng ini merupakan kekayaan budaya yang layak dipertahankan. Terlebih untuk menciptakan musik ini tidak dibutuhkan biaya yang mahal karena bahan utama pembuatan alat musik ini cukup mudah didapatkan.
Alat musik Gumbeng ini terbuat
dari bambu petung yang sudah kering, dimana bambu tersebut dipotong-potong dan dibuat menjadi alat
musik seperti dawai dengan ukuran yang berbeda, sehingga mengeluarkan bunyi
yang berbeda pula. Dan alunan musik yang dihasilkannya sangat khas sekali.
Jujur saya baru kali ini dengar
musik Gumbeng ini, namun alunannya benar-benar syahdu. Dan kesenian ini
dimainkan secara kelompok yang berjumlah sekitar delapan orang, mereka
memainkan gumbeng dengan irama yang berbeda, ada melodi, dendem, gong, kecruk,
dan keprak.
Namun saya melihat para pemainnya sudah lumayan tua, semoga anak-anak muda di sana mau mempelajari musik ini agar terus terjaga dan tidak punah oleh musik modern. mudaah-mudahan!
Bermalam D'Qiano Waterpark
Seteleh asyik menikmati alunan
musik Gumbeng, maka selanjutnya kami menuju ke daerah dataran tinggi dieng
tepatnya di D’Qiano waterpark.
Di sini terdapat Hostel dengan beberapa kamar tidur yang akhirnya kami jadikan sebagai tempat bermalam setelah perjalanan panjang seharian. Hostel yang kami tempati sangat bersih dan nyaman menurut saya.
Di sini terdapat Hostel dengan beberapa kamar tidur yang akhirnya kami jadikan sebagai tempat bermalam setelah perjalanan panjang seharian. Hostel yang kami tempati sangat bersih dan nyaman menurut saya.
Jika selama ini kita tahunya
bahwa Dieng itu identik dengan pemandangan alam, gunung, kawah, candi, telaga, dan
budayanya yang khas, ternyata di sini kita bisa juga loh menikmati kolam air
panas dengan sentuhan modern yang dilengkapi dengan wahana permainan bagi
anak-anak. Makanya D’Qiano waterpark ini sangat cocok juga untuk dijadikan sebagai
destiasi berlibur bersama keluarga loh. Tempatnya sangat recommended bangat.
Bahkan malam itu meski udara
sangat dingin, rupanya banyak juga teman-teman yang memilih langsung
menghangatkan diri dengan berendam di kolam air panas, jadi bisa dibayangkan
bagaimana sensasinya berendam di air panas dengan udara sekitar yang dingin.
Seru sepertinya ya. Sayangnya saya tidak ikutan karena sudah ngantuk bangat.
Jadi jika lagi main ke daerah Dieng, sempatkan
bermalam di sini, jadi bisa menikmati juga bagaimana sensasi berendam air panas
malam-malam. Saya pengen balik lagi suatu saat nanti supaya bisa merasakan
bagaimana sensasinya berendam air panas di D’qiano ini.
Menikmati Pemandangan Indah dari Atas Bukit Scooter
Setelah semalaman tidur nyenyak
di balik selimut tebal, pagi-pagi bangat saya dan teman-teman langsung
memutuskan bergegas ke Bukit Skoter untuk menikmati view kawasan Dieng yang
Indah.
Bukit Scooter (Skoter) ini terletak di sebelah
utara obyek wisata Kompleks Candi Arjuna, Berada di ketinggian sekitar 2200
meter di atas permukaan laut. Bukit Skoter ini berada di Desa Wisata Dieng
Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Oh iya, konon nama
Bukit Skoter ini diambil dari nama sebuah tower atau alat pemancar
telekomunikasi yang dibangun di atas desa Dieng pada jaman Hindia Belanda.
Untuk mencapai puncak Bukit ini,
dari jalan raya kami memutuskan jalan kaki, lumayan juga sih jalananya menanjak
dan berhasil bikin saya ngos-ngosan *ketahuan jarang olahraga bhahaha. Iya
untuk mencapai puncak, butuh waktu sekitar 20-30 menit saja. Tapi kalo yang nggak kuat jalan, kayanya bisa juga
menggunakan kendaraan seperti mobil pickup atau sepeda motor *upss kamu
manja hahaha. Tapi menurutku justru sensasinya saat kita jalan menanjak
itu, menikmati udara yag segar nan dingin sambil melihat hamparan kebun sayur
warga yang menghijau. Seru deh!
Banyak Spot Foto Kece loh di Puncak Bukit Skotter ini |
Tapi setelah sampai puncak, rasa
lelah benar-benar seketika hilang loh, pemandangannya benar-benar indah,
semburat sunrise bisa dinikmati dari bukit ini, dan sejauh mata memandang kita
disuguhi lahan yang menghijau dan dikelilingi bukit-bukit indah, viewnya bikin
saya sampai takjub dibuatnya.
Selain bisa menikmati sunrise,
ternnyata di bukit Skoter ini kita juga bisa menikmati keindahan sunset yang
berlabuh di peraduannya saat sore hari. Dan di bukit ini juga kita bisa
menikmati taburan bintang yang sangat indah pada saat malam harinya. Jadi bukit
Skoter ini wajib dikunjungi jika teman-teman lagi main ke Dataran Tinggi Dieng.
Dan buat teman-teman yang suka foto OOTD (Outfit of the day) cocok bangat loh foto-foto di sini, viewnya sangat mendukung, tapi pastikan menggunakan pakaian dengan warna yang mencolok, supaya tetap terlihat hidup di antara hamparan hijau yang terbentang.
Dan buat teman-teman yang suka foto OOTD (Outfit of the day) cocok bangat loh foto-foto di sini, viewnya sangat mendukung, tapi pastikan menggunakan pakaian dengan warna yang mencolok, supaya tetap terlihat hidup di antara hamparan hijau yang terbentang.
Telaga Merdada yang Menawan
Belum usai rasa takjub saya dengan keindahan
view yang ditawarkan oleh Bukit Skotter, saya kembali dibuat takjub lagi dengan
keindahan Telaga Merdada. Telaga terluas di Dataran Tinggi Dieng yang
memiliki luas areanya kurang lebih sekitar 15 hektar dan terletak tidak terlalu
jauh dari kompleks Candi Dieng, hanya sekitar 3 KM jauhnya.
Telaga Merdada ini terletak di
Desa Karang Tengah, Kecamatan Batur dan masuk dalam wilayah Kabupaten
Banjarnegara. Konon, Telaga Merdada ini terbentuk akibat letusan gunung berapi
akibat aktivitas vulkanik Gunung Dieng ribuan tahun silam, makanya bentuknya
mirip mangkuk rangsasa. Telaga ini juga dikelilingi oleh tebing dan bukit yang
kakinya menjulur sampai ke tepian air sehingga membuat siapa saja akan tercengang akan
keindahannya, termasuk saya.
suasana alam yang sejuk |
Di tepian telaga ini telah
dimanfaatkan oleh petani setempat untuk kegiatan bercocok tanaman. Petani
kebanyakan menanam kentang dan jenis sayuran lain di tepi Telaga Merada ini dan memanfaatkan air
telaga untuk menyirami tanaman mereka.
Telaga Merdada menurut saya memiliki
daya tarik tersendiri dengan pesona alamnya yang masih sangat alami. Hamparan telaga
yang luas dan pemandangan alam yang awalnya terang dan perlahan dibalut kabut
tipis itu adalah pemandangan yang sangat indah. Benar-benar saya takjub dibuatnya.
Selain bisa menikmati keindahan alamnya, ternyata jika main ke sini jangan
lewatkan untuk menikmati serunya main Kayak, yaitu kegiatan mengayuh perahu kecil yang dilengkapi dengan dayung. Cukup murah kok biaya sewanya,
hanya Rp. 50.000 per perahu untuk 30 menit. Dan dengan tarif tersebut kita juga
sudah mendapatkan makanan berupa nasi jagung dengan minumannya.
Serunya bermain kayak di tengah kabut |
Ini pertama kali saya bermain
kayak. Seru bangat loh meski awalnya sedikit ragu. Tapi tenang saja, tidak usah
takut untuk bermain kayak ini, karena sebelum main kita harus mengenakan baju
pelampung dan juga helm selain itu selalu ada penjaga Telaga yang akan
mengawasi kita, jadi jika terjadi apa-apa mereka sangat cekatan untuk membantu
kita.
Serius, saya ketagihan loh naik
kayak di sini, tapi sayangnya kita juga tidak punya waktu banyak karena harus
bergegas untuk melanjutkan perjalanan, maka saya pun memutuskan untuk
mengakhiri keseruan saya bermain kayak, semoga next time saya masih bisa ke
sana lagi dan main sepuasnya hehehe
Mampir ke pusat oleh-oleh Banjarnegara
Rasanya tidak afdol habis
jalan-jalan tanpa membawa buah tangan atau oleh-oleh buat teman—teman dan
keluarga di rumah. Makanya kami juga menyempakan diri mampir ke salah satu
pusat oleh-oleh yang ada di Banjarnegara.
Namun kami sempat melihat juga
bagaimana proses pembuatan manisan dari buah Carica, yaitu buah yang memiliki
nama latin Vasconcellea Cundinamarcencis
yang banyak tumbuh subur di dataran tinggi seperti Dieng. Pohon carica ini
memiliki ciri yang hampir sama dengan pohon pepaya pada umumnya. Namun, tanaman
ini memiliki ukuran yang lebih kecil dengan cabang yang lebih banyak. Tinggi
tanaman sekitar 1-2 meter.
Buah carica ini mirip buah
papaya, namun ukurannya jauh lebih kecil dari ukuran papaya. Buah carica yang masih muda biasanya berwarna
hijau tua sedangkan yang sudah matang memiliki warna kekuningan. Buah ini
memiliki rasa yang sedikit asam namun harum. Daging buahnya cenderung keras dan
di sekeliling rongganya terdapat banyak biji.
Meski buah carica ini berukuran
kecil, tapi ternyata memiliki kandungan yang cukup banyak bagi tubuh. Terdapat
vitamin A, vitamin C, gula, vitamin E dan B kompleks. Selain itu, terdapat kandungan
serat di yang dapat membantu memperlancar proses pencernaan. Buah ini juga
memiliki enzim papain yang dapat menetralkan Ph dan membunuh bakteri jahat.
Selain diolah menjadi berbagai macam produk seperti manisan, keripik dan
lainnya, serta daging buah carica ini juga dapat dimakan secara langsung
ternyata loh.
Menikmati Mahakarya dari Mataram Kuno
Dan karena waktu masih ada, maka
kami sempatkan sesaat mampir komplek Candi Arjuna yang berada di Dieng Kulon,
Kec. Batur, Kab. Banjarnegara. Candi Arjuna layak disinggahi karena menyajikan
pesona lansekap dataran tinggi Dieng yang berpadu dengan mahakarya agung
peninggalan peradaban Kerajaan Mataram Kuno yang mengagumkan.
Komplek Candi Arjuna memiliki
luas sekitar 1 hektar. Di kompleks ini terdapat lima bangunan candi, yaitu
Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Dimana keberadaan candi-candi memiliki fungsi masing-masing, misalnya Candi
Arjuna, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk
menyembah Dewa Syiwa. Sementara, Candi Srikandi dibangun untuk menyembah
trimurti (tiga dewa) yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu. Dan katanya, Candi Arjuna
disebut-sebut sebagai candi utama dan
tertua di kompleks ini, dan diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh
Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno.
Dan konon katanya, kompleks candi
ini pertama kali ditemukan pada abad 18 oleh seorang tentara Belanda, Theodorf
Van Elf. Saat pertama kali ditemukan, kondisi candi tergenang air, namun
setelah itu dilakukan penyelamatan candi pertama kali oleh HC Corneulius yang
berkebangsaan Inggris sekitar 40 tahun setelah pertama kali candi ini
ditemukan. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh seorang berkebangsaan Belanda
bernama J Van Kirnbergens.
Oh iya, di kompleks Candi Arjuna
biasanya digunakan sebagai tempat festival budaya tahunan yaitu Dieng Culture
Festival, selain itu sering juga diadakan acara untuk pelaksanaan Galungan dan
juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan ruwatan anak gimbal loh.
***
Sungguh perjalanan yang sangat
seru bagi saya mengikuti FamTrip ini. perjalanan 3 hari dan 2 malam yang sangat
berkesan. Bertemu dengan teman-teman baru yang menyenangkan, bisa menikmati keindahan
alam dan kekayaan budaya Banjarnegara yang memikat, dan juga masyarakatnya yang ramah, semua itu begitu membekas dalam hati saya. Hal ini membuat saya pengen suatu saat
berkunjung lagi ke sana. Aamiin...
Iya, masih banyak pesona
Banjarnegara yang belum sempat kami telusuri, karena tak cukup waktu sebentar untuk
menelisik setiap keindahan alam dan keragaman budaya yang begitu banyak di sana,
tapi saya masih sangat berharap semoga suatu saat nanti saya masih bisa melihat
lebih dekat keindahan lain yang ada di Banjarnegara ini.
Tak lupa saya pribadi mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Dinas
Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara yang telah memfasilitasi
segala keperluan kami selama di sana. Tak lupa juga saya ucapakan terima kasih banyak
kepada seluruh panitia dan seluruh pihak
yang terlibat dalam kegiatan FamTrip ini sehingga acara ini berjalan lancar dan
sukses. Saya berharap semoga acara seperti ini sering di adakan, untuk membantu
promosi pariwisata yang ada di kabupaten yang bermotto The Heart of Central Java
ini.
Mari ke
Banjarnegara Kawan,
Banyak
keindahan yang akan memukaumu di sana.
Banyak bangat tempat seru di Banjarnegara ya Bang. Yang main kayak itu saya penasaran. Semoga saya bisa ke Telaga Merdada juga hehehe
ReplyDeleteMenyenangkaaan... Makasih jg sdh difoto2in yaa...
ReplyDelete