"KAPAN NIKAH?"
"KENAPA BELUM NIKAH?"
"KAPAN UNDANGAN DISEBAR?"
Kawan, perlu kau mengerti, terkadang pertanyaan remeh seperti di atas akan menjadi hunusan pedang bagi orang lain, kala kau ajukan pada waktu yang salah dan situasi yang tak tepat.
Pertanyaan yang mungkin receh bagimu, hingga dengan begitu mudah meloncat keluar dari mulutmu tanpa peduli apakah pertanyaan itu "pantas" dilontarkan apa tidak.
Sekali dua kali aku masih mencoba memakluminya, tapi sumpah aku gerah ditanya oleh orang yang sama dengan pertanyaan yang sama setiap kali ada kesempatan.
Ya, aku bosan dengan pertanyaanmu yang kurang kreatif itu, atau hanya ada pertanyaan itu yang ada di otakmu?
Sungguh, betapa malangnya hidupmu hingga tak mampu memulung pertanyaan lain dari hatimu yang seharusnya bijak itu.
Apa ya maksudnya bertanya selancang itu? Tanda perhatian?
Maaf!
Jangan berdalih atas nama perhatian, sebab bagiku perhatian tak harus ajukan pertanyaan sepribadi itu, sebab yang sekarib saja mungkin hanya diam-diam mendoakan yang terbaik tanpa harus umbar pertanyaan seintim itu.
Lah kamu siapa?
Kamu tidak tahu siapa aku, kamu tak tahu apa-apa tentang hidup aku, dan kamu juga tidak tahu-menahu perjalanan cintaku sejauh ini. Lantas atas hak apa kau ikut campur perjalanan masa depanku?
Apa kau kira aku mendirita karena masih sendiri? *Tunggu, biarkan aku terbahak sejenak.
Ingat baik-baik, tak selamanya yang terlihat itu benar, dan kali ini tebakanmu sungguh meleset menurutku. Aku baik-baik saja kok, AKU BAHAGIA atas hidupku sejauh ini.
Dan mungkin pemahamanmu harus diluruskan dulu, sebab tak selamanya BERDUA, BERPASANGAN, MENIKAH menjadi jaminan bahagia bagi semua orang.
Ingat! Semua orang punya prioritas dalam hidupnya, semua orang punya target tersendiri dari perjalanan hidupnya, semua orang punya cara meraih bahagia untuk hatinya, begitu juga aku.
Jika memang niatanmu baik, maka pendamlah pertanyaan yang kau anggap baik itu dari hadapanku, aku tak butuh perhatian semacam itu.
Dan jika kau masih bingung bagaimana mengungkapkan perhatianmu kepadaku, maka sangatlah bijak bila kau cukup diam-diam mendoakanku supaya disegerakan bertemu dengan belahan hatiku, itu jauh lebih dari cerdas menurutku.
Oh iya, mungkin kamu lupa satu hal. Tak ada yang bisa mendahului rencana Tuhan, sebab semua perjalanan hidup seseorang sudah ada takdirnya, begitu juga kapan aku mengakhiri kesendirianku.
Semoga orang-orang sepintar kamu, bisa lebih cerdas untuk mengajukan pertanyaan sesederhana itu, tanpa harus menyakiti perasaan orang lain. Terima Kasih.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ah, mereka mana tahu perasaan itu?
ReplyDeleteHal terbaik dalam menanggapinya hanya dengan jawaban yang juga menyebalkan. Contohnya: kamu udah nikah tapi kok keliatan enggak bahagia?
Kalo cuma kepo, mending diem! Soalnya gak bantu apa2. Kecuali mau bantu ngasih kenalan, mau bantu kasih sponsor buat Ketering, undangan, pelaminan, sekaligus sama foto prewedingnya sih okeh... Sel bat dahhh
ReplyDeleteBanyak juga orang yang mengajukan pertanyaan itu untuk basa-basi, tapi menurut saya, otak orang itu jauh lebiiih basiii, cocoknya buang kecomberan aja. *Upsss bhahaha
ReplyDeleteBaper banget nih curhatan. kayaknya keselnya udah ampe ubun-ubun ya. ayo menikah biar ada keturunan berarti kiamat masih jauh.
ReplyDeletesabar wan, itu pertanyaan yang tak lekang oleh waktu kayanya hehe, aku udah melalui masa itu wan, emang ngebosenin sih dan cape jawabnya, kalo pas baper jadi pingin mewek, ya semoga orang2 yg bertanya itu pada sabar dari pada nanya mending cariin jodoh hehe
ReplyDelete