Sehat adalah impian semua orang,
tak ada yang ingin mengalami sakit, sebab bila sakit sudah datang, maka semua
rencana indah yang sudah disusun rapi pun akan berantakan, semua akan menjadi
cerita usang yang hanya membuat kita bersedih saja.
Saya jadi ingat cerita teman saya
yang batal liburan keluarga, lantaran papanya terpaksa harus dilarikan ke rumah
sakit karena mendadak terkena stroke, semua rencana liburan keluarganya
terpaksa dibatalkan karena tidak mungkin melakukan perjalanan berwisata sesuai
yang merekan rencanakan, meski tiket pesawat dan hotel sudah semua dibayarkan.
Duh sayang bangat ya, gara-gara sakit semuanya jadi kacau. Hiks!
Itu hanya sekelumit contoh cerita
tentang bagaimana sakit itu membuyarkan semua yang indah. Makanya sangat penting
bagi kita untuk selalu menjaga pola hidup sehat, bahkan sudah sering kita
dengar dimana-mana himbauan betapa pentingnya kita untuk menjaga kesehatan
digaungkan, tapi pada kenyataannya masih banyak orang-orang yang acuh
terhadapat pola hidup sehat ini.
Maka dari itu, seolah tak pernah
bosan, kemarin bertempat di RPTRA Taman Kenanga Gambir, Jakarta Pusat
(13/06/2017), Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia kembali mengadakan acara talkshow dan
buka puasa bersama sekaligus untuk mengingatkan masyarakat agar peduli dan
sadar akan pentingnya hidup sehat, terutama rutin melakukan aktivitas fisik
untuk mencegah masyarakat terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional 2017.
Hal ini dilakukan karena
berdasarkan Riskesdas 2013, prevelansi penyakit tidak menular (PTM) dari tahun
ke tahun semakin meningkat dan menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Penyakit itu antara lain: Hipertensi (25,8%), Obesitas (15,4%), Stroke (12,1%),
Diabetes Militus (2,3%), Penyakit Jantung Koroner (1,5%) dan Gagal ginjal
kronis (0,2%).
Apakah kira-kira yang menjadi
penyebab dari sederetan penyakit di atas muncul?
Ternyata salah satu penyebab
tingginya angka PTM di Indonesia adalah kurangnya
aktivitas fisik. Mungkin kesibukan yang begitu padat sehingga membuat kita hanya
punya waktu yang begitu minim untuk berolahraga. Selain itu, keberadaan
kecanggihan teknologi semakin memudahkan kita dalam memenuhi dan mendapatkan
segala kebutuhan kita, sehingga aktivitas yang membutuhkan gerak tubuh semakin
berkurang.
Dan akibat kurangnya aktivitas
fisik ini pun mengakibatkan tren PTM berubah, yang awalnya hanya diderita oleh
kelompok usia lanjut, namun kini sudah menjalar juga ke kelompok usia muda
(0-15 tahun) dan kelompok usia produktif (15-65 tahun).
Para Narasumber - Dari Kiri (Moderator, Dr. Lily, Dr. Michael, Mas Yomi) |
Melihat fakta ini, maka
Kementerian Kesehatan RI dalam talk show bertajuk “Rutin Aktivitas Fisik, Keluarga Terhindar Penyakit Tidak Menular”
ini menghadirkan para narasumber hebat di bidang ini, yaitu: Ibu Dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM
selaku Direktur Ditjen Pencegah dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dr. Michael Triongto, Sp.KO yaitu
Dokter Spesialis Keolahragaan, dan Hadir juga Mas Yomi Wardana yang merupakan Co-founder Indo Runners untuk
membahas tentang bagaimana kiat terhindar dari PTM ini.
Dalam penuturannya, Dr. Lily menjelaskan bahwa untuk
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular ini sebaiknya dimulai dari
lingkup keluarga. Tidak bisa kita pungkiri, membangun masyarakat yang sehat
harus diawali dari didikan sebuah keluarga yang juga sehat. Untuk itu, peran
orang tua sebagai penggerak pola hidup sehat sangat diperlukan.
Peran orang tua memeran peranan
penting dalam hal ini, karena orang tua merupakan sosok dewasa pertama yang
dikenal oleh anak, dan makanan pertama seorang anak ada pada seorang ibu sejak
mereka kecil hingga anak menjadi mandiri dalam menentukan makanan yang
diinginkannya.
Orang tua harus mempunyai
pengetahuan gizi seimbang untuk anak dan harus mempunyai pemahaman bahwa semua
makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi bagian dari sel anak
dan akan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, perasaan dan pikirannya.
Pentingnya peran Ibu dan Bapak dalam mengasuh anak |
Misalnya, Orang tua seharusnya
bisa memilih makanan yang sehat untuk anak-anaknya seperti perbanyak buah dan
sayur bukan sering menyajikan junk food. Selain itu, tidak membiarkan
anak-anaknya bergulat dengat smartphone dan komputer sepanjang waktu, tapi
sebaiknya menyuruh anak-anaknya beraktivitas fisik seperti bersepeda, main bola
dan aktivitas fisik lainnya. Tapi tentu saja hal ini harus dicontohkan oleh
orang tuanya terlebih dahulu agar anak-anaknya bisa mengikutinya.
80%
PTM disebabkan oleh perilaku tidak sehat, Seperti:
Kurang
beraktivitas fisik,
Kurangnya
konsumsi buah dan sayur,
Akibat
mengkonsumsi minuman beralkohol dan merekok.
Dan tantangan kita saat ini dalam
membangun pola hidup sehat tidak bisa kita pungkiri disebabkan oleh pertumbuhan
industrialisasi, globalisasi dan kemajuan teknologi yang sekaligus menjadi
penyebab kita menjadi kurang bergerak dan kurang punya waktu untuk berolahraga. Selain itu, pola makan yang terlalu berlebihan dan tidak sehat seperti kurangnya
mengkonsumsi buah dan sayur serta banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan
mengandung gula dan garam tinggi pun menjadi resiko penyebab PTM.
Asupan GGL Berlebih dapat meningkatkan Resiko PTM |
Untuk mengurangi hal tersebut,
maka Pemerintah pun membangun gerakan hidup sehat melalui Inpres No. 1 tahun
2017 dengan mengukuhkan GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat) yang akan menjadi pijakan bagi masyarakat agar terus
menggalakan hidup yang sehat. Dan Kegiatan GERMAS ini menyangkut beberapa hal,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Konsumsi buah dan sayur
2.
Melakukan aktivitas fisik
3.
Tidak merokok
4.
Tidak mengkonsumsi alkohol
5.
Memeriksa kesehatan secara rutin
6.
Membersihkan lingkungan
7.
Menggunakan Jamban
Selain itu, pemerintah pun sudah berupaya dalam mengendalikan faktor
resiko berbasis masyarakat (Posbindu PTM) dengan melakukan berbagai kegiatan
yang terintegrasi seperti berikut ini:
- Deteksi dini faktor resiko PTM
- Monitoring faktor resiko PTM
- Konseling dan Rujukan
- Kegiatan lain: Penyuluhan, senam, bersepeda, dll
Namun untuk melakukan Posbindu
PTM saat ini ternyata belum optimal, dan cakupannya masih rendah, yaitu baru
sekitar 60% yang melakukan kegiatan secara rutin dan melaporkannya, dan sasaran
PTM adalah penduduk usia >15 tahun, seharusnya diperluas di semua tatatan
masyarakat dari sekolah hingga orang yang bekerja, dan harus ada integrasi
dalamdengan Rumah Sehat Desa.
Demi mewujudkan masyarakat sadar
hidup sehat, maka Kementerian Kesehatan RI selalu rutin mengalakan kegiatan
yang mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah
PTM. Gaya hidup sehat ini tercermin melalui gerakan CERDIK yang terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI
seperti:
- Cek kesehatan berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet seimbang
- Istirahat cukup
- Kelola stress
Karena jika hidup kita sudah
sehat, maka akan membawa dampak yang sangat baik bagi kita sendiri, seperti
Kesehatan menjadi terjaga, sehingga kita akan menjadi orang yang produktif, dan
tidak dipungkiri maka lingkungan pun akan terjaga pula kebersihannya, dan
berujung pada menurunnya jumlah masyarakat yang sakit dan biaya obat menjadi
berkurang.
Menyambung penuturan Dr. Lily di
atas, maka Dr. Michael pun menjelaskan bagaimana sebuah keluarga yang sehat
bisa mencegah PTM dengan rutin melakukan aktivitas fisik. Namun saat ini banyak
keluarga yang kurang aware terhadap pentingnya aktivitas fisik dalam keseharian
mereka.
Dan akibat dari minimnya aktivitas
fisik ini membuat kita sangat mudah diserang oleh berbagai penyakit seperti
yang sudah dipaparkan di atas, dan ternyata Indonesia masuk dalam 10 besar
dalam kategori obesitas. Sedangkan Obesitas sendiri sungguh sebuah kondisi yang
sebaiknya dihindari mengingat dampaknya sangat buruk bagi kesehatan.
Untuk itu, selain memenuhi
makanan dan minuman yang sehat, sebuah keluarga juga sebaiknya juga banyak
melakukan aktivitas yang membutuhkan gerak aktif bagi tubuh, seperti jalan pagi
bersama, sepedaan bersama, jogging bersama, senam bersama dan sederet aktivitas
lain yang membutuhkan aktivitas gerak aktif dan bisa dilakukan bersama-sama
semua anggota keluarga.
Karena pada dasarnya, rutin beraktivitas
fisik dapat memberikan manfaat baik bagi tubuh, seperti mencegah berbagai
penyakit, meningkatkan stamina, menguatkan dan menyehatkan, meningkatkan
fleksibelitas, mengontrol berat badan, serta meningkatkan kualitas hidup.
Makanya, sesibuk apapun kita maka
aktivitas fisik tetap harus dilakukan dengan mudah dimana saja dan kapan saja.
Seperti:
- Di rumah kita bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri tidak sepenuhnya dilakukan oleh pembantu seperti membersihkan rumah, berkebun, membersihkan halaman, bermain dengan anak dan mengasuh anak, pergi ke minimarket, pasar atau toko sebaiknya jalan kaki jika memang dekat.
- Di tempat kerja kita bisa melakukan gerak aktif dengan mengganti lift dengan menaiki tangga (jika hanya satu atau dua lantai ya), atau bisa juga ikut senam bersama di kantor.
- Aktif bergerak di tempat umum bisa kita lakukan dengan tetap berjalan meskipun ada escalator, memanfaatkan taman kota untuk beraktivitas fisik, perbanyak bemain di ruang terbuka (basket, bulu tangkis, bersepeda, dll).
- Aktifi bergerak di perjalanan dapat dilakukan dengan bersepeda ke sekolah atau ke kantor, berhenti 1-2 halte sebelum tempat dituju, dan parkir di tempat yang agak jauh dari lokasi tujuan.
Namun dalam melakukan aktivitas
fisik, kita pun harus bisa mengukur diri sendiri, jangan memaksakan diri untuk
melakukan aktivitas yang terlalu berat sedangkan diri kita sendiri sebenarnya
tidaklah sanggup.
Untuk itu, menurut Dr. Michael supaya bisa mendapatkan hasil
yang maksimal, aktivitas fisik harus dilakukan dengen menerapkan prinsip Baik,
Benar, Terukur dan Teratur (BBTT) yang mencakup:
- Aktivitas fisik yang BAIK adalah aktivitas fisik yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan kemampuan supaya tidak menimbulkan dampak yang merugikan diri, makanya dilakukan di lingkungan yang sehat, aman, nyaman, tidak rawan cedera, dan harus menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman.
- Aktivitas fisik yang BENAR adalah aktivitas yang dilakukan secara bertahap dan dimulai dari tahap pemanasan (termasuk peregangan), latihan inti (latihan pada intensitas yang dituju), latihan pendinginan (temasuk peregangan).
- Aktivitas fisik yang TERUKUR adalah aktivitas fisik yang dilakukan dengan mengukur intensitas dan waktu latihan.
- Aktivitas fisik yang TERATUR adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur 3-5 kali dalam seminggu dengan selang waktu istirahat.
Dan mempertegas pemaparan lain di atas,
Mas Yomi Wardana dari Indo Runners
pun menuturkan kenapa Beliau sangat menyukai olahraga lari, ternyata baginya olahraga
lari adalah salah satu aktivitas fisik yang sangat bagus dilakukan, karena
mudah, murah dan bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja.
Mas Yomi Wardana Co-founder Indo Runners |
Namun banyak orang yang malas
melakukan olahraga lari, karena kita sejak kecil selalu dibiasakan bahwa lari
itu sebagai tindakan untuk hukuman, makanya kesan lari menjadi tidak begitu
asyik di mata banyak orang. Belum lagi banyak yang menilai lari merupakan
kegiatan yang tidak asyik karena berlari sendirian.
Untuk itu Indo Runners hadir
sebagai komunitas penggemar olahraga lari independen terbesar di Indonesia ini ingin
menyebarkan “virus lari” kepada banyak orang supaya ikut melakukan olahraga
lari ini dalam kesehariannya, dan menyadarkan banyak orang bahwa sejatinya
olehraga lari merupakan aktivitas fisik yang baik, mudah dan murah untuk
dilakukan oleh siapa saja.
Tapi ketika lari pun, kita
sebaiknya melakukannya secara bertahap dan sesuai kemampuan terutama bagi
pemula, misalnya dimulai dengan melakukan jalan cepata 10 menit setelah itu
durasi ditingkatkan secara bertahap, begitu juga dengan jarak tempuh, dimulai
dari yang jarak pendek, menengah baru jarak jauh.
Dan menurut Mas Yomi, kini
olahraga lari itu paling seru dilakukan secara rame-rame bersama keluarga atau
teman-teman jadi terasa jauh lebih fun
dan menyenangkan sehingga jarak jauh pun tidak terasa, makanya kehadiran Indo
Runners ini juga ingin menjadi wadah bagi orang-orang yang senang lari, dan
sekalian bisa lari bersama-saama bersama teman-teman yang lain, baik di dalam
neger hingga luar negeri dalam event kejuaraan lomba lari.
***
Semoga uraian di atas bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua, khususnya saya pribadi untuk terus bisa menjaga kesehatan dan tidak lagi
malas untuk beraktivitas fisik demi terhindar dari bermacam penyakit tidak
menular (PTM).
So, Ingatlah! Sehat itu penting, tanpa tubuh dan jiwa yang sehat,
maka semua impian dan cita-cita kita hanya akan menjadi sebatas angan semata.
Memang yang sering beraktifitas fisik biasanya lebih segar wajahnya dan terlihat bugar. Ternyata memang aktifitas sangat penting buat jaga kesehatan tubuh. Thanks buat sharingnya :)
ReplyDelete