Lalu melontarkan rindu yang sesakan dada ini,
pada daun yang menggelepar lelah di tanah,
pada segumpal tisu lusuh di asbak rokok yang penuh abu,
semua berkecamuk mengecam keakuanku.
Iya, keakuanku!
Atau ini justru keakuanmu?
Bukan, ini keakuan kita!
Kelabu hati ini disisipi sunyi,
tanpa suaramu,
tanpa kabarmu,
Sejak petang kemarin.
Adakah debaran rindu serupa ini menjelma di hatimu?
semoga jika ada debaran yang sama di hatiku, kamu bisa merasakannya *eaaaaak :D
ReplyDeleteAhaiii semoga debarannya senada ya Mba Sari hehehehe
Deletejadi inget ketika bujangan seringkali puitis.. tapi sekarang ketika mencoba puitis..istriku selalu bilang.. "lebay" wkwk
ReplyDeleteHahahaha padahal itu romantis loh Mas, ga semua orang bisa bikin puisi loh, lanjutkan saja siapa tahu bisa jadi buku :)
Delete