Menjadi pribadi yang kreatif
konon katanya adalah sebuah pilihan, karena pada sejatinya setiap manusia itu sudah
dibelaki dengan masing-masing daya kreatif dalam dirinya, namun kadar setiap
orang itu berbeda-beda. Dimana kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk menciptakan hal-hal baru atau cara-cara baru dari sesuatu yang belum
atau sudah ada sebelumnya, dimana sifat kratif ini muncul menjadi solusi dari
sebuah halangan atau rintangan yang dihadapinya.
Dan berbicara tentang kreatif
ini, maka saya jadi teringat tentang tema acara di Kafe BCA 3 yang digelar kemarin
19 September 2016. Dimana pada acara tersebut, PT. Bank
Central Asia Tbk (BCA) kembali mengadakan talk
show bertajuk Kafe BCA 3
dengan tema “OK: Generasi Baru Kekuatan
Ekonomi Indonesia”.
Namun sebelum mengupas lebih
dalam tentang tema talk show kali
ini, maka perlu kita pahami dulu, apa itu Kafe
BCA?
Kafe BCA merupakan sebuah wadah atau tempat untuk berdiskusi
yang menghadirkan para pakar dan praktisi dalam membahas berbagai tema untuk
memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Sehingga diharapkan dengan keberadaan
Kafe BCA ini bisa menjadi sarana berbagi informasi dan ilmu bagi sesame demi
kemajuan bersama pula.
Dan Kafe BCA tampil perdana pada
tanggal 13 Januari 2016 yang lalu, dimana pada talk show perdana ini, Kafe BCA mengundang sejumlah kaum muda yang
sukses sebagai wirausaha dengan ide kreatifnya sehingga bisa menjadi pemberi
makna bagi masyarakat. Sejalan dengan ide kreatif yang diusung wirausaha muda
tersebut, maka BCA yang juga mengangkat spirit “Senantiasa si Sisi Anda” ingin selalu mengedepankan manfaat dan
nilai tambah bagi masyarakat dalam setiap pelayanan dan unit bisnisnya.
Setelah sukses dengan Kafe BCA
pertama, maka Kafe BCA pun kembali mengadakan talk show kedua dengan mengundang sejumlah pembicara baik dari
kalangan akademisi, praktisi, perusahaan yang khusus membahas topik
perkembangan informasi teknologi berbasis digitalisasi pada era sekarang ini
dan dampaknya untuk perusahaan dan peningkatan nilai tambah bagi masyarakat.
Dan pada kesempatan tersebut BCA sendiri menjelaskan dukungannya terhadap
sejumlah developer teknologi dalam mengaplikasikan teknologi melalui
inovasi-inovasi terkini untuk memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat.
Dan untuk tema pada Kafe BCA tiga
ini akan membahas tentang bagaimana Kreatif yang dihubungkan dengan ekonomi,
atau bisa disebut Ekonomi Kreatif. Mengutip dari Wikipedia, ternyata Ekonomi Kreatif itu dapat diartikan
sebagai sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia
sebagai faktor produksi yang utama.
Ekonomi Kreatif tidak hanya
mengenai peciptaan nilai tambah secara ekonomi, namun bisa juga mencakup
penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya, dan lingkungan yang menjadi
penggerak dalam menciptakan peluang-peluang yang luar biasa.
Jika kita telisik lebih luas,
Indonesia ini merupakan negeri yang kaya dengan potensi alamnya, adat dan
budayanya, serta manusianya. Maka dengan melihat peluang ini, Indonesia
mempunyai peluang besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi rakyat menjadi lebih baik.
Mengutip data dari Badan Pusat
Statistik (BPS), dimana perkembangan ekonomi kreatif menunjukan perkembangan
yang positif, hal ini terlihat dari adanya pertumbuhan 5,76 persen atau di atas
rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan bilai tambah
sebesar Rp.641,8 triliun atau 7 persen dari PDB nasional.
Dalam Rancangan Pengembangan
Jangka Menengah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) 2015-2019 disebutkan, bahwa
akselerasi pertumbuhan ekonomi kratif adalah salah satu intikator pertumbuhan
ekonomi sebuah Negara. Dimana arah kebijakan pembangunan ekonomi kreatif adalah
memfasilitasi Orang Kreatif (OK)
disepanjang rantai nilai yang dimulai dari tahap kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, hingga konservasi.
Untuk mengupas lebih mendalam
tentang peran Orang Kreatif sebagai Generasi Baru Kekuatan Ekonomi Indonesia.
Maka PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menghadirkan
para pembicara yang luar biasa untuk mengupas tema kali ini dari berbagai sudut
pandang. Namun sebelumnya, acara Kafe BCA 3 ini pertama-tama dibuka dengan
sambutan dari Bpk. Jahja Setiaatmadja
selaku Presiden Direktur BCA.
Menurut Beliau, pelaku industri
kreatif perlu mendapat fasilitas untuk kegiatan kreasi, serta memproduksi dalam
skala usaha yang layak dan mendapatkan akses ke pasar. Untuk itu, usaha baru
industri kreatif pun perlu mendapat fasilitas membangun pasar, serta membangun
repositori untuk produk-produk kreatif.
Dan Bapak Jahja pun menegaskan dua
hal substansial ini, yakni hadirnya
Orang Kreatif (OK) dalam rantai kreasi, produksi, distribusi, konsumsi,
dan konservasi maupun institusi atau
lembaga yang menopang tumbuh kembang Orang Kreatif. Oleh karena itu,
sebagai bentuk dukungan terhadap kehadiran Orang Kreatif, BCA melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah maupun meningkatkan kapasitas Orang
Kreatif, salah satunya melalui IKF 2016.
Selanjutnya masuk ke acara
inti yaitu pada acara talk show bertajuk Kafe BCA 3 dengan
tema “OK: Generasi Baru Kekuatan Ekonomi
Indonesia”. Pada acara ini tampak hadir para pembicara keren, antara lain: Ibu Erda Rindrasih yaitu Pengamat
Pariwisata dan Industri Kreatif di Pusat Studi Pariwisata UGM, Bapak Solihin
Sofian yang merupakan Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya
APINDO, Bapak Cyrillus Harinowo selaku Pengamat Ekonomi, Bapak Andi Martin yang
merupakan CEO Kratoon Channel, Ibu Lena Setiawati selaku GM BCA Learning
Service, dan Ketua Bandung Creative City Forum (BCCF) yaitu Bapak Fiki C.
Satari, dengan Moderator Bapak Fajar Anugrah.
Para Pembicara dalam acara Talk Show Kafe BCA 3 |
Dan dari para pembicara ini, saya
akan ambil beberapa point penting (yang menurut saya penting) selama
acara talk show ini berlangsung. dan mari kita bahas satu per satu apa materi yang disampaikan oleh para pembicara di acara talk show Kafe BCA 3 ini.
Ibu Erda Rindrasih selaku Pengamat
Pariwisata dan Industri Kreatif di Pusat Studi Pariwisata UGM menjelaskan
tentang bagaimana Ekonomi Kreatif dan Peran Orang Kreatif dalam Perspektif
Pariwisata. Dimana Pariwisata ini cakupannya sangat luas, terdiri dri 16 sektor
antara lain: Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi dan Radio, Aplikasi Games,
Aritektur, Desain interior, Desain komunikasi visual, Periklanan, musik, penerbitan,
fotografi, Desain produk, Fashion, Film animasi dan video, Kriya dan Kuliner.
Melihat begitu
banyak sektor di bidang pariwisata ini, Indonesia-pun mempunyai semua sektor
tersebut, tinggal bagaimana kita bisa mengolahnya dengan kreatif, karana tidak
bisa kita pungkiri, jika pariwisata diolah dengan baik dan kreatif tentu saja
akan menumbuhkan perekonomi rakyat menjadi lebih baik.
Namun tak bisa
juga kita kupakan, bahwa parisiwata di negeri ini masih kurang mendapatkan
dukungan infrastruktur yang memadai, juga masih rendahnya keamanan dan rasa
nyaman (seperti teror bom, teroris) pun dinilai menjadi beberapa faktor yang
membuat pariwisata di negeri ini belum bisa berkembang maksimal, dan ini
menjadi PR kita bersama untuk memaksimalkan semua hal tersebut untuk mendukung
pariwisata yang kreatif untuk ekonomi yang lebih baik.
Bapak Solihin Sofian selaku Wakil Ketua Bidang Ekonomi
Kreatif Berbasis Budaya APINDO sebagai pembicara selanjutnya mengupas tentang bagaimana
Orang Kreatif dalam Peta Ekonomi Kreatif Indonesia menjawab target, peluang dan
Tantangan yang ada.
Dimana target yang ingin dicapai dari tatanan ekonomi
kedepannya adalah terjadinya pertumbuhan sebesar 12% dari PDB nasional, dengan
terus melakukan penguatan, pengamanan pasar domestik dan peluang pasar
Internasional dengan memanfaatkan bahan alam Indonesia, keanekaragaman budaya
bangsa sebagai benchmark ekonomi
kreatif.
Untuk mencapai target tersebut,
tentu saja tidak mudah, karena dibutuhkan adanya sumber daya Orang Kreatif yang
mempuni, Pembiayaan, Pemasaran, Regulasi yang mendukung, Tekonologi dan
informasi market yang kreatif.
Pada dasarnya kita (Indonesia) mempunyai warisan
budaya alam yang kaya dan melimpah dengan didukung oleh jumlah penduduk 46,7%
terbanyak dari penduduk ASEAN, serta berlakunya MEA akan menjadi pasar yang
akan menjanjikan untuk ekonomi yang lebih maju, dan ini kesempatan baik yang bisa kita manfaatkan untuk meraih ekonomi kreatif yang sukses nantinya.
Bapak Cyrillus Harinowo selaku
Pengamat Ekonomi juga menuturkan
bahwa perbankan sangat mendukung ekonomi kreatif, misalnya dengan memberikan
pembiayaan dan kegiatan CSR supaya orang-orang kreatif bisa terus berkembang
dengan dukungan dana yang memadai, karena menurut Beliau, kehadiran ekonomi
kreatif akan memberikan kontribusi yang baik untuk ekonomi masyarakat, iklim
bisnis menjadi semakin bagus dan membuka banyak lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, bahkan hal tersebut bisa menjadi citra dan identitas bangsa, sehingga membawa dampak sosial yang kian baik yaitu terjadi peningkatan kualitas hidup dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat, hal ini juga bisa membuat orang-orang untuk terus berlomba-lomba
dalam berinovasi dan berkreatifitas dengan berbasis sumber daya terbarukan.
Bapak Andi Martin
yang merupakan CEO Kratoon Channel menceritakan tentang bagaimana perusahaannya
Kratoon Channel yang merupakan
perusahaan kartun lokal ini mulai memproduksi aneka film kartun dan animasi
sebagai bagian dari hiburan untuk masyarakat. Namun dinilainya, dunia
kartun yang ditekuninya ini merupakan dunia yang menuntutnya untuk terus
berkreasi secara kreatif dengan menghadirkan aneka karakter dan tokoh kartun yang
unik supaya bisa terus bisa berkambang dan bersiang dengan negara-negara lain
diluar sana.
Namun, salah satu faktor yang
membuat kartun Indonesia kurang dikenal oleh masyarakat yaitu kurangnya
mendapat tempat dari stasiun televisi sebagai sarana promosi, sehingga
pengetahuan orang akan film kartun Indonesia menjadi terbatas, namun untungnya di
era sekarang ini promosinya bisa dilakukan di berbagai media sosial, seperti
youtube, facebook, twitter, instagram, sehingga masyarakat bisa lebih melek lagi
dengan keberadaan film kartun Indonesia.
Bapak Fiki C. Satari selaku Ketua
Bandung Creative City Forum (BCCF) membahas tentang bagaimana Ekonomi Kreatif
dan startegi pengembangannya di Indonesia. dan diakui oleh Beliau bahwa ada
beberapa sektor yang harus diperhatikan untuk menunjang perekonomi masyarakat, yaitu dengan meningkatkan kreatifitas pada pengolahan sumber daya dibidang Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan, Pertambangan, Industri pengolahan, Listrik,
gas, air, konstruksi, perdagangan, hotel, restoran, transportasi &
komunikasi, keuangan, real estate, jasa dan juga ekonomi kreatif. Karena semua sektor ini, jika dikelola dengan bijak, maka tatanan ekonomi bangsa bisa meningkat.
Namun untuk
membuat program ekonomi yang bagus tentu tidak lepas dari dukungan teknologi, inovasi,
media, seni dan budaya yang dikemas secara apik dan tepat sasaran. Sehingga diharapkan
nantinya bisa berujung pada adanya perubahan dan perkembangan ekonomi Indonesia
yang lebih baik kedepannya.
Ibu Lena Setiawati selaku GM BCA Learning Service membahas tentang
Indonesia Knowledge Forum (IKF) V yang sebentar lagi akan di gelar awal bulan depan.
Dimana IKF V ini mengusung tema Moving
Our Nation To The Next Level: “Optimizing Knowledge and Creativity to Ride the
Wave of New Generation in Accelerating Indonesia Economy” yang nantinya
akan dilakasanakan pada tanggal 6-7 Oktober 2016 mendatang di Ritz Carlton
Pacific Place Hotel – Jakarta.
Pada acara IKF V ini akan
menghadirkan Menteri Koordinator Perekonomian RI, Darmin Nasution sebagai
keynote speaker dan para pembicara nasional yang inspiratif. Di antaranya,
Emirsyah Satar (Chairman of MatahariMall.com), Yohanes Surya (Founder of
Yayasan Surya Institute), Abdullah Azwar
Anas (Bupati Banyuwangi), Fauzi Ichsan (Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin
Simpanan), William Tanuwijaya (CEO Tokopedia), Pandji Pragiwaksono
(Indiepreneur, Stand-Up Comedian), dan 12 pembicara terkemuka lainnya.
Para Pembicara Indonesia Knowledge Forum (IKF) V di hari pertama |
Sungguh acara yang sangat sayang untuk dilewatkan, karena saya yakin acara ini akan banyak sekali informasi dan ilmu yang bisa kita gali dari para narasumber di acara IKF V ini nantinya. jadi, jangan sampai ketinggalan ya bagi teman-teman yang ingin hadir di event ini.
***
Tidak sia-sia rasanya datang di acara Kafe BCA 3 dengan tema “OK: Generasi Baru Kekuatan Ekonomi Indonesia” ini, karena semakin
membuka wawasan saya, betapa pentingnya menjadi Orang Kratif di jaman sekarang
ini, karena Orang Kreatif bisa merubah segala sesuatunya menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
Dari acara Kafe BCA 3 pada intinya mengharapkan lahirnya generasi-generasi muda yang
mempunyai ide-ide kreatif dan menerapkan melalui langkah kongkrit sehingga bisa
menjadi sebuah gebrakan yang akan menghidupkan ekonomi bangsa, yaitu pemerataan
hidup yang lebih baik, dengan berkurangnya penggguran dan semakin tidak adanya
orang-orang yang hidup dalam lilitan kemiskinan nantinya.
Ekonomi Kreatif, lahir dari Orang Kreatif yang berani bertindak kreatif.
Go OK, Go Orang Kreatif!
Untuk Kekuatan Ekonomi Indonesia!
Sekarang jamannya orang kreatif. Semua aspek kehidupan harus bisa diakalin kalo mau bisa bersaing di era sekarang.
ReplyDeleteSepakat Mas Rosiy, menjadi Orang Kreatif sekarang itu perlu bangat untuk tetap bisa bersaing :)
DeleteSaya mau jadi Orang Kreatif juga Bang, tapi lagi mikir saya kreatif dibidang apa ya enaknya hehehehe
ReplyDeleteBener banget bangsa ini butuh generasi yang kreatif, generasi yg terus berkarya untuk kemajuan bangsanya,,
ReplyDelete