Sungguh senangnya, Sabtu pagi itu, tanggalan di kelender menunjukan tanggal
30 April 2016, itu artinya pada hari tersebut saya akan ikut dalam rangkaian #BloggerWisataKRL yang diadakan oleh Komunitas Tau Dari Blogger (TDB) dan Komunitas Jakarta By Train (JBT). Acara ini lahir selain untuk Kopdar dan menjalin tali
silaturahmi dengan sesama Blogger, kami juga diajak untuk mengenal lebih dekat dengan berbagai tempat wisata
yang ada di Jakarta, karena katanya tak kenal maka tak sayang :)
Stasiun Kereta Api Manggarai |
Untuk itu, saya sangat antusias menyambut acara ini, saya bangun pagi, berbenah kamar, mengantar cucian ke laundri dan kemudian langsung menuju Stasiun Kereta Api Manggarai yang telah disepakati sebelumnya sebagai meeting point untuk semua Blogger yang ikut sebagai para peserta dalam wisata kali ini.
Setelah semua teman-teman
terkumpul, maka kamipun dari Stasiun Manggarai melaju bersama kereta api menuju
Stasiun Gondangdia. Bagi saya naik kereta itu selalu menyenangkan, bebas dari
kemacetan karena mempunyai jalur tersendiri, sehingga kita bisa sampai tujuan
lebih cepat dibandingkan transportasi darat umum lainnya.
Dan andai semua tempat yang ingin saya kunjungi dilintasi kereta api, maka saya akan lebih memilih bepergian dengan kereta api dari pada transportasi umum darat lainnya, apalagi sekarang perkeretapin di Indonesia (khususnya di Jabodetabek) sudah mulai mengalami pembenahan kerah yang lebih modern dan jauh lebih nyaman.
Dan andai semua tempat yang ingin saya kunjungi dilintasi kereta api, maka saya akan lebih memilih bepergian dengan kereta api dari pada transportasi umum darat lainnya, apalagi sekarang perkeretapin di Indonesia (khususnya di Jabodetabek) sudah mulai mengalami pembenahan kerah yang lebih modern dan jauh lebih nyaman.
Mulai dari keberadaan akses masuk dan
keluar stasiun dengan menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) sehingga lebih praktis, membuat setiap
perjalanan lebih cepat dan lebih murah biayanya menurut saya, dan berkat ada
KMT ini, saya tidak harus mengantri setiap kali mau jalan menggunakan kereta api.
Dan saya senang bangat, karena
kami semua sebelum memulai mengeksplore tempat wisata yang ingin kami kunjungi,
satu per satu kami dibagikan Kartu Multi Trip (KMT) limited edition dengan logo
Tau Dari Blogger (TDB), Kerennya!
Selain itu, naik kereta api
sekarang lebih nyaman menurut saya, selain kereta apinya sudah ber-AC, kini saya tidak
pernah jumpai lagi ada pengamen dan pedagang asongan yang teriak menjajalkan dagangannya di kereta api, sehingga
membuat penumpang jauh lebih nyaman.
Selain itu, petugas kebersihan di
area stasiun dan di dalam kereta api selalu rutin untuk membersihkan
sampah-sampah yang ada area stasiun dan gerbong-gerbong kereta api, sehingga kereta api tampil
jauh lebih bersih, tidak berbau dan jauh dari jorok.
Kereta Apinya sangat bersih |
Keamanan di sekitar stasiun dan
di dalam kereta api pun juga terjamin, karena selalu ada petugas keamanan yang tersebar diberbagai titik dan gerbong kereta, sehingga memberikan rasa aman,
namun kita sebagai penumpangpun harus tetap bisa menjaga diri dan barang bawaan
kita supaya tidak berpindah tangan.
Sungguh sangat menyenangkan naik
kereta api, cepat, murah dan tidak macet. Dan perjalanan dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Gondangdia sungguh tak terasa, kereta seolah melaju bagai kilat, begitu cepat, hanya dalam hitungan menit kami sudah sampai di Gondangdia,
Stasiun Gondangdia |
Dan setelah semua turun dari kereta, kami langsung berkumpul
untuk menentukan rute perjalanan wisata yang akan kami tempuh selanjutnya.
Mas Anggara selaku ketua acara wisata kali ini menjelaskan bahwa kami nantinya bertolak dari Stasiun Gondangdia akan jalan kaki menuju Patung Pahlawan, dilanjutkan menuju Jembatan Kwitang, lalu jalan menuju Musium Kebangkitan Nasional, menikmati es kirim Baltic dan terakhir ishoma di kantor PMI.
Mas Anggara selaku ketua acara wisata kali ini menjelaskan bahwa kami nantinya bertolak dari Stasiun Gondangdia akan jalan kaki menuju Patung Pahlawan, dilanjutkan menuju Jembatan Kwitang, lalu jalan menuju Musium Kebangkitan Nasional, menikmati es kirim Baltic dan terakhir ishoma di kantor PMI.
Mas Anggara (Baju Biru) sedang menjelaskan rute perjalanan wisata |
Serunya jalan ramai-ramai |
Patung Pahlawan
Tujuan pertama kami adalah
mengunjungi Patung Pahlawan atau yang lebih terkenal dengan nama Tugu Tani yang
terletak di sebuah bundaran diantara Jl. Menteng Raya, Jl. Prapatan dan Jl.
Arief Rachman Hakim, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Patung Pahlawan (Tugu Tani) |
Konon sepasang patung yang menjadi figur Patung Pahlawan tersebut adalah seorang
pria bercaping dan seorang wanita yang melambangkan seorang ibu yang melepas
anaknya untuk pergi ke medan pertempuran.
Dan patung perunggu ini dibuat
oleh dua orang pematung kesohor dari Rusia, Matvey Manizer dan Ossip Manizer, yang
terinspirasi dari cerita perjuangan rakyat yang konon berasal dari Jawa Barat,
dimana ada seorang ibu yang mendukung anaknya untuk pergi berperang demi
kemerdekaan dan tanah airnya. Dimana sang ibu membekali anaknya dengan makanan
dan harapan.
Dan patung ini merupakan hadiah
dari pemerintah Uni Soviet atas persahabatannya dengan Indonesia, yang
dikirimkan langsung dari Uni Soviet, dan pada Tahun 1963 Presiden Soekarno
meresmikan patung tersebut dan terdapat sebuah plakat yang menempel di bawah
patung tersebut yang berbunyi “Hanya bangsa yang menghargai Pahlawannya yang
dapat menjadi bangsa yang besar”.
Jembatang Kwitang
Melewati Jembatan Kwitang, maka kamipun diingatkan tentang
kisah yang sangat melegenda tentang Nyai Dasima, karena jembatan Kwitang sangat identik dengan kisah Nyai Dasima.
Dimana konon katanya dulu pada tahun 1813 di masa pemerintahan Inggris ada seorang gadis bernama Dasima, gadis dari desa Kuripan, Parung, Bogor. Perjalanan hidup Dasima yang menjadi selir atau nyai (kawin tanpa dinikahi) oleh Meneer Edward Willem yang tinggal di Pejambon, hidup Dasima menjadi serba berkecukupan.
Jembatan Kwitang (Doc. VIVA.co.id/Dody Handoko) |
Dimana konon katanya dulu pada tahun 1813 di masa pemerintahan Inggris ada seorang gadis bernama Dasima, gadis dari desa Kuripan, Parung, Bogor. Perjalanan hidup Dasima yang menjadi selir atau nyai (kawin tanpa dinikahi) oleh Meneer Edward Willem yang tinggal di Pejambon, hidup Dasima menjadi serba berkecukupan.
Kecantikan Dasima membuat Samiun warga Kwitang yang sudah punya istri ini melakukan
berbagai cara supaya bisa mempersunting Dasima, bahkan jalan mistispun
dilakoninya, jampi-jampi konon turut mewarnai dalam rajutan kisah Samiun-Dasima sehingga bisa terjalin,
namun ternyata cinta Samiun tidaklah tulus mencintai Dasima, harta Dasima-lah
yang menjadi target sesungguhnya Samiun.
Singkat cerita, kisah cinta Dasimah berakhir tragis, Dasimah
meninggal di tangan Samiun sendiri, karena Samiun adalah
dalang yang merencanakan dan menyewa orang untuk pembunuhan Dasimah, dan membuang mayat
Dasima di aliran sungai Kwitang.
Tragis ya kisahnya, kita cukupkan saja akh nanti susah move on jika dengar kisah yang berakhir sedih seperti ini. Mendingan sekarang kita lanjut
menuju tujuan kita selanjutnya, Lets Go :)
Museum Kebangkitan
Nasional
Musium Kebangkitan Nasional |
Konstruksi gedung STOVIA terlihat sangat kokoh karena
bangunannya terdiri atas susunan tembok yang tebal ini menempati sebuah komplek
bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1899 diatas tanah seluas 15.742
m2.
Suasana halaman musium nasional |
Melangkah masuk ke dalam gedung
musium ini kita akan disuguhi oleh berbagai pemandangan, halaman yang tertata
rapi, ruang kelas dan laboratorium, asrama, tempat olah raga, kantin, dapur,
dan aula.
Replika ruang asrama sekolah Stovia |
Replika Ruang Belajar & Praktek Kedokteran |
Selanjutnya, pengunjung
disuguhkan dengan seluruh koleksi museum yang konon katanya berjumlah sekitar 2.042
buah berupa bangunan, mebel, jam dinding, gantungan lonceng, perlengkapan
kesehatan, pakaian, senjata, foto, lukisan, patung, diorama, peta, sketsa, dan
miniatur. Seluruh koleksi tersebut dipamerkan di beberapa ruangan antara lain
di ruang awal pergerakan, ruang kesadaran nasional, dan ruan pergerakan, dan
ruang memorial Boedi Oetomo.
Puas menikmati es krim, kami pun kemduian menuju ke Kantor PMI (Palang Merah Indonesia) yang terletak di Jl. Kramat Raya No. 47 Jakarta
Pusat. Di sini kami sejenak beristihat untuk menunaikan shalat, menikmati makan siang ala prasmanan dan juga ngobrol asyik dan santai bersama.
Kantor PMI Jakarta Pusat |
Dan sungguh sangat menyenangkan mengikuti acara wisata kali ini, saya jadi mengenal lebih dekat dengan bebagai objek wisata yang tadi saya ceritakan diatas, padahal biasanya saya hanya lewat selintas saja.
Namun berkat wisata KRL dan jalan sehat kali ini saya merasakan banyak pengalaman, banyak informasi berharga, banyak keseruan yang tak bisa saya jelaskan dengan kata-kata, dan yang pasti wisata kali ini mengajarkan saya untuk belajar lebih mengekspore apa yang ada di dekat kita, mengenalnya lebih dekat dan jangan sampai kita asing dengan tempat wisata yang ada disekitar kita.
Selain itu, wisata kali ini juga mengingatkan saya, betapa pentingnya hidup sehat, salah satunya meluangkan waktu untuk berolahraga, misalnya berjalan kali, karena dengan berjalan kaki kurang lebih 1000 langkah setiap hari bisa mencegah berbagai penyakit, misalnya osteoporsis, otot kaku, kadar gula darah yang tidak terkontrol, sirkulasi darah terhambat, dan berbagai ancaman penyakit lainnya yang menanti jika kita malas berolah raga.
Untuk semua keseruan ini, tidak lupa saya ucapkan terima kasih banyak pada TDB, JBT, PMI, Lem FOX, dan berbagai pihak yang telah mengadakan acara keren ini, semoga akan ada lagi keseruan serupa ini di waktu mendatang. See you guys :)
melihat stasiun2 kereta di indonesia, saya sering bertanya tanya. kenapa stasiun2 kereta itu kebanyakan nampak vintage
ReplyDeleteIya Mas Jawardi sebagian memang dibiarkan tetap terlihat Vintage karena ada maksudnya, misalnya memiliki sejarah tersendiri. Tapi sekarang sudah banyak juga Stasiun yang mulai merubah tampilannya lebih modern, bisa baca tulisan saya sebelumnya Mas jika penasaran heheheh
DeleteDulu saya sering lewat Manggarai nih, sempat tinggal di kalibata, jadi pasti lewatin Manggarai klo pakai kereta ke Jkt atau Kota :D
ReplyDeleteOooh Gitu, sekarang sudah pindah tempat tinggal ya Mas Dzul, apa sudah tidak naik kereta api lagi?
DeleteKEREN EUY....
ReplyDeleteSalam,
NurTerbit
www.kompasiana.com/daeng2011 www.nurterbit.com
Terima Kasih Bang Nur, pengen komen disana tapi saya lupa akun kompasiana saya :D
Deletestasiun kereta yg sekarang udah pada bersih ya
ReplyDeletesemoga manusianya mau ngejaga si fasilitas umum biar tetep bagus
Iya Mba Linda, sekarang tampilan dan fasilitas di perkeretaapian kita sudah jauh lebih nyaman dan bersih, semoga kitanya bisa juga menjaga semua ini supaya tetap nyaman berkereta ya :)
DeleteApakah Anda dalam kesulitan keuangan? Apakah Anda perlu
ReplyDeletepinjaman untuk memulai bisnis atau untuk membayar tagihan Anda?
Kami memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan bantuan dan kami memberikan pinjaman kepada perusahaan lokal, internasional dan juga pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%.
Terapkan Sekarang Via Email: kellywoodloanfirm@gmail.com
Terima kasih
Terima kasih dan Tuhan memberkati
Ibu Kelly