Akhirnya kemarin saat weekend
saya jadi juga nonton film I am Hope ini setelah sekalian hari menahan
keinginan karena sikon yang tidak mengizinkan. Jujur saja sejak awal saya
membaca berbagai informasi yang tersebar di berbagai media sosial tentang film
I am hope ini saya sudah sangat penasaran.
Untuk itu makanya saat weekend
kemarin saya dan beberapa orang teman sepakat untuk sama-sama untuk menonton
film ini untuk mengisi akhir weekend kemarin.
Nobar film I am Hope rame-rame itu lebih seru :) |
Film I am hope ini ternyata bercerita tentang perjuangan seorang gadis
bernama Mia yang diperankan oleh (Tatjana Saphira) untuk mewujudkan mimpinya di
dunia teater. Namun siapa yang menyangka, disaat semangat Mia untuk mewujudkan
mimpinya itu, sebuah kenyataan pahit harus ditelannya kuat-kuat.
Tepat di hari ulang tahunnya yang
ke-23, Mia divonis oleh dokter bahwa ia menderita kanker stadium 3. Penyakit
kangker yang sudah merenggut nyawa ibunya. Menerima kenyataan ini sempat
membuat semangat Mia menurun, terlebih merasa penyakit yang dideritanya itu
adalah penyakit nomor satu yang mematikan di dunia ini.
“Hidup bukan sekedar bernafas, tapi Hidup adalah menjalani apa yang
kita cintai” kalimat motivasi ini seolah menjadi cambuk bagi Mia untuk
terus merajut mimpinya menjadi seorang penulis dan sutradara teater ternama.
Mimpi Mia untuk bergelut di dunia
teater bukan tanpa sebab, karena bakat ini tumbuh dari ayahnya yang seorang
komposer tenar, dan juga ibunya yang seorang penulis dan sutradara teater yang
juga terkenal. Namun sepeninggal Ibunya Madina Abdinegara yang diperankan oleh
Feby Febiola, Mia hidup bersama dengan seorang ayah yang sangat sayang padanya
yaitu Raja Abdinegara yang diperankan oleh Tio Pakusadewo dan seorang saudari
perempuannya yang bernama Maia yang diperankan oleh Alessandra Usman yang juga sangat menyanyanginya.
Namun jalan yang harus dilaluinya
untuk mewujudkan mimpi tersebut tidaklah mudah, mulai dari tidak mudahnya Mia
mengajukan karya tulisnya pada sebuah PH hingga semakin memburuknya kondisi
tubuhnya yang kian melemah karena penyakit yang dideritanya.
Tapi di tengah himpitan kangker yang mencoba menggerogoti
hidupnya, Mia selalu ditemani oleh Maia yang selalu menjadi penyemangat Mia
menjalani kehidupan. Saudari yang sekaligus menjadi sahabatnya ini selalu
memberikan motivasi yang luar biasa pada Mia supaya terus berjuang mewujudkan
mimpinya.
Begitu juga ketika kehadiran sosok David yang diperankan
oleh Fachry Albar ini, selain menjadi bunga cinta dalam hatinya, David yang
seorang aktor teater ini pun juga turut memberikan motivasi pada Mia untuk
terus berjuang melawan penyakitnya sekaligus mewujudkan mimpinya.
Tapi, Ayahnya meminta Mia untuk
konsentrasi pada pengobatannya dan tidak mengharapkan Mia untuk membuang-buang
waktunya supaya bisa benar-benar sembuh. Namun Mia bersikeras tetap pada
impiannya, bahwa menjadi penulis dan sutradara untuk pementasan teater tetap begitu
benggebu di dadanya.
“Jalani hidup dengan cinta, maka harapan itu akan terus hidup untuk
esok yang lebih Indah, karena percayalah tak selamanya mendung itu kelabu,
nikmati hidup ini dan terus berikan yang terbaik setiap harinya, sebab dimana
ada kemauan dan keberanian disitu akan selalu ada harapan”
Sungguh film I am Hope ini banyak adegannya yang menguras air mata,
terbukti banyak dari teman-teman saya terutama yang cewek pada menangis selama
menonton film ini. Emosi penonton begitu diaduk-aduk oleh setiap adegannya, dan
pesan yang ingin disampaikan dalam film ini jelas bisa kita tangkap bahwa
jangan pernah takut untuk bermimpi, karena dimana ada kemauan dan kerja keras
maka jalan untuk menggapai mimpi pasti ada.
Lantas, apakah Ayahnya Mia tetap gigih melarang Mia untuk
menekuni mimpinya? Dan apakah Mia bisa mewujudkan mimpinya mementaskan teater
impiannya? Atau Mia justru meninggal karena penyakit kangkernya dan mimpinya
pun turut gugur? Temukan jawabannya dengan langsung menonton film ini sendiri
ya kawan :)
No comments:
Post a Comment