Kala daun jatuh cinta pada embun,
Kemudian membasuh sekelumit luka pagi yang ringkih,
Lalu membawanya hilang ditelan waktu yang riuh,
Namun akan kembali hadir ketika pagi menjelma.
Kaulah embun...
Kau menjelma embun,
Datang hanya sesaat, lalu menghilang
Datang lagi dan pergi lagi,
Embun...
Membelai daun hatiku yang gersang,
Membasuh airmata kerinduanku yang luruh,
Namun kini aku benar-benar dahaga,
Aku butuh kau menjelma hujan,
Sekali ini saja.
No comments:
Post a Comment