"Bodoh, kenapa aku bisa sekasar itu tadi" Umpat
Rama kesal pada dirinya sendiri. Dia menyadari tak sepatutnya Suster Risma
dibentak seperti itu tadi.
Rama mencoba bangun dari tempat tidurnya, lalu melangkah
tergesa-gesa dengan bantuan tongkat dikedua tangannya, namun lorong rumah
tampak lengang, hanya seorang cleaning service yang sedang menyapu halaman yang
tampak disana, Suster Risma sudah tidak terlihat sama sekali.
"Cepat bangat dia menghilang" Gumam Rama sembari
mengembarakan matanya di sepanjang lorong dan taman, tapi nihil.
Rama kembali masuk ke kamarnya dan bersandar pada kursi dan
meraih remote TV, namun tak ada tayangan yang benar-benar ditontonnya, Rama
hanya ingin ruangan itu tidak sunyi, sesepi hatinya yang kini hampa dan
kesepian.
Rama memencet bell di sampingnya untuk memanggil suster, dan
tak lama berselang seorang suster muda melangkah masuk "Ada yang bisa saya
bantu Pak, Bapak ada keluhan?" Tanya suster itu mendekati Rama.
"Saya butuh Suster Risma, apakah dia bisa kesini?"
Pinta Rama dengan suara yang parau.
"Suster Rismanya sudah pulang Bapak, baru saja pergi,
Beliau akan bertugas kembali nanti malam" ucap Suster Emma kalem.
"Tapi jika Bapak butuh bantuan apa-apa, sama saya juga
bisa Pak, saya kan juga suster" Tampah suster Emma sambil tersenyum
menggoda.
"Kalo gitu saya minta nomor HPnya Suster Risma, kamu
punya kan?" Tanya Rama cool.
"Kenapa bukan nomor HP saya saja sih" Gumam Suster
Emma dalam hati, Saya juga kan tidak kalah cantik dengan suster Risma.
"Kok diam, nomornya ada nggak?" Wajah Rama tampak
penasaran.
"Iya sebentar" Gagap Suster Emma merogoh HP di
kantong bajunya.
"0813000090**" lanjut Suster Emma.
"Terima Kasih" ucap Rama tulus.
"Sama-sama Pak" tersipu Suster Emma melihat senyum
memancar di bibir Rama.
"Ada yang perlu saya bantu lagi Pak?, ooh iya Bapak
belum makan, saya suapin ya?" Pinta suster Emma penuh harap.
"Terima kadih suster, tapi tidak usah, saya bisa makan
sendiri, tolong tinggalkan saya sendirian ya" pinta Rama sopan yang
disambut dengan wajah sedih dihati suster Emma.
Setelah suster Emma pergi, Rama langsung menelpon Risma,
namun handphonenya tidak juga diangkat meski sudah berkali-kali Rama
menghubunginya.
"Jangan-jangan Suster Risma benaran marah makanya tidak
mengangkat telphonenya" celoteh hati Rama gundah.
Urusan menghubungi Suster Risma dipendingnya dulu, lantaran
Rama mulai menyadari perutnya keroncongan, Rama mencoba menyantap sarapan dan
meminum obatnya, dan tak lama rasa ngantuk yang berlebihan menghinggapi Rama,
seketika Rama pun tumbang diatas ranjang tanpa tertutup selimut.
Dan ternyata sedari tadi ada sepasang mata dibalik jendela
yang mengamati Rama, diapun tersenyum licik "Selamat tidur bodoh, kau
telah menelan obat tidur dalam dosis yang banyak, semoga kamu tidak pernah
bangun untuk selamanya".
Bersambung...
#CerMinBer (Cerita Mini Bersambung)
Obat tidur dalam dosis yang banyak?
ReplyDeleteWah, jadi penasaran lanjutannya.
iya ni Kang Azzet, ada yang kasih obat tidur yang banyak sama Rama, gimana ya nasibnya setelah ini?
Deletesemoga lanjutannya segera terbit :)
wahh ada cinta toh ternyata :D ditunggu kelanjutannya mas :)
ReplyDeleteIya Mba Icha ada cinta dimana-mana ini... hehehehe
DeleteOK Mba Icha, semoga saya cepat dapat ide lanjutannya... :D