"Gaun ini cantik bangat di badan kamu" puji Rama
melihat Luna mengenakan gaun putih bertabur kristal itu, gaun pengantin yang
begitu indah dan terlihat mewah.
Luna memutar-mutar badannya di depan cermin yang ada di hadapannya.
Senyumnya mengembang tanpa hanti seperti bunga yang sedang mekar di taman.
Rama tampak sangat terkejut ketika lelaki itu memeluk Luna
dan menggandengnya pergi tanpa memperdulikan Rama.
Rama yang mencoba menarik tangan Luna, tapi ditepis oleh
Luna dengan keras, dan Rama seolah menjadi orang asing dimata Luna.
"Luunaaaaaaaaaaaaa"
"Luuunaaaaaaaaaaaa"
"Luuuunaaaaaaaaaaa"
Teriakan Rama yang memanggil-manggil Luna seolah tak ada
artinya lagi, Luna telah pergi, hilang seketika dalam gemuruh kabut sore yang
remang.
"Mas Rama, Mas Rama bangun" tangan suster Risma
menggoncang-nggoncangkan tubuh Rama, hingga akhirnya Rama membuka matanya
perlahan dan menyeka keringat yang berembun di keningnya.
"Mas Rama hanya mimpi" bisik Suster Risma mencoba
menenangkan Rama. Sementara Rama masih mencoba pelan-pelan mengumpulkan
puing-puing ingatannya yang tercecer di lantai mimpi.
"Minum dulu Mas Rama supaya lebih tenang" ucap
suster Risma sembari menyodorkan segelas air putih di bibir Rama.
Rama menyandarkan punggungnya pada bantal yang disusun oleh
Suster Risma, dan mencoba meneguk air putih yang disodorkan oleh suster Risma,
namun entah karena habis mimpi buruk atau apa, air putih itu terasa sangat
pahit dimulut Rama, hingga hanya seteguk yang berhasil masuk melewati
kerongkongan Rama.
Dunia masih terlihat mendung dimata Rama, kabut masih menguntai
disemua sudut hatinya, dunianya terasa benar-benar gelap, Meski kini tampak di dinding
jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi lewat lima belas menit. Namun gairah Rama
untuk menatap waktu seolah tak bergeming, rasa sedih dan kecewa sepertinya
telah merampas semua semangat Rama hilang.
"Makan dulu ya Mas Rama, biar saya suapin" Ucap
suster Risma sembari meraih sangkuk bubur di samping tempat tidur Rama.
"Tidak usah, saya tidak butuh dikasihani, tolong pergi
tinggalkan saya sendiri" Bentak Rama kesal.
"Baik kalo itu yang Mas Rama inginkan" ucap Suster
Risma dan melangkah mundur meninggalkan Rama sendirian.
Bersambung…
#CerMinBer (Cerita Mini Bersambung)
Wah, masih belum selesai ternyata...
ReplyDeleteKehilangan Luna sampe kebawa mimpi ya, kebayang perihnya!
Tapiiii...itu Risma kan baik, kenapa Rama nggak coba membuka hatinya sama dia?
Ehehehe...hati kan nggak bisa secepat itu berpindah ya Wan, jadi...ditunggu aja deh kelanjutan ceritanya versi Awan...seru pastinya... :D
Belum Bunda, masih berlanjut... *panjang ya... hahahaha
DeleteIya Bunda, sepertinya belum mampu move on ini si Rama... :D
Nantikan Bunda ceritanya, akan ada kejutan pokoknya dari cerita ini... *Sok Misterius padahal belum dapat ide lanjutan... hahahahah
Wan, kehilangan Luna itu pasti menyakitkan banget buat Rama...langsung kebawa mimpi gitu...hohoho, smoga ini happy ending ceritanya, entah kenapa, saya lebih suka baca cerita yang happy ending daripada sebaliknya...
ReplyDeleteEiitsss, tapi ini kan cerita Awan ya, saya ikut aja deh gimana cerita ini akan berakhir.
Balikan sama Luna-kah?
Jadian sama Risma?
Atau nggak sama dua-duanya?
*hihihi, jadi kayak pilihan ganda UAN nih!
Iya Bunda, kita lihat saja nanti endingnya bagaimana, semoga saja bisa happy ending tapi saya tidak berani janji... hehehe
DeleteHahahahaha, Makasih Bunda sudah dikasih pilihan, nanti saya coba renungkan, mungkin ada yang bisa menjadi ide lanjutan cerita ini... hehehe
eeeh iya kan habis UAN, jadi demam UANnya masih berasa Bunda... hehehe