Dingin membuncah pada pagi yang resah, hujan masih merintih
deras diluar sana, bahkan tabuhannya pada genteng terdengar sangat jelas dari
dalam kamarku yang mungil.
Aku kembali menarik selimut kian merapat, dan kubiarkan
tubuhku tetap terpasung pada selimut dan pelukan guling meski jam sudah
menunjukan pukul sembilan pagi lewat dua puluh menit. Untungnya hari libur jadi
aku bisa memuaskan rasa ngantuk ku setelah beberapa hari ini bergulat dengan
banyak report.
Tok Tok Tok
Samarku dengar ada ketukan di pintu rumahku yang membuatku
terpaksa memicingkan mataku dan mengkonsentrasikan pendengaranku supaya
bisa memastikan bunyi ketukan di pintu itu benar atau hanya pendengaranku yang
salah. Kubiarkan hening mentas sesaat, namun hanya gemuruh gantur yang
terdengar jelas.
Tok Tok Tok