Di malam yang sunyi, angin berbisik lembut, seolah mengingatkan pada suara lembut yang pernah akrab di telinga. Aku duduk sendiri di teras rumah, menatap langit yang penuh dengan bintang. Namun, tak satu pun bintang itu bisa menggantikan cahayamu yang dulu selalu hadir di setiap malamku.
Hari-hari berlalu tanpa jejak, dan aku hanya bisa menunggu. Menunggu seperti daun yang menunggu hujan, seperti bunga yang menunggu matahari terbit. Ada waktu-waktu ketika aku mencoba meyakinkan diriku bahwa ini hanya soal waktu, bahwa kau akan kembali. Tapi semakin lama, aku semakin terjebak dalam hening yang tak berujung. Tak ada kabar, tak ada jejak, hanya kenangan yang semakin pudar, seiring berjalannya waktu.