Friday, October 11, 2024

Theresia Dwiaudina Menjadi Pionir Kesehatan di Terpencilnya Uzuzozo

Theresia Dwiaudina Sang Pejuang Kesehatan dari Timur Indonesia - Sumber foto IG @dwiaudn_

Pada awalnya, Theresia Dwiaudina Sari Putri tidak pernah mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang bidan. Justru ia sebenarnya ingin melanjutkan sekolah seni musik setelah lulus SMA. Namun, karena permintaan orang tuanya, akhirnya ia menekuni pendidikan di bidang kesehatan, tepatnya program Diploma 3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di kota Surabaya.

Usai lulus pada tahun 2016, Dini - sapaan akrab Theresia Dwiaudina Sari Putri, memutuskan kembali ke kampung halamannya. Ia ingin menerapkan ilmu yang didapatkannya untuk mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Desa Kekandere, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Kemudian pada tahun 2017, Dini dikontrak sebagai bidan berstatus tenaga honorer di Desa Uzuzozo, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur yang letaknya sangat jauh dan juga terpencil. Bahkan tak ada seorang pun tenaga kesehatan yang mau bertugas di sana sebelumnya.

Tak heran bila tidak ada petugas kesehatan yang berminat ditempatkan di sana. Sebab, banyak kesulitan yang harus dihadapi, mulai dari fasilitas kesehatan yang kurang memadai dan juga letak geografis yang sangat sulit diakses, termasuk kesadaran warga yang masih awam tentang pentingnya kesehatan.

Hal itu juga yang Dini alami saat pertama kali menginjakan kaki di desa Uzuzozo. Ia langsung dihadapkan pada berbagai persoalan yang sangat kompleks, terutama kesadaran warga akan pentingnya kesehatan yang masih sangat minim. Tentunya, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan sebagian besar warga yang sangat rendah.

Namun Dini tidak menyerah, ia tetap ingin mengabdikan dirinya sebagai bidan untuk mengurus kesehatan ibu dan anak serta warga di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Desa Uzuzozo. Ia berusaha sedikit demi sedikit membangun kesadaran warga desa terhadap pentingnya kesehatan.

Meski pada awal kedatangannya ia mengalami penolakan, karena warga merasa kehadirannya tidak penting, terlebih warga desa Uzuzozo lebih mempercayakan proses persalinan kepada dukun beranak, dibandingkan dengan bidan atau tenaga kesehatan lainnya. 

Selain itu, kondisi anak-anak yang mengalami stunting pun dianggap warga sebagai hal yang biasa. Padahal sebagian besar anak-anak di desa Uzuzozo ini banyak yang mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Hal ini tentunya disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya.

Warga di sana belum mengerti, bahwa masalah stunting yang mereka anggap biasa itu adalah masalah yang serius, karena anak yang mengalami stunting akan mengalami masalah pada pertumbuhan fisik yang kurang optimal dan kecerdasan di bawah rata-rata. Bahkan anak yang mengalami stunting rentan pada serangan berbagai penyakit berbahaya, seperti kanker, stroke, diabetes, penyakit jantung dan lain sebagainya. 

Menyadari begitu banyak hal yang harus dibenahi, maka Dini pun langsung mencari cara agar masalah kesehatan yang ada di desa Uzuzozo ini bisa perlahan teratasi. Dengan semangat melayani untuk sesama, Dini mulai memberikan edukasi dan mengajarkan pentingnya menerapkan hidup yang sehat, seperti mulai dari masalah sanitasi sehat, tentang pola asuh yang baik, hingga tentang makanan yang kaya nutrisi dan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.

Dan hampir setiap hari Dini mengunjungi warga dari satu rumah ke rumah yang lain, ia tak jarang harus jalan kaki yang jauh hingga menyeberangi sungai agar bisa sampai di rumah warga untuk memberikan pelayanan dan edukasi tentang pentingnya kesehatan, termasuk mengajak warga untuk ikut berbagai kegiatan, seperti posyandu, imunisasi, hingga pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin untuk mencegah stunting.

Bidan Dini sedang memberikan vitamin bagi anak-anak di Desa Uzuzozo - Sumber foto IG @dwiaudn_

Meskipun lelah kerap menerpanya, namun Dini tetap tabah melakoni semua tugas itu dengan rasa syukur dan bahagia, ia percaya pengabdiannya sebagai seorang bidan ini akan memberikan manfaat yang besar bagi sesama, warga bisa hidup lebih sehat untuk menyongsong masa depan yang cerah.

Dan buah perjuangan Dini perlahan terlihat, kesadaran warga Desa Uzuzozo akan kesehatan mulai terbentuk. Pengabdian yang Dini lakukan membawa banyak perubahan besar bagi kesehatan masyarakat di sana. Terutama semakin banyak ibu hamil yang memeriksakan kandungannya ke bidan dan melahirkan di fasilitas kesehatan, tidak lagi ke dukun beranak.

Selain itu, semakin banyak pula warga yang mengerti tentang pola asuh yang baik dan nutrisi yang seimbang untuk anak, sehingga anak-anak tumbuh lebih sehat. Makanya kini jumlah anak-anak yang mengalami stunting di desa Uzuzozo terus menurun setiap tahunnya.

Hal ini sejalan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa persentase stunting di Kabupaten Ende terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada 2021, prevalensi stunting mencapai 14%, lalu menurun menjadi 9% pada 2022. Kemudian pada 2023, persentase tersebut kembali menurun menjadi 7% saja.

Meskipun perjuangan bidan Dini begitu luar biasa, namun ia menyadari, bahwa hal ini juga bisa terwujud karena adanya bantuan dana desa yang dikelola dengan baik sesuai dengan kebutuhan warga. Makanya, kini Desa Uzuzozo mengalami banyak perubahan ke arah yang lebih baik, masyarakat sudah mulai paham tentang pentingnya kesehatan, sudah ada fasilitas kesehatan yang lebih memadai, sehingga masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan semakin mudah dan nyaman.

Sungguh, kisah Bidan Dini ini mengajarkan kita tentang dedikasi dan juga perjuangan seorang petugas kesehatan di daerah pedalaman yang tangguh. Dia telah menjadi pionir kesehatan di terpencilnya Uzuzozo. Meskipun di tengah keterbatasan, dia tetap semangat menjalankan tugasnya dengan penuh cinta kasih untuk sesama. Hal ini patut diteladani, agar kehidupan dan kesehatan masyarakat di daerah-daerah pelosok bisa semakin baik lagi.

Maka sangat wajar, jika perjuangan dan dedikasi bidan Dini di desa Uzuzozo ini diganjar penghargaan yang begitu gemilang dengan meraih SATU Indonesia Awards 2023 di bidang kesehatan, karena perjuangannya sungguh luar biasa. Selamat bidan Dini, teruslah mengabdi untuk bangsa! 😊


No comments:

Post a Comment