Berbagai penyakit bisa datang dari mana saja dan kapan saja, tidak ada yang benar-benar bisa menebaknya dengan pasti. Maka dari itu, sebaiknya kita terus berupaya untuk menjaga kesehatan kita sebaik mungkin di manapun dan kapanpun, agar berbagai penyakit tidak mudah menyerang tubuh kita.
Bahkan termasuk di rumah sakit ataupun fasilitas pelayanan kesehatan sekalipun, kita tetap saja bisa berisiko terjangkit berbagai infeksi. Hal ini dipertegas juga oleh hasil riset yang dilakukan oleh WHO menyebutkan bahwa kita bisa berisiko infeksi Healthcare Associated Infections (HAIs) pada saat berada di fasilitas pelayanan kesehatan.
Mengetahui fakta ini, maka tidak heran langsung menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia, apalagi risiko infeksi ini bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan pasien, bahkan infeksi ini disebut-sebut menjadi salah satu pemicu utama kematian dan kesakitan di rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan.
Dan hal ini juga yang terjadi di Indonesia, dimana infeksi ini telah menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi yang baru lahir. Bahkan adanya infeksi ini bisa menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi orang yang sedang sakit.
WHO dalam studinya pun menemukan fakta bahwa frekuensi infeksi healthcare associated infections tertinggi dilaporkan dari rumah sakit-rumah sakit di wilayah Mediterania Timur (11,8%) diikuti oleh Asia Tenggara termasuk Indonesia sebesar 10%.
Maka dari itu, hal ini tentu tidak bisa terus dibiarkan, infeksi healthcare associated infections harus segera dihentikan untuk meminimalisir dampak dari risiko yang semakin besar lagi nantinya. Dan penanganan yang cepat lebih baik dilakukan, sebelum semuanya terlambat.
Signify Gelar Diskusi Cara Mencegah & Mengendalikan Risiko Infeksi HAIs
Nah, melihat kenyataan ini, maka untuk mengetuk kesadaran kita bersama tentang kondisi ini, maka Signify (Euronext: LIGHT) yang merupakan pemimpin dunia di bidang pencahayaan akhirnya menyelenggarakan talkshow yang bertajuk “UV-C Air Disinfection: Mencegah dan Mengendalikan Risiko Infeksi yang Ditularkan Melalui Udara di Fasilitas Pelayanan Kesehatan” pada beberapa hari yang lalu (25/10/22).
Diskusi UV-C Air Disinfection
(kiri – kanan) bersama Ibu Lea Kartika Indra - Bpk Wibawa Jati Kusuma - dr.
Cahyarini Dwiatmo, Sp.MK(K) - dr. Jaka Pradipta, Sp.P - Meisya Siregar |
Dan acara diskusi yang berlangsung di The Terrace, jalan Asia Afrika Pintu IX – Jakarta Pusat ini menghadirkan berbagai narasumber, sebut saja ada dr. Cahyarini Dwiatmo, Sp.MK(K) mewakili Perkumpulan Pengendali Infeksi Indonesia (PERDALIN)/Indonesian Society of Infection (INASIC), ada juga dr. Jaka Pradipta, Sp.P (spesialis paru), Mba Meisya Siregar (Publik figur dan ibu dari tiga anak), dan Bapak Wibawa Jati Kusuma (Chief Commercial Operation Signify Indonesia) serta dipandu oleh Ibu Lea Kartika Indra (Head of Public & Government Affairs Signify Indonesia).
Gelaran acara ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap healthcare associated infections (HAIs) dan menegaskan kembali mengenai penggunaan teknologi Ultraviolet-C sebagai salah satu metode desinfeksi yang efektif untuk menghadapinya.
Hal ini perlu dilakukan mengingat rumah sakit ataupun fasilitas pelayanan kesehatan yang selama ini selalu menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan perawatan kesehatan agar sembuh atau menjadi lebih sehat justru memiliki potensi untuk menularkan infeksi.
Dan infeksi ini bisa mengancam siapa saja, mulai dari pasien yang dirawat inap, para staf rumah sakit, praktisi kesehatan, ataupun kita yang sedang rawat jalan, termasuk juga kita yang sekadar berkunjung untuk menjenguk keluarga atau teman yang sedang dirawat di sana pun bisa memiliki risiko untuk terpapar infeksi.
Atasi HAIs dengan Sinar UV-C
Meskipun rumah sakit merupakan tempat untuk mencari kesembuhan bagi para pasien, namun ternyata di sini kita justru bisa berpotensi atas risiko terhadap HAIs. Untuk itu, jika memang tidak terlalu mendesak untuk pergi ke rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan maka sebaiknya tidak usah berkunjung ke sana.
Sebab, kehadiran infeksi ini ternyata paling sering disebabkan oleh bakteri, virus, dan mikroorganisme yang diperoleh dari kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan, atau ketika pasien dirawat di rumah sakit yang terjadi dalam waktu 48 jam setelah terpapar.
Dan risiko terhadap HAIs ini biasanya dipicu oleh beberapa komponen yang ada di fasilitas layanan kesehatan tersebut, seperti desain fasilitas bangsal perawatan dan ruang operasi, makanan, pasokan air, penanganan limbah medis dan jasa cuci (laundry), termasuk kualitas udara yang ada di sana.
Ya, tidak bisa dipungkiri, bahwa saat ini banyak rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan dibangun tidak memiliki ventilasi udara yang memadai, bangunannya dibuat bertingkat tinggi namun cenderung tertutup rapat, dan hanya mengandalkan sistem sirkulasi udara dan pendingin udara seadanya.
Jelas hal ini tidak benar, karena seharusnya diberikan ventilasi yang tepat agar udara dapat bersirkulasi dengan baik. Sebab, sistem sirkulasi udara merupakan hal yang penting untuk dipenuhi, agar bisa bantu meminimalisir risiko terhadap HAIs.
UV-C air disinfection bisa atasi risiko terhadap HAIs |
Dan untuk mengatasi masalah ini, maka kita bisa menggunakan teknologi UV-C air disinfection karena dapat berperan penting dalam meningkatkan kualitas udara di fasilitas pelayanan kesehatan, agar kualitas udara yang ada tetap terjaga dengan baik.
Hal ini juga yang dijelaskan oleh dr. Cahyarini Dwiatmo bahwa UV-C dapat berperan sebagai sebagai disinfektan udara karena dapat mengendalikan bakteri, virus, jamur atau mikroorganisme dengan menggunakan teknologi sinar ultra violet yang tepat.
Nah, UV-C ini biasanya memiliki gelombang yang berkisar 100 – 280 nanometer (nm), dan pada 265 nm dapat menghancurkan DNA/RNA bakteri, virus dan jamur ataupun mikroorganisme yang bisa menimbulkan risiko terhadap HAIs.
Dan kini, produk UV-C hadir dalam bentuk kemasan berupa tabung khusus sehingga mirip dengan lampu fluoresen yang bisa ditempatkan pada berbagai posisi dan kondisi ruangan sesuai kebutuhan, seperti penempatan pada sisi plafon, dinding, ataupun pada lantai (portable).
Meskipun begitu, beliau juga mengingatkan, bahwa penggunaan Sinar UV pun sebenarnya sangat berbahaya. Makanya, kita harus bisa memastikan produk yang dipakai memiliki lisensi sesuai standar yang benar, dan dihasilkan oleh perusahaan yang memang sudah berpengalaman dalam hal ini.
Signify Memiliki Produk UV-C untuk Cegah dan Kendalikan HAIs
Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa salah satu cara untuk membunuh bakteri, virus, jamur atau mikroorganisme dalam sebuah ruangan, maka kita bisa menggunakan sinar UV-C, sebab dengan panjang gelombang 265 nanometer sinar UV-C dapat memecah DNA atau RNA mikroorganisme termasuk virus dan bakteri sehingga menjadi lumpuh.
Dan terkait produk UV-C ini, Bapak Wibawa Jati Kusuma menjelaskan bahwa Signify sudah memiliki pengalaman panjang tentang produk UV-C ini, bahkan lebih dari 40 tahun sudah hadir dalam pengembangan produk dan aplikasi pencahayaan UV-C yang inovatif.
Dimana dalam hal ini produk UV-C yang dihasilkan Signify menggunakan metode desinfeksi yang efektif, yaitu mampu meningkatkan protokol kesehatan di area publik, hadirkan beragam solusi desinfeksi permukaan benda dan udara, serta telah melalui berbagai tahapan riset, pengujian dan divalidasi oleh Innovative Bioanalysis.
Dimana hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Innovative Bioanalysis bahwa telah membuktikan efektivitas luminer Philips UV-C desinfeksi upper air yang dipasang di dinding. Dimana penelitian ini mengungkapkan bahwa perangkat tersebut menonaktifkan 99,99% virus SARS-CoV-2 di udara ruangan dalam waktu 10 menit, sementara pada menit ke 20, virus berada di bawah tingkat yang dapat dideteksi.
Dan saat ini, Signify pun memiliki produk sinar UV-C yang bisa berperan untuk bantu mencegah risiko terhadap HAIs dengan beragam tipe:
1. Seri UV-C Disinfection Upper Air Signify terdiri dari Philips UV-C Disinfection Upper Air untuk pemasangan di plafon dan Philips UV-C Disinfection Upper Air yang dipasang di dinding. Luminer dipasang pada ketinggian minimal 2,3 meter, dikombinasikan dengan pelindung dan optik, memastikan orang dapat terus bekerja di bagian bawah ruangan sementara perangkat mendesinfeksi udara di sana.
2. Philips UV-C Disinfection Air Unit dengan desain portabel di lantai yang dirancang untuk desinfeksi udara sehingga dapat mendesinfeksi hingga 90% mikroorganisme dalam ruangan seluas 80m3 hanya dalam 2 jam dan memiliki cakupan sirkulasi 28m.
Dan di bagian dalamnya, terdapat lampu UV-C yang akan secara efektif menonaktifkan virus, bakteri, dan mikroorganisme, yang dilengkapi dengan material pelindung untuk mengunci sinar UV-C di dalam perangkat. Dengan desain yang modern, kuat, dan minimalis menghasilkan sinar UV-C yang terkontrol dengan baik karena terbuat dari bahan plastik anti-UV.
Untuk perangkat ini memiliki roda dengan tinggi 79 cm dan diameter 36 cm, sehingga mudah untuk dipindahkan ke suatu tempat, digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti di fasilitas pelayanan kesehatan, kantor, toko ritel, sekolah, hingga kamar hotel, juga digunakan saat orang berada di sekitarnya sehingga operasi bisnis dapat berlanjut tanpa terganggu.
Ya, penggunaan sinar UV-C ini sudah terbukti sebagai metode desinfeksi yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit dengan mendesinfeksi udara, air, dan permukaan, sehingga bisa menjadi pilihan bagi kita untuk dipasang di manapun, termasuk di rumah.
Bahkan diakui oleh Mba Meisya Siregar, bahwa ia dan keluarganya pun memasang produk Philips UV-C Disinfection Air Unit dengan desain portabel di beberapa ruangan di rumahnya, terlebih di area yang memang sering digunakan oleh banyak orang, seperti di ruang tamu, ruang meeting, dan juga ruang kumpul keluarga.
Hal ini dilakukan untuk melindungi keluarga dari berbagai risiko infeksi yang bisa terjadi karena HAIs ini. Dan ini bisa dibilang merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan, dengan memperhatikan kualitas udara yang ada di rumah tetap sehat.
Dan untuk penggunaan produk UV-C dari Signify ini tergolong aman dan nyaman, dikarenakan oleh beberapa factor berikut ini:
- Produk dirancang, dipasang dan digunakan sesuai dengan instruksi keselamatan
- Diproduksi dengan proses industri yang terkontrol dengan untuk mencegah terjadinya paparan langsung sinar UV-C
- Sudah melalui tahapan riset, diuji dan divalidasi oleh Innovative Bioanalysis
- Terbukti efektif menonaktifkan 99,99% virus SARS-CoV-2 di udara
Selain itu, pelindung dan optic pada luminer sudah dirancang untuk mencegah paparan langsung sinar UV-C. Dan seluruh produk Philips UV-C juga sudah mendapatkan sertifikasi bebas ozone dan bebas kebocoran sinar UV-C, serta sudah mengikuti standar keselamatan IEC 60335.
Meskipun begitu, dalam pemasangan dan penggunaan Philips UV-C Disinfection Air Disinfection kita pun tetap harus bijak, wajib mengikuti prosedur standar yang sudah ditetapkan demi keselamatan, keamanan dan pastinya untuk tetap sehat terbebas dari risiko HAIs.
No comments:
Post a Comment