“Kacamata mama di mana ya Nak?” Tanya mama saya setengah panik.
“Kan tadi mama sudah pake bukan?, lalu simpan di mana Mah?” Tanya saya balik sambil mata saya terus mengitari ruang tamu hingga ke dapur.
“Itu dia mama lupa, tolong bantuin cari kacamata mama dong, ini mama mau berangkat kerja.” Ucap Mama masih dengan nada panik.
Setelah sekitar dua puluh menitan kami mencari kacamata tersebut, kami tak juga menemukannya. Dan di saat kami sudah setengah putus asa, saya akhirnya menemukan kacamata mama, ternyata kacamata tersebut sudah dimasukan oleh mama sendiri di dalam tas kerjanya. :D
***
Ya, kejadian pikun atau lupa akan sesuatu barang atau peristiwa yang terjadi seperti cerita di atas mungkin sering kita alami, dan pikun ini sering dianggap sebagai hal biasa, terlebih bila dialami oleh orang tua atau lansia. Padahal, jika hal tersebut terjadi terus menerus dan sudah menjadi kebiasaan, maka kita perlu waspada loh.
Sebab kondisi pikun atau demensia ini merupakan suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari loh.
Waspadai Penderita Demensia Alzhemeir Angkanya Terus Naik
Dan hal ini sebaiknya jangan dianggap sepele, sebab berdasarkan data dari Alzheimer’s Disease International dan WHO, bahwa sudah terdapat lebih dari 50 juta orang di dunia mengalami demensia dengan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya. Dari banyaknya kasus tersebut, Alzheimer menyumbang 60-70% kasus.
Bahkan di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar satu juta orang yang mengalami Demensia Alzhemeir pada tahun 2013 yang lalu. Dan jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan drastis menjadi dua kali lipat pada tahun 2030, dan menjadi empat kali lipat pada tahun 2050 mendatang.
Penyakit Demensia Alzheimer diprediksi akan terus meningkat |
Perlu kita pahami bersama, bahwa penyakit Demensia Alzheimer memiliki faktor risiko yang disebabkan oleh dua hal:
- Penyakit Demensia Alzheimer hadir karena disebabkan oleh modivikasi penyakit vaskular seperti: hipertensi, metabolik, diabetes, dislipidemia, pasca cidera kepala, pendidikan rendah, depresi, dll.
- Penyakit Demensia Alzheimer juga hadir yang disebabkan oleh kondisi yang tidak bisa dimodifikasi yaitu usia lanjut dan faktor genetik karena memiliki keluarga yang mengalami Demensia Alzheimer.
Selain mengetahui faktor resikonya tersebut, penting juga untuk kita pahami, bahwa penyakit Demensia Alzheimer ini bersifat kronis progresif, artinya penyakit ini akan menyebabkan semakin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur.
Sehingga deteksi dini sangat penting dilakukan bagi penderita Demensia Alzheimer. Melalui deteksi dini, penderita Demensia Alzheimer dapat lebih cepat ditangani sehingga kerusakan otak karena penyakit tersebut dapat diperlambat.
Dan yang juga perlu kita ketahui, bahwa Demensia Alzheimer ini merupakan penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia terhadap orang lain. Maka, penyakit ini memberikan dampak fisik, psikososial, sosial, dan beban ekonomi yang tidak hanya dirasakan oleh penderitanya, tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Nah, melihat kenyataan ini, maka kita sebaiknya melakukan deteksi dini supaya kita atau keluarga kita dapat melakukan penanganan penyakit Demensia Alzheimer lebih cepat sehingga kerusakan otak karena penyakit tersebut dapat diperlambat.
Namun sayangnya, masyarakat kita masih banyak yang kurang kesadaran dan pemahamannya tentang penyakit Demensia Alzheimer ini sehingga mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam melakukan diagnosis serta perawatan.
Maka dari itu, di momentum Alzheimer Awareness Month yang jatuh pada bulan September ini, maka PT Eisai Indonesia (PTEI) dan PERDOSSI mengadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas terkait penyakit Demensia Alzheimer ini.
PTEI & PERDOSSI mengadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia
Pada tanggal 20 September 2020 kemarin, PT Eisai Indonesia (PTEI) dan PERDOSSI mengadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang merupakan bagian dari program kampanye edukatif #ObatiPikun secara online agar masyarakat semakin paham untuk mengenali gejala dan segera obati pikun bila sudah mulai terjadi.
Acara ini merupakan rangkaian dari memperingati Alzheimer Awareness Month pada bulan September ini. Dimana Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini digelar melalui zoom meeting dan diikuti oleh dokter spesialis saraf, dokter umum, dokter seminat, serta masyarakat awam.
Bahkan acara ini juga dihadiri oleh dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI, dan dr. Iskandar Linardi selaku President Director PT Eisai Indonesia (PTEI).
dr. Iskandar Linardi menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat |
Dalam sambutannya, dr. Iskandar Linardi selaku President Director PT Eisai Indonesia (PTEI), mengatakan bahwa “PT Eisai Indonesia (PTEI) berkomitmen memberikan edukasi mengenai penyakit Demensia Alzheimer, terutama karena penyakit ini dapat dideteksi sejak awal sehingga dapat dilakukan penanganan secepat mungkin.”
Sebab, PT Eisai Indonesia (PTEI) memiliki filosofi human health care (hhc) dan telah berkontribusi dalam kesehatan masyarakat di Indonesia sudah berlangsung selama 50 tahun. Maka acara pun ini dilakukan sebagai bagaian dari upaya untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Maka dari itu, dr. Iskandar Linardi lebih lanjut mengungkapkan bahwa Dalam rangka merayakan 50 tahun PT Eisai Indonesia (PTEI) ini, “Kami bangga bisa mendukung PERDOSSI melaksanakan program kampanye edukatif #ObatiPikun dan mengembangkan Aplikasi E-Memory Screening (EMS).”
dr. Siti Khalimah menilai bahwa jumlah lansia akan mengalami peningkatan maka itu bisa menjadi aset bangsa bila tetap sehat dan produktif. |
Dan selanjutnya ada juga sambutan dari dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS yang mengatakan bahwa “Saat ini kita mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut usia (lansia).”
Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%).
Melihat fakta ini, hal ini menunjukan bahwa jumlah lansia yang terus meningkat tersebut dapat menjadi aset bangsa bila tetap sehat dan produktif. Namun lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa, sebab Demensia Alzheimer merupakan salah satu ancaman bagi lansia di Indonesia saat ini.
Dan lebih lanjut dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS mengatakan bahwa “Kementerian Kesehatan mendukung penuh Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini karena merupakan bagian dari edukasi yang sangat penting untuk mencegah lansia terkena Demensia Alzheimer. Harapannya, makin banyak lansia yang terdeteksi Demensia Alzheimer dapat ditangani sejak awal sehingga dapat terus produktif.”
Diakui oleh Dr. dr. Dodik bahwa acara ini bertujuan memberikan edukasi bagi masyarkat tentang penyakit Demensia Alzheimer |
Sejalan dengan harapan tersebut, maka diakui oleh DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) bahwa diperlukan edukasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan secara terus menerus sangat penting agar masalah Demensia Alzheimer dapat ditangani sejak dini.
Maka dari itu, DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) sebagai bagian dari program kampanye edukatif #ObatiPikun ini, maka diakui olehnya bahwa “Kami canangkan program kampanye ini bersama dengan PT. Eisai Indonesia (PTEI), maka kami mengadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini. Para peserta akan mendapat penjelasan menyeluruh mengenai Demensia Alzheimer dari berbagai narasumber dibawah naungan PERDOSSI.”
Selain itu, dalam acara ini DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) juga mengungkapkan kepada kami bahwa kini sudah ada sebuah aplikasi untuk mendeteksi dini Demensia Alzheimer bernama aplikasi E-Memory Screening (EMS) untuk membantu masyarakat supaya bisa mengetahui gejala awal Demensia Alzheimer dan juga bagaimana penanganannya.
Deteksi Demensia Alzheimer Sejak Dini dengan Aplikasi E-MS
Dan terkait aplikasi tersebut, hadir juga dalam acara ini Bapak dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.S(K) yang membahas lebih detail tentang aplikasi E-Memory Screening (EMS) yang berguna untuk membantu masyarakat supaya bisa mengetahui gejala awal Demensia Alzheimer dan juga bagaimana penanganannya.
Jadi, aplikasi E-MS ini merupakan aplikasi buatan anak bangsa dan secara resmi sudah diluncurkan pada tanggal 20 September 2020 yang lalu, dan kini aplikasi ini sudah dapat didownload secara gratis oleh para dokter dan juga masyarakat awam di Playstore dan Appstore yang ada di handphone kita masing-masing.
Aplikasi EMS memiliki 3 fitur utama |
Nah, selain gratis dan sangat mudah digunakan, aplikasi E-MS ini memiliki 3 fitur utama yang sangat berguna bagi penggunanya, yaitu sebagai berikut:
- Fitur artikel yang berisikan beragam informasi terpercaya dan akurat mengenai Demensia Alzheimer yang diulas dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Bahkan aplikasi ini juga menyediakan tips dan trik dalam merawat Orang Dengan Demensia (ODD) secara efektif dan efisien juga.
- Fitur Test Skrining Pikun yaitu fitur yang bisa kita gunakan untuk menilai kondisi memori kita dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait Demensia Alzheimer yang mungkin dialami oleh kita selama ini. Nah nanti, setelah semua pertanyaan sudah dijawab maka Aplikasi E-MS ini akan memberikan skor akhir, apakah kita berada di kondisi normal ( dibawah 2) atau kondisi abnormal (di atas 2) yang diserta informasi rujukan.
- Fitur direktori merupakan fitur yang akan memberikan kita informasi berupa tempat rujukan terpercaya untuk membantu kita. Seperti berisi informasi nama dokter beserta keahliannya di bidang Demensia Alzheimer. Lalu ada informasi jarak tempat dokter tersebut dari tempat kita, serta ada juga nomor call center RS yang dapat dihubungi.
Aplikasi ini terlihat simple, namun memberikan banyak manfaat dan informasi yang begitu menarik. Maka dari itu, tak ada ruginya buat teman-teman untuk mendownload aplikasi ini supaya bisa langsung melakukan screening test seperti apa kondisi diri kita terhadap Demensia Alzheimer ini.
Ya, kehadiran aplikasi E-MS ini sejatinya memiliki dua tujuan utama, yaitu:
- Sebagai alat edukasi yang dapat digunakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui berbagai informasi tentang penyakit demensia alzheimer ini.
- Sebagai Alat Skrining untuk deteksi dini penyakit demensia, yang dilengkapi dengan direktori/ daftar rumah sakit yang mempunyai klinik memori dan dokter spesialis neurologis yang praktek di sana.
Jadi, dengan menginstal aplikasi ini, maka kita pun jadi semakin cepat mengetahui kondisi diri kita terhadap gelaja Demensia Alzheimer ini, sehingga semakin cepat pula kita bisa mencari solusi dan pengobatannya untuk bisa meminimalisir resiko dari Demensia Alzheimer ini kelak hingga kita tua.
So guys, jangan lupa instal aplikasi EMS ini, dan selamat menikmati manfaatnya! :)
No comments:
Post a Comment