Friday, July 26, 2019

Persiapkan 5 Hal ini Sebelum Jadi Freelancer




Profesi freelancer, belakangan ini jadi salah satu pekerjaan yang diminati. Wajar aja, kondisi lalu lintas yang makin gak bersahabat bikin orang berpikir ulang untuk menjalani rutinitas harian yang butuh kesabaran. Tua di jalan bukan lagi karena kemacetan, tapi juga menggrogoti kewarasan dan pelan-pelan berkontribusi terhadap penuaan dini karena polusi udara makin menggila. Udah pada tau kan berapa angkanya menurut Air Visual?

Alasan lain jadi freelancer adalah waktu kerja yang lebih fleksibel. Pas banget untuk yang udah berkeluarga atau susah bangun pagi hehehe… Dari segi pendapatan juga lumayan loh. Kalau rajin nih, dihitung-hitung income sebagai freelancer bisa lebih gede daripada orang kantoran.

Dengan status bukan pegawai tetap maka pendapatannya juga sangat fleksibel. Kalau beruntung, invoice macam mentega kena panas: cepet cairnya. Tapi gak jarang juga status invoice kayak daging baru keluar dari freezer: beku bowk! Kalo udah gini, cash flow juga ikutan terusik. Tanpa keterampilan manajemen finansial yang mumpuni, siap-siap jadi anggota perkumpulan “sobat misqueen”. :D

Dan profesi ini sudah saya jalani hampir dua tahun belakangan ini. Nah, buat teman-teman yang ingin terjun menjadi freelancer juga, Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu:

Bangun branding dan networking

Memiliki keahlian spesifik, akan membuat kita lebih gampang dilirik. Dunia digital marketing menyediakan rentang peluang pekerjaan yang memungkinkan pekerja freelancer bergabung. Untuk itu, pertajam skill yang kita miliki, misalnya: content writer, videografer, developer, atau KOL management adalah posisi yang banyak dicari. Sebagai content creator, perlu juga membangun branding dan positioning misalnya untuk content specialist keuangan yang cukup niche dan masih jarang.
 
Membangun branding dan networking itu penting
Selain itu, kita juga harus luangkan waktu juga buat berjejaring, tanpa networking, personal branding kita kecil kemungkinannya akan didengar oleh calon klien. Nah, bergabung dengan grup freelancers di social media bisa jadi salah satu cara mendapatkan project. Banyak banget info kerjaan freelance yang di-shared di grup bloggers misalnya.

Portofolio dan Kualitas

Sama seperti pekerja kantoran, memiliki portofolio bagus juga modal kita menjadi freelancer banjir job. Untuk memulainya, gak perlu gengsi ambil job “receh”. Kalau kualitas pekerjaan kita OK, klien akan merekomendasikan nama kita ke jaringannya. Rejeki pun akan mengalir deras.

Komitmen

Kebanyakan perusahan enggan mempekerjakan freelancer karena alasan klasik: susah buat komitmen. Meski hasil kerja kita bagus, kalau susah dihubungi atau sering ngilang gak jelas dan telat kasih deliverable siap-siap aja reputasi kita bakal jelek. Unuk itu, menjaga hubungan baik dengan mantan klien maupun partner kerja juga sebuah keharusan. Dari sinilah pintu rejeki bisa terbuka lebar.

Atur Keuangan dengan Cerdas

Menjadi freelancers artinya siap-siap berpenghasilan gak tetap. Jam kerja boleh fleksibel, tapi keuangan harus stabil dong. Makanya, kita harus bisa kelola keuangan dengan cerdas. Self reward itu penting, tapi kalo gak perlu-perlu amat gak usah juga kebanyakan belanja. Gak harus beli gadget yang baru diluncurin, kan? Kecuali kalo memang kita perlu untuk keperluan pekerjaan seperti videografer membutuhkan piranti videografi untuk menghasilkan gambar ciamik. Ya, kita harus bisa prioritaskan kebutuhan daripada keinginan.

Investasi dan Asuransi

Berinvestasi untuk masa depan, ini udah jadi keharusan. Jaman sekarang investasi bisa dilakukan dengan nominal yang sangat murah kok: 100ribu aja bisa buat nabung saham! Berinvestasi pun bisa dilakukan lewat smartphone, termasuk tabungan emas.
Sebagai freelancer sangat penting juga loh kita memiliki investasi dan asuransi
Dan yang gak kalah penting juga adalah asuransi. Gak ada yang bisa menampik datangnya musibah, tapi kita bisa mengurangi kemungkinan terburuk berupa jatuh miskin kalau (jangan sampe sih) tiba-tiba sakit dan butuh biaya pengobatan yang gak murah. Bisa saja kita berkilah udah punya dana darurat, tapi percayalah bahwa kepemilikan asuransi kesehatan adalah penyelamat tagihan rumah sakit. Kalau kita berpikir asuransi itu mahal dan rugi, coba deh kalkulasi lagi. Minimal sekelas BPJS Kesehatan sudah cukup bisa diandalkan.

Pengalaman saya sih, sebagai freelancer sebaiknya millikilah dua asuransi, yaitu  BPJS dan asuransi kesehatan swasta sebagai pelengkap. Ini sangat berguna ketika kita berada di luar domisili yang terdaftar pada keanggotaan BPJS. Untuk asuransi kesehatan ini, saya pilih yang cashless dengan pertimbangan praktis karena tinggal tunjukkan pada saat berobat.

Nah, buat teman-teman yang sudah jadi freelancers, punya pengalaman seru apa nih yang bisa dibagi sebagai pelajaran hidup? Share dong. :)

1 comment:

  1. Kalau karyawan biasanya tidak perlu pusing memikirkan asuransi kesehatan karena pasti sudah disediakan oleh perusahaan tempat dia bekerja. Beda dengan freelancer yang mesti mendaftar dan membeli sendiri asuransi kesehatan yang paling cocok untuk dirinya dan keluarganya.

    ReplyDelete