Terkadang cinta datang tak mengenal tempat, waktu dan juga kasta. Cinta kadang-kadang bisa tumbuh di mana saja, dengan sayapnya ia mampu hadir dan bertahta di hati seseorang, lalu membuat hati berbunga-bunga, logika menjadi tumpul, dan segala yang dilarang pun akhirnya dilanggar.
Begitulah gambaran, ketika cinta
tiba-tiba hadir menghiasi hati Sara (Diperankan Tara Adia) yang dari kalangan terpandang dan harus jatuh cinta pada
seorang penjaga kerajaan bernama Peter, cinta mereka berbunga dan dijalinya dengan
diam-diam, namun sepintar apapun mereka menutupi hubungan itu, pada akhirnya terbongkar
juga.
Kisah cinta Sara yang terjadi
bertahun-tahun silam ini pada era kolonial itu, tiba-tiba kembali terkuak saat
Fei (diperankan Amanda Rigbi) yang
merupakan seorang mahasiswi Ilmu Budaya dari Universitas Indonesia yang sedang
mengerjakan tugas kampus mengenai The Old Batavia di kawasan Kota Tua Jakarta.
Tepat di Museum Fatahillah (dulu
bernama Stadhuis) inilah Fei yang tengah asyik melakukan surveinya tiba-tiba
melihat sesosok gadis keturunan Belanda dan Jepang yang tak lain adalah Sara.
Namun Sosok Sara kemudian menghilang dari pandangan Fei. Dari pertemuan singkat
itu, perasaan Fei selalu bertanya-tanya siapa sesosok gadis yang dia lihat itu?
kehadiran gadis itu membuatnya penasaran.
Dan rasa penasaran Fei akhirnya
terjawab setelah Fei kembali datang lagi ke Museum Fatahillah untuk
menyelesaikan riset untuk kuliahnya itu. Pertemuan kembalinya dengan Sara
inilah yang membuatnya sesaat melompat mundur ke era kolonial untuk mengetahui
seperti apa perjalanan hidup Sara pada masa itu.
Sara tiba-tiba membawa Fei masuk
ke lorong waktu menuju abad 17 yang lalu, waktu dimana masa itu adalah masa
kejayaan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon saat memerintah Batavia. Di sanalah kisah
hidup dan perjalanan cinta Sara bermuara dan berujung pada skandal yang begitu
rumit.
Sebenarnya bukan hanya kisah percintaan
Sara saja yang dihadirkan di film ini, namun perjalanan kisah cintai Fei yang
penuh dengan gejolak tersendiri pun akan mewarnai film ini. Dimana Fei terpesona
oleh sosok duda keren bernama Danny Wong (diperankan Volland Volt) yang tak lain adalah seorang pengusaha rekan dari
ayahnya. Sementara di sisi lain, mantan kekasihnya yang bernama Chiko (diperankan
Haniv Hawakin) tetap ingin kembali
menjadi kekasihnya Fei.
Bagaimana kisah selengkapnya? Kemanakah
hati Fei akan berlabuh? Dan apa tujuan Sara yang ada di masa kolonial tiba-tiba
hadir di masa sekarang? Temukan sendiri saja jawabannya, untuk itu sebaiknya nonton
saja langsung di bioskop-bioskop kesayangan teman-teman semuanya. :)
Sara & Fei, Stadhuis Schandaal Bukan Film Sejarah
Begitulah sekilas latar belakang
yang melahirkan film yang berjudul Sara
& Fei, Stadhuis Schandaal ini, namun film ini bukanlah film sejarah,
tetapi film ini hanya menggambarkan sebuah situasi atau sebuah episode
kehidupan yang konon pernah terjadi di zaman kolonial yang pada gedung yang penuh dengan skandal di Kota Tua
itu.
Film garapan perdana antara XELA Pictures yang disutradarai oleh Adisurya Abdy ini menghadirkan sebuah film
yang menyuguhkan dua sisi cerita sekaligus yaitu ada drama thriller dan juga
misterinya. Dan hal itulah yang awalnya menarik saya untuk menonton film ini.
Selain itu, keunikan lain film
ini adalah karena memiliki latar belakang cerita di jaman Belanda yang
menghadirkan situasi di era kompeni namun disuguhkan dengan memakai kacamata
anak muda masa kini sehingga kondisi dua jaman bisa kita nikmati di film ini. Jadi bisa dibilang, film berlatar kolonial rasa millennial.
Film ini ternyata mengambil
lokasi syuting di dua negara yaitu Indonesia dengan mengambil gambar di Jakarta
dan Pangkalan Bun Kalimantan, sedangkan negara lain adalah Tiongkok dengan
mengambil gambar di Shanghai dan Ningbo. Jadi film sekaligus menyuguhkan
pemandangan yang berbada dari dua negara, selain menawarkan keindahan Indonesia,
film ini juga menghadirkan gambaran keindahan Tiongkok.
Selain itu, untuk penata musik
film ini, dikerjakan oleh Areng Widodo (pemusik senior) yang menghadirkan soundtrack
lagu lawas yang berjudul ‘Syair Kehidupan’ di film ini, namun lagu tersebut
diaransemen ulang dan dinyanyikan kembali oleh Hilda Ridwan Mas.
Dengan menghadirkan serangkaian konsep
menarik seperti yang diceritakan di atas, film film Sara & Fei, Stadhuis
Schandaal’ yang diproduseri oleh Omar Jusma ini berharap bisa menjadi tontonan
yang menarik sehingga bisa meraup banyak penonton di seluruh tanah air.
Film Sara & Fei, Stadhuis Schandaal Hadirkan Pemain Baru
Film Sara & Fei Stadhuis Scandaal ini dihiasi oleh wajah-wajah baru |
Hal menarik lainnya dari karya film ini adalah hadirnya aktor maupun aktris pendatang baru yang menyuguhkan wajah dan potensi baru seperti Amanda Rigby, Tara Adia, Haniv Hawakin, Volland Volt dan Mikey Lie.
Meskipun mereka merupakan
pendatang baru di blantika perfilman Indonesia, namun menurut saya acting para
pemain pemula ini sudah lumayan bagus dalam film ini sebagai debut perdana
mereka, dimana para pemain ini mampu menghidupkan tokoh yang masing-masing
diperankannya dengan cukup baik.
Oh iya, film ini juga
menghadirkan para pemain pendukung yang sudah malang melintang di industri film
Tanah Air di antaranya ada: Anwar Fuady, George Mustafa Taka, Rowiena Umboh,
Rensy Millano, Tio Duarte, Septian Dwi Cahyo, Iwan Burnani, Julian Kunto, Aby
Zabit El Zufri serta beberapa pemain pendukung lainnya seperti Lady Salsabyla,
Ricky Cuaca, Stephanie Ady, Iqbal Alif, Andhika Ariesta dan Yurike Cindy.
Nah untuk melihat sekilas seperti
apa sih acting para pemain ini, seperti apa sih sebenarnya tampiilan film ini,
maka silahkan disimak saja dulu trailernya berikut ini ya.
Jadi buat teman-teman yang penasaran sama film Sara & Fei, Stadhuis Schandaal ini sudah bisa langsung datang ke bioskop-bioskop kesayangan kalian ya, karena film ini sudah diputar perdana kemarin tanggal 26 Juli 2018 secara serentak di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia.
Selamat menonton :)
Aku kira ini akan bercerita ttg sejarahx ternyata menceritakan sisi lain zaman kolonial ya. Kisah cinta sara sedih ih, hrus pd nonton filmnya.
ReplyDelete