Di era yang katanya modern ini,
kita semakin mudah untuk mengetahui berbagai kondisi yang terjadi dengan begitu cepat tersebar karena
pengaruh adanya internet. Di media sosial, di berita online hingga di group-group
komunitas kita dengan mudah mendapatkan berbagai berita, termasuk maraknya
anak-anak usia sekolah yang terpaksa putus sekolah karena himpitan ekonomi yang
tak memungkinkannya untuk meneruskan sekolah.
Iya, kerap kita lihat, di lampu-lampu
merah, di bus-bus umum, di stasiun-stasiun kota, di jalan-jalan raya, kita sering
melihat begitu banyak anak-anak kecil yang harus menjadi pengamen,
peminta-minta, penjajal koran, penjual asongan, dan sederet pekerjaan lain yang
harus dipikulnya di usia yang sangat dini demi mencari sesuap nasi dan "melupakan" meraih ilmu di bangku sekolah.
Seharusnya usia sekecil itu
mereka ada di sekolah, belajar, menimba ilmu supaya mereka pintar agar kelak
masa depannya bisa lebih baik. Dan sejatinya masa depan negeri ini, ada di
tangan generasi mudanya, lantas bagaimana nasib negeri ini jika banyak
anak-anak mudanya terpaksa tidak atau terhenti bersekolah?
Mau dibawa kemana negeri ini jika
sudah begitu?
Pada hal kerap kita mendengar dan
juga membaca dalam pembukaan UUD 1945, bahwa salah satu tujuan negara kita
adalah “Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang hingga saat ini usia negeri ini
sudah 72 tahun merdeka namun sepertinya masih belum jua merata ke seluruh
pelosok negeri, karena pada kenyataannya, masih banyak masyarakat kita yang
belum mempunyai akses mengenyam dunia pendidikan formal yang layak, bahkan tak
sedikit yang harus putus sekolah karena berbagai keadaan.
Bahkan menurut data UNICEF
ternyata ada lebih dari 4,6 juta anak Indonesia yang seharusnya bersekolah tapi
tidak memiliki kesempatan tersebut karena berbagai faktor di lapangan. Dimana
menurut survey Sosial Ekonomi Nasional 2016 (Susenas), ternyata alasan utama
mengapa anak-anak tidak penah bersekolah atau putus sekolah ternyata disebabkan
oleh beberapa hal, diantaranya: Kondisi keluarga yang miskin, lokasi yang
terpencil, disabilitas fisik atau mental dan juga budaya.
Melihat kenyataan ini, Philips
Lighting merasa terpanggil untuk ikut membantu mengentaskan buta huruf dan
putus sekolah ini. Untuk itu, pada hari ini Selasa (03/10/17) Philips Berbagi
Terang melakukan peluncuran Kampanye
Terangi Masa Depan 2017 – 2018 melalui kerjasama dengan UNCEF.
Philips Lighting sebagai pemimpin dunia untuk produk, system dan
layanana pencahayaan tidak hanya terus menghadirkan inovasi pencahayaan yang
membuka nilai bisnis, namun juga memberikan pengalaman bermakna bagi masyarakat
dalam meningkatkan kualitas hidupnya, salah satunya dalam bidang pendidikan
ini.
Membuka acara ini langsung
dihangatkan oleh sambutan yang disampaikan oleh Bapak Rami Hajjar selaku Country
Leader Philips Lighting Indonesia.
Dalam sambutannya ini, Beliau mengatakan bahwa Philips Lighting
tidak melihat program CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai sarana untuk memperkuat bisnis.
Sebagai perusahaan yang sudah ada di Indonesia selama lebih dari 120 tahun,
Philips Lighting Indonesia ingin turut berkontribusi untuk masyarakat Indonesia,
salah satunya di bidang Pendidikan.
Selain itu, Bapak Rami Hajjar pun
menuturkan “Di Philips Lighting, kami percaya bahwa kami dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan kontribusi sosial kami kepada
masyarakat. Tantangan pendidikan yang dihadapi anak-anak Indonesia adalah
tanggungjawab kita semua, dan hanya dengan bekerja sama, kita dapat membuat
perubahan. Kerjasama lintas sektoral, seperti kemitraan kami dengan UNICEF,
akan memastikan bahwa Philips Lighting Indonesia tetap berkomitmen untuk
mendukung pendidikan di Indonesia.”
Sebagai bagian dari kampenye
Terangi Masa Depan, Philips Lighting Indonesia menargetkan untuk depat
mengumpulkan dua miliar rupiah dari penjualan paket Philips LED Khusus berlogo
UNICEFmulai bulan Oktober 2017 sampai dengan Maret 2018. Jumlah uang yang
berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk meelanjutkan pendanaan program UNICEF
“Kembali ke Sekolah” di kabupaten Brebes Jawa Tengah dan Mamuju Sulawesi Barat
serta diperluas ke Bone dan Takalar Sulawesi Selatan. Dimana bantuan tersebut
akan membantu sekitar 5.000 anak usia sekolah untuk medaftar ulang – atau
mendaftar untuk pertama kalinya dan tetap bersekolah.
Uluran kerjasama dari Philips ini
disambut dengan sangat baik oleh pihak UNICEF, bahkan Ibu Lauren Rumble selaku Deputy
Representative UNICEF Indonesia mengungkapkan bahwa dukungan dari Philips
Lighting untuk program “Kembali ke Sekolah” ini sangat membantu pihak UNICEF
dalam menyediakan akses pendidikan berkualitas kepada anak-anak Indonesia.
Tak bisa kita pungkiri, jika
anak-anak Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas maka hal ini
akan meningkatkan peluang bagi mereka untuk lepas dari kemiskinan, memperoleh
pekerjaan, tetap sehat, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat di masa
depan.
Philips Lighting sebagai pemimpin
dunia di bidang penyahayaan, melalui momentum ini mengumumkan komitmennya untuk
melanjutkan kemitraan dengan UNICEF dalam mendukung pendidikan bagi anak-anak
Indonesia. Dan untuk meresmikan kerjasama ini, maka Philips Lighting Indonesia
dan UNICEF melakukan penandatanganan komitmen kemitraan multi tahun untuk
sama-sama bekerjasama mensukseskan kampanye Terangi Masa Depan “Kembali ke
Sekolah” untuk anak-anak Indonesia.
Dan acara
selanjutnya adalah memasuki acara inti yaitu Talk Show yang menghadirkan para
pembicara diantaranya Ibu Suhaeni Kudus selaku Education Specialist UNICEF
Indonesia, Mr. Greggor Henneka selaku Chief of Partnership UNICEF Indonesia,
Mr. Lim Sau Hong selaku Country Marketing Manager Philips Lighting Indonesia
dan Bapak Bukik Setiawan selaku Pengamat serta praktisi pendidikan.
Acara talk
show ini mengangkat tema tentang “Peran Kemitraan dalam Mendukung Kelanjutan
Pendidikan Anak Putus Sekolah” yang membahas bagaimana peran serta antara
Philips Lighting dan UNICEF dalam rangka mensukseskan kampanye Terang Masa
Depan untuk periode 2017 – 2018 mendatang.
Dimana dalam
talk show ini banyak membahas tentang bagaimana perusahaan dan organisasi dapat
turut membantu mengurangi jumlah anak usia sekolah yang tidak bersekolah ataupun
putus sekolah di Indonesia. Karena seperti yang diungkapkan oleh Bapak Bukik
Setiawan mengenai situasi pendidikan anak di Indonesia saat ini dapat diibaratkan
pendidikan sebagai sesuatu yang multi-dimensi, yang menjadi tanggung jawab
bersama. Oleh karena itu, Bapak Balik sangat mengapresiasi kolaborasi
antar-organisasi seperti yang dilakukan oleh Philips Lighting Indonesia dan
UNICEF ini.
Dan tak bisa kita pungkiri, bahwa
untuk mengentaskan kurangnya pendidikan yang layak bagi anak-anak bangsa ini
menjadi tanggung jawab kita semua, bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi
semua komponen masyarakat dari berbagai aspek seharusnya bisa turut serta dalam
membantu mencerdaskan anak bangsa ini, termasuk kita masyarakat biasa.
Lantas bagaimanakah cara kita
bisa ikut berpartisipasi dalam mengurangi jumlah anak putus sekolah di negeri
ini?
Jawabanya yaitu kita cukup ikut
aktif dalam kampanye “Kembali ke Sekolah” yaitu kita bisa membantu kampanye
Terangi Masa Depan dan sekaligus mensuskseskan program UNICEF “Kembali ke
Sekolah” caranya sangat gampang bangat, kita hanya membeli bohlam paket khusus Philips LED “Beli 3 Gratis 1” yang berlogo UNICEF.
Jadi dengan membeli Philips LED
ini selain kita membantu anak-anak Indonesia supaya bisa mendapatkan pendidikan
yang berkualitas, ternyata bohlam lampu LED Philips ini bisa memberikan
penyacahaan yang nyaman di mata karena lampu LED Philips memiliki kualitas yang
bagus dan merata sehingga tidak berkedip, tidak silau di mata tapi justru
membuat mata menjadi rileks sehingga membantu mengurangi stress pada mata sehingga memberikan rasa nyaman bagi para siswa
yang harus belajar dalam jangka waktu yang lama.
Maka dari itu, tak ada ruginya
kita terlibat dalam membantu mensukseskan kampanye pembelian paket bohlam LED “Beli
3 Gratis 1” yang berlogo UNICEF itu artinya kita sudah menyumbang Rp. 2.000
setiap paket yang kita beli. Dengan menyisihkan sedikit bantuan kita, ini
sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan untuk meraih masa depan yang lebih
baik.
Yook kita berbagi, kita dukung Program Kembali Ke Sekolah untuk anak-anak putus sekolah :)
Selalu ya, philips tuh punya inovasi, seneng deh mengetahui akan hal ini.
ReplyDelete