Thursday, February 25, 2016

Film I am Hope ajariku jangan pernah berhenti bermimpi

Akhirnya kemarin saat weekend saya jadi juga nonton film I am Hope ini setelah sekalian hari menahan keinginan karena sikon yang tidak mengizinkan. Jujur saja sejak awal saya membaca berbagai informasi yang tersebar di berbagai media sosial tentang film I am hope ini saya sudah sangat penasaran.


Untuk itu makanya saat weekend kemarin saya dan beberapa orang teman sepakat untuk sama-sama untuk menonton film ini untuk mengisi akhir weekend kemarin.

Nobar film I am Hope rame-rame itu lebih seru :)
Film I am hope ini ternyata bercerita tentang perjuangan seorang gadis bernama Mia yang diperankan oleh (Tatjana Saphira) untuk mewujudkan mimpinya di dunia teater. Namun siapa yang menyangka, disaat semangat Mia untuk mewujudkan mimpinya itu, sebuah kenyataan pahit harus ditelannya kuat-kuat. 

Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-23, Mia divonis oleh dokter bahwa ia menderita kanker stadium 3. Penyakit kangker yang sudah merenggut nyawa ibunya. Menerima kenyataan ini sempat membuat semangat Mia menurun, terlebih merasa penyakit yang dideritanya itu adalah penyakit nomor satu yang mematikan di dunia ini.

“Hidup bukan sekedar bernafas, tapi Hidup adalah menjalani apa yang kita cintai” kalimat motivasi ini seolah menjadi cambuk bagi Mia untuk terus merajut mimpinya menjadi seorang penulis dan sutradara teater ternama. 

Mimpi Mia untuk bergelut di dunia teater bukan tanpa sebab, karena bakat ini tumbuh dari ayahnya yang seorang komposer tenar, dan juga ibunya yang seorang penulis dan sutradara teater yang juga terkenal. Namun sepeninggal Ibunya Madina Abdinegara yang diperankan oleh Feby Febiola, Mia hidup bersama dengan seorang ayah yang sangat sayang padanya yaitu Raja Abdinegara yang diperankan oleh Tio Pakusadewo dan seorang saudari perempuannya yang bernama Maia yang diperankan oleh Alessandra Usman yang juga sangat menyanyanginya.

Namun jalan yang harus dilaluinya untuk mewujudkan mimpi tersebut tidaklah mudah, mulai dari tidak mudahnya Mia mengajukan karya tulisnya pada sebuah PH hingga semakin memburuknya kondisi tubuhnya yang kian melemah karena penyakit yang dideritanya. 

Tapi di tengah himpitan kangker yang mencoba menggerogoti hidupnya, Mia selalu ditemani oleh Maia yang selalu menjadi penyemangat Mia menjalani kehidupan. Saudari yang sekaligus menjadi sahabatnya ini selalu memberikan motivasi yang luar biasa pada Mia supaya terus berjuang mewujudkan mimpinya.

Begitu juga ketika kehadiran sosok David yang diperankan oleh Fachry Albar ini, selain menjadi bunga cinta dalam hatinya, David yang seorang aktor teater ini pun juga turut memberikan motivasi pada Mia untuk terus berjuang melawan penyakitnya sekaligus mewujudkan mimpinya.

Tapi, Ayahnya meminta Mia untuk konsentrasi pada pengobatannya dan tidak mengharapkan Mia untuk membuang-buang waktunya supaya bisa benar-benar sembuh. Namun Mia bersikeras tetap pada impiannya, bahwa menjadi penulis dan sutradara untuk pementasan teater tetap begitu benggebu di dadanya.

“Jalani hidup dengan cinta, maka harapan itu akan terus hidup untuk esok yang lebih Indah, karena percayalah tak selamanya mendung itu kelabu, nikmati hidup ini dan terus berikan yang terbaik setiap harinya, sebab dimana ada kemauan dan keberanian disitu akan selalu ada harapan”

Sungguh film I am Hope ini banyak adegannya yang menguras air mata, terbukti banyak dari teman-teman saya terutama yang cewek pada menangis selama menonton film ini. Emosi penonton begitu diaduk-aduk oleh setiap adegannya, dan pesan yang ingin disampaikan dalam film ini jelas bisa kita tangkap bahwa jangan pernah takut untuk bermimpi, karena dimana ada kemauan dan kerja keras maka jalan untuk menggapai mimpi pasti ada.

Lantas, apakah Ayahnya Mia tetap gigih melarang Mia untuk menekuni mimpinya? Dan apakah Mia bisa mewujudkan mimpinya mementaskan teater impiannya? Atau Mia justru meninggal karena penyakit kangkernya dan mimpinya pun turut gugur? Temukan jawabannya dengan langsung menonton film ini sendiri ya kawan :)
 

No comments:

Post a Comment